Cakrawalaindonesia.id – “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21).
Kebutuhan dalam hal proses pendidikan di setiap level pendidikan tentu berbeda, baik itu di level Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam berbagai aspeknya, tidak hanya dari sisi tingkat kesulitan akademiknya yang berbeda, namun juga perbedaan usia yang ada yang kemudian mempengaruhi berbagai aspeknya pula, baik itu akademik, kemandirian, emosional, maupun sosialnya.
Seorang guru harus memiliki kemampuan dasar yang mumpuni yang mampu bersesuaian dengan kebutuhan level pendidikan yang ada, yang pada akhirnya mengarah pada apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang guru khususnya seorang wali kelas di level pendidikan tersebut.
Jika kita secara khusus berbicara tentang pendidikan di sekolah dasar berikut objeknya yakni para siswa (anak-anak) di sekolah dasar tersebut, tentu ada berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan mereka.
Secara berbagai aspek kemampuan yang dimiliki oleh para siswa di berbagai level pendidikan yang berbeda tentu tidak bisa disamakan satu sama lain, perbedaan usia sangat berpengaruh pada tingkat kematangan para siswa tersebut, khususnya para siswa (anak-anak) di sekolah dasar mereka masih sangat membutuhkan bimbingan dan pendampingan oleh para gurunya di sekolah, yang pada saat bersamaan pun didukung oleh sebuah sistem yang dibuat oleh sekolah yang memungkinkan mereka mendapatkan kualitas pendidikan yang baik.
Para siswa di sekolah dasar di awal-awal masa sekolahnya, merupakan sebuah momen yang sangat berat bagi mereka, ketika pada level pendidikan sebelumnya yakni saat mereka duduk bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) mereka masih didampingi secara langsung oleh orang tuanya di samping oleh gurunya juga di sekolah, nilai-nilai kemandirian perlahan-lahan mulai dibentuk ketika mereka memasuki awal di sekolah dasar, maka dari berbagai kebutuhan yang mesti didapat oleh mereka sangat penting kiranya seorang guru memiliki kecakapan yang dibutuhkan, lalu apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang guru (wali kelas) di sekolah dasar? Selain berbagai tugas dan tanggung jawab yang meliputi administrasi, manajemen kelas, dan pengajaran, berikut diantaranya:
1. Pemahaman dan Perhatian terhadap Kebutuhan Siswa
Wali kelas harus memiliki “kepekaan” terhadap kebutuhan individu siswa, termasuk kebutuhan fisik, emosional, dan akademik. Ini mencakup membantu siswa yang kesulitan dalam hal-hal sederhana, seperti pergi ke toilet, mengelola barang-barang pribadi, hingga mengembangkan keterampilan hidup sehari-hari seperti melepaskan dan menggunakan pakaian, bahkan sampai menggunakan dasi dan ikat pinggang.
Bagi beberapa siswa tertentu terkadang mereka masih kesulitan dan membutuhkan pendampingan gurunya di dalam melakukan hal-hal yang sangat dasar, oleh karena itu penting kiranya bagi seorang guru untuk menciptakan “support system” bagi kebutuhan-kebutuhan dasar mereka, ini merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab utama bagi seorang guru terutama wali kelas yang memiliki intensitas dan interaksi rutin sehari-hari dengan para siswa, sekaligus ini juga merupakan kesempatan yang sangat baik bagi seorang guru untuk menciptakan bonding (hubungan) yang kuat dan positif kepada para siswa, dari sini akan tumbuh rasa percaya dalam diri para siswa kepada gurunya dan rasa nyaman yang didapat oleh para siswa ini akan menciptakan lingkungan belajar yang sangat baik dan positif, oleh karena itu seorang guru harus berperan secara langsung di dalam kebutuhan-kebutuhan dasar siswa yang memang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang guru, yang tidak dapat dialihkan perannya kepada selain guru yang memegang para siswa (kelas) tersebut.
2. Kemandirian dan Pembentukan Karakter
Wali kelas berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai kemandirian, seperti tanggung jawab pribadi, disiplin, dan inisiatif.
Mengajarkan anak-anak untuk mandiri dalam tugas-tugas sederhana seperti buang air, makan, berpakaian, dan menjaga kebersihan pribadi adalah bagian dari proses ini.
Namun untuk tingkat kelas tertentu seperti kelas-kelas awal atau bahkan untuk beberapa siswa tertentu yang memiliki kebutuhan khusus yang dimaksud dengan mengajarkan mereka untuk mandiri bukan berarti dilepas begitu saja, atau dibiarkan begitu saja tanpa pendampingan dan perhatian dari gurunya.
Guru harus tetap melakukan pendampingan dalam setiap proses kemandirian mereka, pendamping yang dimaksud tentu dengan pendekatan yang proporsional dan adil, tidak bisa disamaratakan pada setiap siswanya, disinilah seorang guru memiliki kemampuan untuk memahami dan “kepekaan” terhadap setiap kebutuhan siswa yang berbeda.
Dan yang paling penting adalah selalu pada setiap proses pendidikan harus diawali dengan nilai-nilai keteladanan dari guru yang bersangkutan, baik itu yang berkaitan dengan kemandirian, tanggung jawab pribadi, kedisiplinan, dan sikap inisiatif.
Maka tidak mungkin bagi seorang guru mengajarkan kepada siswanya tentang nilai-nilai kemandirian namun di sisi yang lain guru tersebut belum memiliki kematangan dari sisi kemandirian terhadap berbagai pekerjaan yang semestinya dilakukan, seorang guru pun harus mencontohkan bagaimana dirinya melakukan tanggung jawab pribadinya sebagai seorang guru yang dapat dijalankannya dengan baik, maka tidak mungkin pula seorang guru mengajarkan pentingnya sebuah kedisiplinan namun di waktu yang bersamaan guru tersebut tidak disiplin dalam berbagai hal, seperti kedisiplinan untuk hadir di sekolah tepat waktu, mengajar tepat waktu, mengerjakan berbagai tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik mungkin sebagai seorang guru, begitupun juga pentingnya memberikan teladan dalam hal berinisiatif untuk melakukan berbagai macam pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya tanpa harus selalu diingatkan.
Maka sangat penting bagi seorang guru memberikan teladan yang baik dan tepat kepada para siswanya sehingga mereka akan melihat dan meniru dari apa yang dilakukan oleh gurunya sehari-hari baik di dalam kelas maupun di luar kelas, keteladanan merupakan pendidikan yang sangat efektif untuk di implementasikan.
3. Manajemen Kelas yang Efektif
Wali kelas bertanggung jawab atas terciptanya lingkungan kelas yang kondusif, termasuk membuat aturan kelas, memastikan nilai-nilai kedisiplinan berjalan, serta menjaga suasana kelas yang mendukung pembelajaran dan interaksi yang positif.
Manajemen kelas yang efektif dapat terealisasi jika terdapat adanya suatu aturan yang jelas dan tertulis, sampaikanlah secara berulang-ulang dan konsisten, serta pentingnya mengajak siswa bersama-sama di dalam membuat aturan kelas, ini akan menciptakan rasa saling percaya, keinginan kuat untuk menjalankannya, dan mematuhi aturan yang telah dibuatnya secara bersama-sama.
Dan satu hal lagi yang terpenting dari sebuah aturan kelas yang dibuat secara bersama-sama ini adalah bagaimana seorang guru ikut terlibat di dalam menegakkan dan menjalankan aturan kelas tersebut, maka ketika ada sebuah aturan yang diberlakukan kepada para siswa maka secara otomatis aturan tersebut juga berlaku bagi guru (wali kelas) tersebut, seorang guru tidak boleh melakukan “standar ganda” terhadap peraturan yang telah dibuat secara bersama-sama, sebagai contoh; sebelum masuk ke kelas para siswa harus menempatkan dan merapikan alas kaki di tempat yang telah disiapkan (rak sepatu), kemudian mengetuk pintu dan mengucap salam, maka secara otomatis peraturan ini pun berlaku dan harus dilakukan oleh guru tersebut, jangan sampai siswa melakukan namun gurunya tidak melakukan aturan tersebut, ini akan menjadi sebuah aturan yang tidak konsisten ketika peraturan tersebut hanya berlaku kepada para siswa saja, contoh kedua; peraturan mengenai tata cara (adab) makan dan minum dengan cara duduk terlebih dahulu (tidak berdiri), membaca do’a, menggunakan tangan kanan dan mengucapkan hamdalah setelahnya, maka secara otomatis seorang guru pun ikut dan terikat dalam peraturan tersebut, maka jika seorang siswa melihat gurunya makan dan minum dengan berdiri lalu menggunakan tangan kiri tanpa membaca doa terlebih dahulu, maka yang akan dirasakan oleh siswa di dalam pikirannya adalah sebuah “kebingungan”, disatu sisi seorang guru menerapkan sebuah aturan, tapi di sisi yang lain guru tersebut melanggar sebuah aturan tersebut, ini akan membuat sebuah kebingungan dalam diri siswa, manakah yang sebenarnya harus mereka lakukan.
4. Bimbingan Sosial dan Emosional
Wali kelas perlu mendampingi perkembangan sosial dan emosional siswa.
Ini termasuk membantu siswa dalam membangun hubungan dengan teman sebaya, mengatasi konflik, dan mengelola emosi.
Wali kelas sering kali menjadi tempat curhat bagi siswa mengenai masalah pribadi atau sosial mereka yang terjadi di sekolah.
Kemampuan sosial dan emosional ini juga merupakan sebuah kecakapan yang wajib dimiliki oleh seorang guru sebelum mereka melakukan sebuah bimbingan kepada para siswanya.
Seorang guru harus memiliki kecakapan atau hubungan sosial yang baik, baik itu kepada siswa, rekan kerja (sesama guru dan staf), juga kepada orang tua siswa, hubungan sosial ini perlu dibangun dan dibina sehingga menciptakan sebuah lingkungan kerja dan mengajar yang positif, termasuk kecakapan dalam aspek emosional, seorang guru harus memiliki kematangan emosional yang baik, karena ini sangat dibutuhkan, bagaimana nantinya seorang guru bisa memiliki pandangan dan penilaian yang objektif terhadap suatu interaksi dan hubungan yang terjadi, kematangan emosional ini pun akan mempengaruhi sikap dan hubungan antar sesama, bahkan sangat mempengaruhi terhadap kecakapan berinteraksi atau berkomunikasi yang baik.
5. Kemampuan Administratif
Tugas administratif seperti mencatat kehadiran, menyiapkan laporan perkembangan siswa, dan berkomunikasi dengan orang tua secara teratur juga merupakan bagian penting dari tanggung jawab wali kelas.
Aspek administrasi merupakan hal yang mendasar yang wajib dilakukan oleh seorang guru mencatat berbagai keperluan yang dibutuhkan baik itu administrasi yang berhubungan dengan kelas dan siswa maupun administrasi yang berhubungan dengan tanggungjawab seorang guru terhadap sekolah dan siswa.
Satu contoh kecil saja adalah mencatat kehadiran siswa di kelas setiap hari, juga di waktu yang bersamaan seorang guru melaksanakan tanggungjawabnya terhadap pencatatan kehadiran seorang guru di sekolah sehari-harinya, baik kedatangan maupun kepulangan.
Ini sangat berkaitan dengan nilai-nilai kedisiplinan yang harus dicontohkan oleh seorang guru yang notaben-nya sebagai seorang pendidik, maka bentuk sikap keteladanan wajib dimiliki.
Kemudian memberikan laporan terhadap perkembangan siswa baik akademik maupun karakter.
Dalam setiap semesternya pasti ada jadwal laporan perkembangan siswa yang diberikan oleh guru wali kelas kepada orang tua, di sinilah salah satu momen penting yang mesti dimanfaatkan oleh seorang guru.
Berikutnya berkaitan dengan komunikasi kepada orang tua siswa akan saya jelaskan lebih lanjut pada poin berikutnya.
6. Komunikasi dengan Orang Tua
Wali kelas harus menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua siswa.
Ini meliputi memberikan laporan perkembangan siswa secara rutin, mendiskusikan masalah yang muncul, serta bekerja sama dalam mendukung perkembangan akademik dan emosional anak.
Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan proporsional kepada semua orang tua siswa.
Maka sudah semestinya seorang guru memberikan kesempatan dan menciptakan kesempatan bagi orang tua siswa untuk bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan mudah dan teratur.
Karena orang tua merupakan bagian terpenting di dalam proses pendidikan dan tumbuh kembang siswa di sekolah, bagaimanapun secara umum orang tua tentu lebih memahami bagaimana karakter dan pendekatan yang bisa dilakukan kepada siswa yang merupakan anak-anaknya di rumah sejak kecil.
Seorang guru pun harus memiliki sebuah batasan yang jelas dan sesuai norma di dalam berkomunikasi dengan orang tua siswa, komunikasi sebatas dan seputar perkembangan akademik dan karakter siswa di sekolah, komunikasi yang terjalin harus berkualitas.
Batasan yang dilakukan oleh seorang guru bukan berarti menutup komunikasi dengan orang tua siswa, ada kalanya komunikasi itu dapat dilakukan melalui pesan singkat (teks), namun banyak kalanya komunikasi sebaiknya dilakukan secara langsung dan tatap muka, ini untuk menghindari potensi kesalahpahaman antara keduanya.
Berkomunikasi dan bersikap ramah dan terbuka secara proporsional kepada orang tua siswa merupakan salah satu kunci keberhasilan perkembangan yang baik para siswa di sekolah.
Seorang guru tidak boleh memiliki perasaan dan sikap paling memahami dan paling mengetahui apa yang terjadi dalam proses pendidikan dan tumbuh kembang siswa di sekolah dan menutup jalan (komunikasi) untuk bekerja sama dengan baik bersama orang tua siswa, dan yang perlu dipahami oleh seorang guru adalah orang tua merupakan partner terbaik di sekolah.
7. Keteladanan dan Pembimbingan Karakter
Seorang wali kelas harus menjadi teladan bagi siswa dalam hal perilaku, sikap, dan etika.
Mereka berperan dalam membimbing siswa tentang nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial.
Maka sudah sepatutnya bagi seorang guru untuk meneladani berbagai hal dan pendidikan karakter yang harus dilakukan dalam kesehariannya di sekolah bahkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Karena pendidikan bukan sekedar teori, pendidikan akan dirasakan manfaatnya ketika itu dapat dilakukan.
Dan di dalam agama pun disampaikan tentang pentingnya meneladani (melakukan) terlebih dahulu sebelum mengajarkan (menyampaikan teori nya).
Pendidikan mengenai sikap, perilaku, kedisiplinan, dan norma-norma yang ada merupakan nilai yang sangat penting, bahkan lebih penting dari sekedar nilai yang didapat secara akademik.
Bagaimana seorang guru bersikap dan bertutur kata dengan lemah lembut kepada siswanya, mengajar tanpa mengintimidasi atau melakukan bentuk ancaman verbal dan nonverbal kepada siswa, bahkan seorang guru tidak sepatutnya melakukan sebuah hukuman kepada siswa yang sama sekali tidak terdapat nilai-nilai pendidikan di dalamnya, apalagi hukuman yang dapat menciptakan rasa takut dan rasa malu di hadapan teman-temannya (siswa yang lain) ini akan sangat berbahaya bagi proses tumbuh kembang seorang siswa.
8. Pengajaran yang Holistik
Wali kelas di sekolah dasar tidak hanya mengajarkan mata pelajaran akademik, tetapi juga keterampilan sosial, etika, dan cara berinteraksi.
Guru harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Terkadang bagi sebagian besar guru mereka hanya menargetkan pada nilai-nilai akademik saja, bagaimana penyampaian-penyampaian materi bisa tuntas sesuai dengan waktu yang ditetapkan, bagaimana angka-angka nilai bisa ditulis sesuai dengan mekanismenya, bagaimana para siswa dapat menyelesaikan latihan dan tugasnya dengan tepat waktu, namun banyak diantara mereka para guru yang mengabaikan atau tidak menganggap penting pendidikan karakter masuk dan berintegrasi di dalam pembelajaran tersebut, ini kembali kepada kualitas pemahaman yang dimiliki oleh seorang guru, oleh karena itu pentingnya bagi seorang guru untuk selalu belajar dan mengupgrade kemampuannya di dalam mengelola sebuah pembelajaran.
9. Kemampuan Menilai dan Mengevaluasi Perkembangan Siswa
Wali kelas harus mampu memantau perkembangan akademik dan sosial siswa secara holistik.
Ini termasuk memberikan evaluasi yang sesuai dan memberikan perhatian kepada siswa yang mungkin memerlukan dukungan tambahan dalam pelajaran atau perilaku.
Kecakapan di dalam aspek “objektivitas” seorang guru sangat ditentukan di sini, di dalam memberikan evaluasi, perhatian, dan dukungan kepada siswa yang membutuhkan atau yang memiliki kebutuhan khusus.
Lagi-lagi ini kembali kepada kualitas seorang guru tersebut yang akan mempengaruhi kecakapan di dalam melakukan pendampingan kepada siswa, baik di kelas maupun di luar kelas.
10. Kesejahteraan Fisik dan Kesehatan Siswa
Selain membantu siswa dalam tugas-tugas sehari-hari seperti contohnya saja buang air di toilet, wali kelas juga harus memastikan kesejahteraan fisik siswa di kelas.
Ini termasuk menjaga kebersihan, memastikan keamanan, dan memberikan perhatian terhadap kesehatan siswa di sekolah.
Ada berbagai aktivitas dan kegiatan yang dapat dilakukan para siswa bersama dengan gurunya seperti membuat sebuah aturan dan jadwal rutin, sebagai contoh; pelaksanaan menggunting kuku di hari tertentu, pelaksanakan praktik kerja bakti membersihkan kelas, selain melatih tanggung jawab juga melatih kedisiplinan serta praktik hidup sehari-hari yang sangat penting dimiliki oleh seorang siswa, membuang sampah pada tempatnya, mencuci piring (tempat) makan setelah digunakan, merapikan alas kaki sesuai tempatnya.
Namun sekali lagi kunci utama dari keberhasilan semua kegiatan tersebut adalah bagaimana seorang guru ikut terlibat di dalamnya dan mampu memberikan contoh yang baik, sekali lagi jangan sampai kegiatan dan aturan itu diberikan kepada siswa namun para guru tidak melakukannya.
Dengan kecakapan melakukan tugas dan tanggung jawab ini, wali kelas dapat membantu menciptakan pengalaman pendidikan yang positif bagi siswa, memastikan mereka berkembang tidak hanya secara akademis, tetapi juga secara sosial, emosional, dan pribadi.
Selamat mengajar dan belajar, mengajar siswa dan belajar dari siswa.
Ciptakanlah lingkungan belajar yang positif, yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi para siswa, karena tidak mungkin para siswa mampu menyerap ilmu dengan baik jika tidak didukung dengan suasana belajar yang kondusif dan tanpa adanya sebuah tekanan.
Oleh: Abdullah Husen
Rabu, 23 Oktober 2024