Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
NEWS  

Pelestarian Permainan Rakyat “Pacu Onau”

ta: pacu-onau
keterangan: pacu-onau

Pacu Onau (enau), sesuai dengan namanya, merupakan sebuah perlombaan yang menggunakan pelepah enau atau pelepah nira sebagai alat permainan.

Pelepah enau ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah perahu lengkap dengan nama dan warna yang menarik.
Nama yang dipakai pada perahu sangat beragam dan unik bahkan ada pula yang mengungkapkan isi hati empunya perahu seperti pada perahu-perahu yang ditemukan pada lomba di Pangean Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Nama-nama perahu tersebut adalah

“Adiak Bapaliang kek Baju Dinas”
“Kau Barubah dek Gotah Murah”
“Dek Tiger Supra Taciciar”.

Perahu-perahu ini menjadi multifungsi. Disamping untuk penggunaannya di dalam lomba, perahu ini juga menjadi media pengekspresian suasana hati sang pemilik.

Perahu enau yang telah diberi nama dan diwarnai ini kemudian dilombakan pada event-event besar — biasanya antar kampung dan kecamatan–.

Penilaian perahu yang menjadi juara adalah dengan melihat sejauh mana perahu tersebut bisa diluncurkan pada lintasan. Jarak lintasan yang digunakan tidak terbatas, artinya selagi perahu tersebut masih bisa meluncur maka sejauh itu pulalah lintasan tersebut digunakan.

Pada dasarnya Pacu Onau adalah sebuah permainan yang dimainkan oleh anak-anak. Menurut Dt. Bagindo Parkaso — Penghulu Suku Paliang di Pangean –. Permainan ini dulunya hanya dimainkan di kalangan anak-anak umur 10-14 tahun (sekitar kelas 4-6 Sekolah Dasar).

Sedangkan anak-anak yang lebih besar sudah merasa malu untuk memainkan permainan ini dikarenakan mereka sudah merasa dewasa dan memiliki ruang pergaulan yang berbeda.

Pacu Onau, pada masa itu, dimaksudkan sebagai perintang waktu ashar atau dalam bahasa Pangean disebut dengan palengah-lengah ashar dan dimainkan pada musim kemarau.
Hanya pada musim inilah lintasan tanah bisa digunakan, sebab pada musim hujan lintasan akan menjadi becek dan menghambat laju perahu sehingga otomatis permainan ini tidak bisa dimainkan.

“Lestari budaya ku,Bugar bangsa ku”

Source: FP KPOTI Provinsi Riau