Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Opini  

Bias-bias dan Sesat Pikir Bacalon Kepala Daerah Kampar

Bias-bias dan Sesat Pikir Bacalon Kepala Daerah Kampar
Bias-bias dan Sesat Pikir Bacalon Kepala Daerah Kampar

(cakrawalaindonesia.online) – Perhelatan Pilkada Kampar masih 2 tahun lagi, tapi geliat bakal calon (Bacalon) Bupati sudah mulai digadang-gadang, tidak satu dua orang, bahkan sudah beredar lebih dari 5 nama.

Hehe seperti biasa, orang-orang yang mulai muncul hadir dengan generalisasi ide (ide umum), yang sebenarnya kosong alias ampo — baca: hampa.

Saya ingin memperlihatkan beberapa bias mungkin hampir ke sesat pikir bakal calon Kepala Daerah dalam menjawab pertanyaan ketika ditanya kenapa berkeinginan untuk maju sebagai calon Kepala Daerah.

Hal ini perlu agar kita mampu merekonstruksi cara berpikir kita dalam melihat calon Kepala Daerah Kampar, agar kita tidak silau dengan popularitas, keturunan, kegantengan, uang yang banyak dan dukungan partai politik, tapi sebetulnya mereka ngga punya ide!!!

Oleh sebab itu, kita harus minta mereka menggeser hal-hal umum ke hal-hal khusus.

Anak-anak muda yang berpendidikan dan yang berpikir kritis serta bagi yang bisa melebarkan perspektifnya, juga harus meminta detil apa yang mau dilakukan Bakal Calon Kepala Daerah.

Bukan saatnya lagi kita dibodoh-bodohi oleh orang yang sebenarnya sama bodohnya dengan kita, kenapa demikian, karena apa yang disampaikannya hanya angin kosong.

Berikut beberapa bias atau “sesat pikir” alasan Bakal Calon Bupati maju menjadi kepala daerah :

  1. Alasan membangun Daerah, coba kita tanya lebih dalam apa yang mereka maksud dengan membangun daerah, apa indikator mereka dalam membangun. Ketika kita minta detilnya, pasti tidak akan ketemu. paling-paling hanya akan muncul argumentasi soak yang general alias umum seperti : “Membangun kesejahteraan rakyat.“

Dalam sejarah penjabaran visi misi dan program Calon Kepala Daerah Kampar, tidak pernah saya menemukan bahasan yang jelas bagaimana Calon Kepala Daerah memaparkan strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang ada adalah pernyataan umum sambung menyambung dengan pernyataan umum lainnya.

Misal: “program kami akan membangun kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.”

Pernyataan yang sangat umum terus caranya juga umum. Meningkatkan kesejahteraan terus mengurangi pengangguran. Cara ne piye brur???

Mari Kita buka sedikit, siapa tahu ada yang minta solusi hehee, harusnya paling tidak begini :

Kalau ada yang bilang mau meningkatkan kesejahteraan harusnya berakar dari pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi kita 3,5% hingga 3,8% berkisar segitu-gitu aja, agar kue pembangunan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Kampar, maka pertumbuhan ekonomi harus diatas 4%, apa hubungannya, kalau pertumbuhan ekonomi di atas 4%. Dari mana angka ini datang?

Semua yang di dapat dan semua yang dikonsumsi dalam suatu daerah, kalau angkanya turun berarti pendapatan dan belanja masyarakat hanya sedikit. kalau tiap tahun tumbuh berarti ekonomi jalan, belanja pemerintah Kampar optimal, usaha mikro jalan, konsumsi masyarakat ada, pertanian jalan, dan pendapatan meningkat. kalau turun, berarti ada kesempatan yang hilang, kesempatan apa? Kesempatan memperoleh pendapatan: ada supir superband, penjual sate, PNS, penjual lontong pical, penjual lopek bugi, penjual pulsa, tukang bangunan, tukang pecah batu, dll.

Jika angka pertumbuhan kita dibawah 4%, berarti Konsumsi rumah tangga turun, belanja pemerintah turun atau tidak optimal, Pemerintah ngerem belanja investasi, di sisi investasi tidak ada investor yang mau datang.

Lalu kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan Calon Kepala Daerah, nah disinilah harusnya Calon Kepala Daerah Kampar masuk ke hal-hal detil. Misal : Bicarain donk tentang upaya peningkatan pendapatan dan konsumsi masyarakat secara detil, misalnya harus ada stimulus UMKM, stimulus pedagang mikro personal yang kalau mereka datang ke bank, bank ngga mau nerima. Caranya, tiap pedagang mikro harus terdata, wajibkan setiap pedagang dan usaha mikro kecil untuk mengurus ijin usaha tingkat kabupaten, yang tujuannya untuk pendataan agar bantuan dan stimulus usaha kecil dapat dilakukan dengan baik. Tapi ingat, pengajuan ijin ini jangan pula dijadikan proyek korupsi, terus rakyat kecil disuruh bayar untuk mendaftar. Kenapa pendataan ini perlu dilakukan, karena hampir 70% penduduk Kampar bergerak di sini, jadi kalau mau mensejahterakan masyarakat tunjukkan detilnya apa yang akan diperbuat ke kami sebagai warga Kampar.

Kemudian Link and Match Sektor Pertanian dan UMKM. 

Dalam kebijakan-kebijakan sektor pertanian.. Memperkuat Kelompok Tani baik dalam pendataan maupun dalam program pengembangan, reformulasi bantuan yang sidah diberikan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan dan mesin, lumbung, dll… Lanjut ke UMKMnya… Gimana para petani bisa jual hasil buminya melalui UMKM, baik itu bahan hasil bumi atau untuk bahan olahan makanan, pemahaman proses ijin PIRT, sterilisasi kemasan, bagaimana cara peningkatan karya UMKM melalui koordinasi lintas Dinas sehingga bisa go nasional bahkan internasional.

Nah ini salah satu contoh sederhana yang detil.

Untuk bahasan sesat pikir lainnya dibawah ini, saya ngga’ akan kasih solusi lagi apalagi detilnya, karena kita ingin minta bakal calon – bakal calon Bupati Kampar mikir tentang detilnya.

  1. Sesat Pikir kedua Bakal Calon Bupati:
    “Kampar ini memiliki potensi, dengan potensi yang dimiliki kita bisa lebih maju dari Kabupatan lain.”

Dari Bupati pertama Kampar sampai dengan Balon Bupati yang sudah koar-koar, masalah atau kaji ini selalu di ulang-ulang.

Tapi,,, Kita hanya akan menemukan pernyataan Bakal Calon Kepala Daerah yang sangat umum. Ketika kita minta satu-satu potensi yang dimiliki Kampar, maka akan dijawab secara umum juga bahwa kita punya potensi pertanian, potensi hutan, potensi pariwisata, potensi kekayaan alam.

Pertanyaannya, mau diapakan potensi itu, apa iya itu disebut potensi? Yakinlah bahwa mereka ngga’ punya data dan ngga’ tahu mau diapakan.

Ketika ditanya, maka kandidat akan menjawab dengan pernyataan umum:

  • kita tingkatkan pertanian.
  • kita tingkatkan ‘antu blau’.

Begini ya, cara mereka memandang potensi saja sudah salah, apalagi cara menggerakkan potensi, maka akan lebih salah lagi.

Saya jamin 1000%, ketika ditanya apa yang membedakan potensi Pertanian, Hutan, SDA kita dengan daerah tetangga?, Bagaimana mendayagunakan potensi itu? Pasti ngga bisa jawab sampai ke detil mau diapakan.

Artinya, mereka hanya GEDE BaCot, dan berputar-putar sekitar masalah-masalah yang umum.

Ngga percaya?, Contohnya nih ya, saya Haqqul Yaqin bahwa Pembacaan bakal calon Bupati Kampar mengenai Tol adalah sebuah potensi bagi Kampar.

Tapi coba minta detilnya, apa yang bisa mereka upayakan untuk mengambil advantages dari Tol yang mereka sebut sebagai potensi Kampar itu, pasti akan dijawab pariwisata, ekonomi dll.

Tapi gimana menggerakkan pariwisata dan ekonomi dengan tol itu? Pasti ngga ada jawabannya, kalaupun dijawab, pasti yang sifatnya umum.

Tau ngga sih bahwa ……

Kalau Tol Padang-Pekanbaru itu siap, maka sektor pariwisata Sumbar langsung melesat, yang biasanya 6 sampai 8 jam, kalau lewat tol bisa jadi 3 atau 4 jam, setiap Jumat lalu lintas dari Pekanbaru akan sangat ramai menuju Bukittinggi dan sekitarnya, Sumbar akan dipenuhi oleh wisatawan dari Riau, termasuk juga mereka ke Padang, dan seterusnya ke Pesisir Selatan”.

Di Riau itu uang banyak, tapi tempat-tempat wisata terbatas, sementara di Sumbar lengkap, mulai dari laut, danau, gunung dan suasana alam yang sejuk.

Kondisi ini agak-agak mirip Jakarta dan Bandung, Jakarta adalah pusat bisnis dan Bandung jadi pusat wisata masyarakat Jakarta untuk menghabiskan uang di akhir pekan.

Lebih kurang seperti ini lah kejadiannya nanti, tapi Pekanbaru tidak bisa menjadi pusat bisnis, perkembangan industri tidak terlalu moncer. Karena hanya satu sektor industri yang berkembang yaitu perkebunan. Diluar itu masih terengah-engah.

Nah, bagaimana dengan posisi Kampar, Kampar akan jadi daerah penyangga, daerah lalu lintas pariwisata dari Pekanbaru ke Sumbar, apakah akan berdampak?, yakin-seyakin-yakinnya lah bahwa tidak akan memberikan dampak apa-apa bagi perkembangan sektor industri baik pariwisata maupun industri lainnya.

Yang kita punya hanya ke-PEDE-an Semu bahwa kita punya destinasi pariwisata yang layak dikunjungi, tapi levelnya jauh di bawah destinasi yang ada di Sumbar. Ngapain mampir di Kampar kalau perjalanan ke Padang hanya 3 jam dan fasilitas rekreasinya jauh lebih layak.

Apa yang digaungkan sejauh ini hanya upaya untuk mencitrakan bahwa pemerintah bekerja untuk meningkatkan value destinasi wisata. Tapi yakinlah tidak ada usaha yang komprehensif dari Pemerintah Daerah untuk memaksimalkan fungsi-fungsi pariwisata tersebut.

Pasti ada yang nanya:
Lalu bagaimana donk?, jangan hanya menyalahkan orang, kasih solusi donk gimana mendayagunakan Tol agar jadi potensi bagi Kampar.

Nah loe yang mau maju, masa kami yang mikir, Ayo donk berpikir calon-calon Kepala Daerah. Jangan menjual mimpi dengan statement-statement umum yang sebetulnya bego, berikan kami detilnya!!!

  1. Sesat Pikir ke-3
    Kampar perlu pendekatan dan sentuhan baru

Sentuhan baru seperti apa yang dibutuhkan Kampar?, Sentuhan itu baru akan terlaksana jika :

Pemetaan masalahnya benar, sehingga solusinya benar.

lha… wong pemetaan masalahnya aja ngawur, gimana mau menyelesaikan dengan benar.

Kenapa ngawur? Coba minta detil masalah ekonomi Kampar, sosial dll. sama aja, jawabnya yang umum-umum yang bahkan anak SD juga ngerti.

  1. Sesat pikir selanjutnya:

Belum saatnya kami bicara program, tau ngga, kandidat yang bicara seperti ini karena memang tidak ada yang terpikirkan apa yang mau dilakukannya secara spesifik.

“Pengetahuan akan memperkaya data dan informasi serta argumentasi, selain itu akan memberi konteks yang tepat, serta sebaliknya tanpa pengetahuan maka……”

(Dari Topian Boncah Loyak, Teratak, Rumbio Jaya)

Penulis: Gusti Amri, Pakar GCG Bermastautin di Jakarta, Anak Jati Kampar. 

 

Penulis: Gusti Amri, Pakar GCG Bermastautin di Jakarta, Anak Jati Kampar. Editor: M Syari Faidar