Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Ribuan Kasus PMK di Sleman, Kementan Sasar Ternak Sapi Perah hingga 3100 Dosis Vaksin

Ternak Sapi
SAPI perah di Kabupaten Sleman, DIY, diserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Pemerintah merespon cepat kerahkan tenaga medis khusus ternak. Foto CIO/Feed Strategy)

CIO—Upaya pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman bersama Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia dengan menluncurkan vaksinasi PMK perdana.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menyebut terdapat 2000 ternak di Kabupaten Sleman terjangkit penyakit mulut dan kuku 11 di antaranya mati.

Mengetahui adanya kasus penyakit menular pada hewan ternak tersebut pihaknya segera merespon cepat dengan membentuk Satuan Tugas Unit Respon Cepat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku.

Satuan tugas pencegahan penyakit yang dibentuk ditetapkan dengan Keputusan Bupati Sleman Nomor 33.3/Kep.KDH/A/2022.

“Dengan adanya Satgas ini, terkait PMK, diharapkan dapat merespon cepat dan tepat setiap kejadian dan laporan dari masyarakat,” ujarnya.

Perhatian besar Pemerintah Sleman dalam upaya melakukan pencegahan penyakit menular pada ternak di wilayahnya disambut baik oleh masyarakat setempat.

Vaksinasi PMK tahap pertama dilaksanakan di Dusun Srunen, Kelurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, dengan target 3100 dosis.

Meski vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) dipioritaskan untuk ternak sapi perah tidak menutup kemungkinan juga diberikan pada hewan ternak lainnya .

“Kita berharap dengan pemberian vaksin PMK ini benar-benar dapat menghentikan penyebaran virus PMK pada ternak di wilayah Sleman,” katanya.

Pemerintah Sleman sangat mendukung upaya pencegahan penyakit menular pada ternak yang akan diselesaikan hingga 5 Juli 2022.

“Pelaksanaan vaksinasi pada tahap pertama ini harus selesai pada 5 Juli 2022,” kata Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, drh Nursapto Hidayat.

Vaksinasi ternak yang diprioritaskan untuk ternak sapi perah itu akan diberikan sampai tiga kali seperti halnya vaksinasi pada Covid-19, namun,

“Ini karena berbeda dengan sapi potong,” kata drh Nursapto.

Dijelaskan bahwa sapi perah diketahui memiliki umur panjang dibanding sapi potong.

Selain itu, kebanyakan sapi perah pengelolaannya menggunakan dana bank atau kredit usaha rakyat yang penghasilannya bersifat harian.

Untuk menjaga stamina ternak sapi agar tetap sehat, pihaknya tidak melarang pemakaian obat-obatan tradisional seperti jamu atau racikan herbal lainnya yang bebas dari zat kimia.

Peternak sapi bisa menggunakan obat tradisional dengan mencampurkan gula merah, kecap dan telur sebanyak tiga butir.