Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

UNWTO Ajak Media Asing Jelajah Desa Wisata Nglanggeran

UNWTO
UNWTO Ajak Media Asing Jelajah Desa Wisata Nglanggeran

YOGYAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – UNWTO bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar kegiatan media trip ke Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang berlangsung selama empat hari dari 12-15 Desember 2023.

Kegiatan media trip UNWTO ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran awareness akan peran sektor pariwisata dalam mempromosikan pembangunan pedesaan rural development sekaligus mempromosikan program UNWTO Best Tourism Village (BTV) Initiative.

Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Florida Pardosi, dalam keterangannya, Jumat (15/12/2023), mengatakan media trip UNWTO ini akan membawa nama baik Indonesia di mata dunia.

“Sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia Pasifik yang dipilih oleh UNWTO sebagai lokasi media trip tahun 2023, sudah sepatutnya kita bangga dengan pencapaian ini. Momentum ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk mempromosikan tidak hanya Desa Wisata Nglanggeran, tetapi juga Indonesia ke dunia internasional,” kata Florida.

UNWTO yang diwakili oleh Senior Project Specialist dari UNWTO Tourism for Rural Development Programme, Maulita Sari Hani, membawa 5 (lima) media sebagai peserta. Yakni TTG Asia (Asia reach), DestinAsian, The Philippine Star, The Korea Times, dan South China Morning Post.

Selama di Nglanggeran, para peserta media trip menginap di homestay dan melakukan beberapa aktivitas. Seperti membuat anyaman janur, bermain gamelan, kendurian, treking ke Gunung Purba, menikmati sunset di embung, mengunjungi pertanian durian dan coklat, serta berkunjung ke griya cokelat dan griya spa.

Maulita menjelaskan bahwa UNWTO memilih Desa Wisata Nglanggeran karena menganggap penerapan pariwisata berbasis masyarakat atau community-based tourism di desa ini sudah sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari inisiatif-inisiatif kegiatan yang banyak diusulkan dan dieksekusi oleh pengelola dan pemerintah desa bottom-up yang didukung secara nyata oleh stakeholder pariwisata, termasuk pemerintah.

Di mana, hal seperti ini jarang terjadi di desa wisata dari negara-negara lainnya, yang kebanyakan inisiatif kegiatan justru berasal dari pemerintah dan masyarakatnya tinggal melaksanakan inisiatif tersebut.

“Bila melihat pada website UNWTO, hanya akan ada informasi mengenai desa wisata terbaik itu sendiri. Sementara kita tahu bahwa di belakangnya ada banyak sekali pihak yang terlibat, terutama pemerintah. Melalui kegiatan ini, saya melihat secara langsung tantangan-tantangan yang dihadapi di level bawah, dan bagaimana masyarakat dan para pemangku kepentingan di sini bekerja sama untuk mengatasinya. Indonesia memiliki social capital yang bagus. Inilah yang ingin kami tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya sekedar sebagai destinasi pariwisata saja, tetapi juga merupakan sebuah negara yang memiliki banyak sumber daya (resources) melalui social capital itu tadi,” jelas Maulita.

Pemerintah daerah sendiri sangat mendukung upaya-upaya untuk mengembangkan dan mempromosikan Desa Wisata Nglanggeran. Di antaranya dengan membantu fasilitas pariwisata, mengadakan pelatihan SDM, menjadikan Nglanggeran sebagai lokasi pelaksanaan event-event tertentu, dan juga bekerja sama dengan beberapa negara, seperti Korea Selatan dan Australia, melalui MoU.

Bupati Gunung Kidul, H. Sunaryanta, mengungkapkan rasa bangganya karena Nglanggeran terpilih sebagai lokasi media trip UNWTO sekaligus berterima kasih pada pihak-pihak yang mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di desa ini.

“Terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada Nglanggeran yang dipilih sebagai lokasi media trip UNWTO kali ini. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menjadi sarana promosi pariwisata Gunung Kidul agar mendunia. Tentunya, kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami membutuhkan kerja sama dengan banyak pihak untuk mempromosikan destinasi wisata yang ada di wilayah Gunung Kidul ini,” kata Sunaryanta.