Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
NEWS  

Satu Dasawarsa Undang-undang Keistimewaan DIY, PKL Malioboro Fashion Show di Sumbu Filosofi

Seorang wanita PKL Malioboro saat beraksi di catwalk dengan pakaian produk lurik berkalung makanan Geplak khas Bantul sambil menenteng tas daur ulang. Penampilannya menarik perhatian penonton di Teras Malioboro 2, Rabu (10/08/2022) malam. (Dok. Adham/CIO)

YOGYAKARTA(CIO) – Satu Dasawarsa Undang-undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro fashion show mengenakan pakaian yang dijual di Teras Malioboro.

Fashion show yang memadukan budaya Jawa dan kekinian itu mempromosikan produk dagangan yang dijual oleh para PKL untuk menarik minat beli masyarakat.

“Kalau langsung ke penjual harus milih-milih. Kalau seperti tadi (fashion show) bisa ditunjukkan produknya apa. Ternyata sangat menarik dan itu masyarakat semakin mengenal produk di Teras Malioboro dua,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, Rabu (10/08/2022) malam.

Acara yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta ini direncanakan menjadi agenda tahunan sehingga menyedot wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta.

Beragam jenis pakaian produk batik dan lurik yang dikenakan para pedagang menarik pengunjung Teras Malioboro saat mereka melenggak-lenggok di atas catwalk.

Bahkan ada yang memperagakan pakaian gamis, daster, kemeja, celana, blus, dan baju-baju kasual khas Yogya dengan aksesoris unik berupa tas, dompet, kalung, wayang dan produk kuliner oleh-oleh Yogya.

Fashion show ini tidak hanya diikuti oleh orang dewasa, namun, juga oleh anak-anak usia di bawah 8 tahun.

“Seluruh pedagang sekaligus keluarganya berpartisipasi meramaikan peringatan Satu Dasawarsa Undang-undang Keistimewaan DIY,” kata Yetti.

Dipilihnya Teras Malioboro 2 sebagai tempat Fashion Show karena bagian dari pembangunan atau pengembangan penataan PKL Malioboro.

Fashion show digelar dengan maksud agar semua produk di Teras Malioboro 2 dapat diketahui oleh masyarakat sehingga tidak perlu memilih-milih barang yang hendak dibeli.

“Ini salah satu bentuk program maupun kegiatan menggunakan dana keistimewaan untuk memfasilitasi PKL yang sekarang berada di Teras Malioboro 2,” sebutnya.

Sementara itu di depan Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, menyapa warga Yogyakarta di video teleconferensi.

Dia sangat bangga peringatan UUK DIY dapat diselenggarakan di garis imajiner sumbu filosofi Yogya sebagai identitas kekuatan budaya dan keistimewaan Yogyakarta.

“Kita berada pada sumbu filosofi. Kita memberikan bukti nyata keistimewaan khususnya dari aspek tata ruang. Selamat untuk semua,” sapa Sekda Aman.

Aman yang juga hadir sebagai juri fashion show tidak menyangka para pedagang memiliki potensi terpendam di atas catwalk.

Sejumlah PKL Malioboro mengaku senang karena mereka diperhatikan dan difasilitasi oleh pemerintah setempat dengan acara menarik yang dapat meningkatkan penjualan produk di Teras Malioboro.

Sejumlah PKL berharap acara seperti fashion show semakin banyak dan sering selenggarakan agar Yogya dapat semakin hidup kembali sehingga wisatawan tidak hanya berkunjung ke Malioboro, namun, juga berbelanja oleh-oleh di Teras Malioboro.(***)