CIO—Kanker darah menjadi ancaman serius bagi para lansia di Indonesia, tetapi, bukan berarti tidak bisa diobati.
Dilansir CIO dari Antara, kanker darah salah satunya disebabkan adanya pertumbuhan produksi sel darah secara berlebihan terutama di bagian sumsum tulang.
Seorang ahli spesialis penyakit dari salah satu rumah sakit di Jakarta mengungkapkan gejala kanker darah bisa tidak jelas dan sulit dikenali.
“Kebanyakan orang dengan gejala ini tidak akan menyangka mengalami kanker darah,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi RSCM Jakarta, Nadia Ayu Mulandari.
Ada tiga jenis kanker darah yang saat ini sering diderita oleh para lansia, yakni Lymphoma, Leukemia, dan Myeloma.
Jenis kanker Lymphoma adalah sel darah merah yang dipengaruhi oleh sel darah putih (limfosit) cenderung dialami oleh orang dewasa.
Kanker Lymphoma memengaruhi sistem limfatik, terutama kelenjar getah bening.
Kedua, kanker Leukemia yang dapat tumbuh cepat (akut) atau tumbuh lambat (kronis) yang mempengaruhi sel lain menyebabkan pencegahan terhadap sel darah putih untuk melawan infeksi di tubuh manusia.
Dan yang ketiga, adalah kanker jenis Myeloma yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Akibatnya, manusia sangat rentan terhadap infeksi penyakit.
Pasien kanker yang terdiagnosa umumnya mengeluh demam, nyeri sendi, lemas hingga mengalani penurunan berat badan secara drastis.
Selain menurunkan trombosit kanker darah juga mengakibatkan pembesaran pada limpa.
Kanker darah lebih dominan menyerang orang yang berumur lebih dari setengah abad.
“Kanker darah terjadi pada orang berusia 70 tahun atau lebih,” katanya.
Dominasi usia lansia itu mewakili 45 persen dari total kasus yang terjadi di Indonesia.
Hemoglobin (Hb) rendah dan leukosit tinggi, serta rendahnya berkurangnya trombosit, menjadi ukuran deteksi dini yang umum dilakukan. (*)