Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Bubur Blunyahan Kuliner Tradisional Sewon Bantul

Bubur Blunyahan dalam wadah pincuk berisi sambal goreng krecek tempe, bihun, tempe tepung goreng dan lempeng khas Yogya. (Dok. Adham/CIO)

YOGYAKARTA(CIO) – Bantul yang dikenal dengan destinasi wisata pantai Selatan ternyata menyimpan kekayaan kuliner tradisional, salah satunya bubur Blunyahan.

Bubur Blunyahan khas Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menambah angka khasanah kuliner di Indonesia.

Berbeda dengan bubur suro dalam upacara tradisi kerajaan Mataram seperti Karaton Yogyakarta dan Surakarta, atau Kadipaten Pakualaman dan Mangkunegaran.

Sekilas bubur Blunyahan mirip dengan bubur suro dan bubur lemu. Namun, yang membedakan dari ketiganya adalah kemasan dan lauk yang disajikan.

Menurut warga Blunyahan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, bubur Blunyahan hanya ditemui pada momen tertentu, misalnya peringatan HUT RI atau acara khusus.

“Kadang pada hari-hari besar lainnya masih ada yang membuat bubur ini (Bubur khas Blunyahan),” ujar ibu-ibu dari Kelompok Dasawisma RT. 046 Blunyahan, Ahad (21/08/2022).

Bubur Blunyahan berisi sayur dan lauk berupa sambal goreng krecek tempe, bihun, tempe tepung goreng dan lempeng khas Yogya disajikan dalam pincuk.

Dalam kamus Bahasa Sansekerta ‘pincuk’ berarti wadah yang terbuat dari daun pisang dibentuk mirip caping yang dibalik.

Bubur Blunyahan punya rasa gurih dengan nuansa pedas. Biasanya dibuat dari beras, santan dan garam. Tetapi, ada juga yang menambahkan jahe dan sereh.

Bubur Blunyahan biasa disajikan dengan bihun dan sambal goreng krecek tempe berkuah encer dan pedas.

Jika pada umumnya di atas bubur ditaburi bawang goreng atau abon daging sapi, sedangkan bubur Blunyahan hanya dilengkapi dengan tempe tepung goreng dan kerupuk lempeng khas Yogya.

“Berbeda dengan bubur lemu khas Solo atau Yogya. Bubur khas Blunyahan cocok untuk sarapan pagi. Tapi, belum ada yang menjual,” kata warga.

Uniknya bubur Blunyahan hanya dapat ditemui di Blunyahan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, berbeda dengan bubur sambal goreng krecek yang mudah ditemui pada penjual gudeg yang tersebar di Yogya.

Meski bubur sambal krecek tempe sudah dikenal kelezatannya, namun, belum ada penelitian sejarah asal-usulnya.

Selain bubur Blunyahan, Bantul yang dikenal dengan keelokan pantainya juga terkenal dengan kuliner lainnya seperti mie penthil, mie lethek, gudeg manggar, sate klatak, sate kronyos, mangut lele, pecel belut, ingkung dan ayam goreng.(***)