Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Cerbung: Aku, Buku dan Perjalanan Adaptasiku (4)

Oleh: Al Firdaus, Tenaga Pendidik.

(CIO) — Di tengah pandemi ini semua orang terkena berbagai macam dampaknya. Semua yang berhubungan dengan orang banyak akan macet. Apalagi filosofi hidup kita bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Ada berbagai macam kebutuhan dari dalam diri kita yang berhubung langsung dengan orang lain. Tapi di saat ini jika kita masih ingin berhubungan dengan orang lain harus terbatas dan bisa dengan cata menggunakan teknologi yang diciptakan oleh akal manusia.

Kita harus tetap hidup dan bertahan dengan segala kemampuan kita. Tuhan Yang Maha Besar pasti memberikan jalan bagi mereka yang memiliki keyakinan kepada-Nya. Saya pun sebagai seorang Pengajar harus segera beradaptasi dengan kondisi seperti Covid-19 ini. Pembelajaran yang biasa dilakukan dengan cara tatap muka hampir 99% kini beralih ke aplikasi zoom atau gmeet.

Hal tersebut memang tidak mudah. Apalagi mengingat virus Covid-19 menjadi bak hantu dimana-mana, tidak perduli siang atau malam. Asal ketika keluar rumah maka yang terbayang langsung virus ini. Hal seperti ini menjadi phobia yang berlebihan bagi semua.

Dengan adanya Covid-19 ini apa yang bisa kita maksimalkan ya harus dimaksimalkan. Biasanya saya mengajar privat di beberapa orang dekat rumah, akhirnya harus menggunakan aplikasi zoom. Bahkan untuk beribadah shalat yang biasa ke masjid secara rutin, kini kita cukupkan di rumah saja. Beberapa bulan hampir sepenuhnya di rumah. Ketika di rumah pun saya mulai membuka internet siapa tahu ada hal yang bisa dilakukan untuk menghasilkan karya. Tapi masih nihil juga. Banyak terkendala hal lain. Tapi harus berusaha terus untuk dimaksimalkan.

Akhirnya saya kepikiran untuk melanjutkan novel saya yang sempat terlupakan di tahun 2017 yang belum selesai digarap. Dengan cepat saya membongkar seluruh agenda-agenda yang saya tulis sejak SMA dulu. Saya buka satu persatu. Ternyata ada keasyikan tersendiri ketika saya membaca perasaan saya dalam sebuah agenda hidup.

Ini aneh tapi asyik, seru dan menarik, setidaknya ada 20 agenda berukuran kecil seperti buku tukang kredit panci. Dan buku besar sepeti buku tamu pengunjung hotel, bertulisan cap Gelatik Kembar. Di dalamnya banyak sekali tulisan.
Ada yang bertema perasaan cinta yang harus menunggu, ada tema bagaimana menyelesaikan tugas kuliah yang sulit diselesaikan, sulit karena bukunya tidak ada diperpus kampus. Sedangkan kalau beli belum punya uang. Uang beasiswa cuma cukup untuk belajar saja. Tertera pula target 5 tahun yang akan datang, saya harus seperti apa. Dalam agenda tertulis niatnya ingin pulang kampung, buka usaha ayam potong biar tidak dicap sebagai mahasiswa pengangguran.

Terkadang nasib berkata lain. Yang akhirnya membawa saya merantau ke Jakarta yang tidak pernah saya prediksi dalam akal sehat saya. Waktu itu, keinginan saya jika kembali merantau maunya hanya di pulau Jawa saja. Eh, itu takdir.

Di Jakarta pun saya masih menulis di agenda berikutnya, bagaimana aku bekerja sebagai OB di Sudirman, dari Sudirman ke GI dengan status pegawai retail, setelah GI ke PIM dengan status masih sebagai staff elektronik produk Apple. Berganti status lagi menjadi CC Telkom, dan yang terakhir sebagai Pengajar SD.

Akhirnya membuat saya segera membuka laptop untuk merangkai tulisan. Novel yang awalnya hanya 90 halaman menjadi 300 halaman. Saya sengaja membiarkannya mengalir begitu saja. Saya hanya ingin menguji diri saya sendiri sejauh mana cerita ini berakhir. Terbitlah novel berjudul Surat Rindu berjumlah 280 halaman editan diberbagi sudut.

Setelah itu saya buka kembali cerpen-cerpen saya. Saya baca ulang. Saya edit dan akhirnya saya terbitkan lagi di penerbit yang sama. Berjudul Aku dan Tentang Kita. Jumlahnya tidak banyak hanya 60 halaman. Tapi dua karya tersebut membuat saya bahagia karena saya masih menulis di tengah pandemi Covid-19 ini.

Saya pun terus menulis sampai akhirnya tulisan saya sering dimuat di dua media online. Dan satu lagi novel yang dibantu oleh editor CakrawalaIndonesia.Online –CIO– bernama M. Syari Faidar yang siap diterbitkan oleh Penerbit Mayor. Tinggal menunggu bulan saja. Kemarin baru selesai mengirimkan revisiannya.

(***)

Penulis: Al Firdaus

Profesi penulis sebagai Tenaga Pendidik di SD Tahfiz Jabal Rahma dan SD Cikal Cendekia Tangerang.