Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Suprihatin, Srikandi Literasi dari Ukui

(CIO) — Pada mulanya Suprihatin hanyalah masyarakat biasa di sebuah desa bernama Trimulya Jaya, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Sehari-harinya, wanita kelahiran Bojonegoro 27 November 1977 ini mengajar di PAUD Bapandra Kid’s, Ukui. Sebagai seorang pendidik dan juga seorang ibu, Suprihatin tentunya sangat memahami dunia anak-anak dengan segala problemanya.

Di sinilah keresahan Suprihatin bermula, ia merasakan bagaimana perkembangan zaman pun mulai merambah ke kampungnya. Anak-anak yang seharusnya masih berkumpul dan bermain sambil belajar dengan reman-temannya, kini malah asik dengan gadget dan game online. Orang tua mereka pun cenderung membiarkan karena tuntutan ekonomi mengharuskan mereka lebih fokus mencari uang daripada mengawasi tumbuh kembangnya anak. Anak yang seharusnya mendapat pendidikan yang layak jadi terabaikan, mereka tak lagi suka belajar, tak kenal membaca buku, dan tak peduli dengan lingkungan sekitar.

Suprihatin cemas hal itu memengaruhi Khalil, anaknya yang sehari-hari berada di lingkungan tersebut. Ia tahu harus melakukan sesuatu agar semuanya berubah. “Maka pada Januari 2019, saya membuka taman baca masyarakat yang diberi nama TBM Baling Cinta,” katanya. Mengapa Baling Cinta? Karena itu adalah akronim dari Baca Keliling Cerita Islami, Nusantara dan Dunia, sesuai dengan bahan bacaan yang diutamakan berupa siroh, dongeng nusantra, dan sains.

Suprihatin sadar takkan mudah memulai mengubah sesuatu yang sudah kadung terbiasa. Langkah awal ia berinisiatif mendekati anak-anak dengan keliling setiap Minggu pagi bersama Khalil. Dengan demikian ia bisa memantau sejauh mana dan dengan siapa anaknya bermain. Dalam setiap kegiatan itu Khalil membantu membacakan buku untuk adik-adik yang belum bisa membaca. “Sebelum kegiatan biasanya saya berkisah dahulu, baru dilanjutkan membaca mandiri,” ungkap wanita lulusan SMA ini.

Banyak rintangan yang harus dihadapi dan cemoohan yang harus diterima perempuan yang gemar membaca ini. Karena beragamnya latar belakang dan cara pandang, sebagian masyarakat menerima dengan baik, sebagian masih biasa-biasa saja, dan bahkan tidak mau tahu dan menganggap aneh. “Bahkan ada yang bilang, mimpimu ketinggian, Mbak. Urus saja anak masing-masing,” kata Suprihatin.

Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya. Ia sadar membangun TBM mandiri harus mengutamakan kerja ikhlas, kerja cerdas, dan kerja tuntas. Bukankah semua kebaikan itu berawal dari diri sendiri, kemudian keluarga, baru ke orang lain?

Alhamdulillah usaha Suprihatin tidak sia-sia, anak-anak Desa Trimulya Jaya mulai tertarik dengan buku, dan TBM Baling Cinta berangsur ramai didatangi anak-anak. Suprihatin membuat program mingguan yang diharapkan makin meningkatkan minat mereka. Program tersebut yaitu: Senin dan Selasa membaca mandiri, Rabu menggambar dengan tema yang selesai dibaca anak dan menceritakan kembali dengan gambar tersebut di depan teman-temannya, Kamis mewarnai dan membaca mandiri, Jumat hafalan doa sehari-hari dan membaca mandiri, Sabtu waktunya berkisah dan membaca mandiri, sedangkan Minggu membaca keliling “Sebelum semua kegiatan dimulai ada opening-nya, yaitu bernyanyi dan tepuk,” ungkap wanita yang gemar bicara di depan publik ini.

Seiring berjalannya waktu, TBM Baling Cinta kian diminati warga, sehingga Suprihatin sadar ruang kegiatan yang merupakan ruang keluarga mulai tidak memadai. Untuk buku saja, koleksi TBM sudah 100-an eksemplar dan sekarang ditambah wakaf buku siroh dari Spirit Nabawiyah Community (SNC) sebanyak 5 boks. Bantuan ini diperoleh karena TBM Baling Cinta bergabung menjadi Rumah Peradaban SNC yang baru-baru ini launching pada tanggal 23 Desember 2020. Mau tidak mau ruangan harus direhab dan dibuat ruang khusus agar lebih luas dan nyaman. Untuk itu, Suprihatin tidak ragu membongkar tabungan. Suprihatin berkeyakinan TBM ini adalah investasi masa depannya. “Ini akan menjadi tabungan generasi yang nantinya akan menjadi pejabat yang jujur, adil dan bijaksana, karena mendidik itu bukan hanya tanggung jawab kedua orang tua tapi juga orang sekampung,” papar perempuan yang pernah menjadi terbaik III PSM (Pekerja Sosial Masyarakat) se-Riau tahun 2018.

Saat ini, koleksi buku-buku TBM Baling Cinta yang beralamat Gg. Duku RT/RW 02/02 Desa Trimulya Jaya Kec. Ukui Kabupaten Pelalawan ini di antaranya Balita Berakhlak Mulia, Buku Pintar Iman Islam, 64 Sahabat Teladan Utama, Rasulullah Teladan Utama, dan 24 Nabi dan Rasul Teladan Utama. Suprihatin percaya dari buku orang bisa tahu dan dari buku orang bisa maju. Buku adalah sahabat, dengan buku dunia ada dalam genggaman tangan. Wanita energik ini punya mimpi kampungnya Trimulya Jaya menjadi kampung literasi, yang generasinya suka membaca, melek budaya, dan membangun desa. Semoga virus membaca ini bisa menular kepada semua anak-anak di Desa Trimulya Jaya.

Semangat, Mbak Supri. Teruslah bergerak dan berbagi kebahagiaan walaupun di jalan yang sunyi. Tebarlah mimpimu setinggi langit dan biarkan tangan-tangan malaikat yang akan bekerja untuk mimpi-mimpimu.(***)