Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Sajak-sajak: Embun pada Helai Daun Mint

EMBUN (pada) HELAI DAUN MINT

Kemarin, hujan guyur seperseratus bumi.

Pagi ini, beberapa batang mint engkau pindahkan dari polybag agar mekar berkembang.

Di tengah negeri, ku nikmati halusinasi.

Membayangkan dua butir embun pada helai daun mint tersentuh jemari sehatmu.

Aku sangat ingin menjadi embun itu, agar tunak membelai kedalaman hatimu.

Pekanbaru, (30/10/2021)

(***)

JANGAN (terlalu) BERHARAP

Ini bukan cerita dari laut, juga tidak hikayat yang turun dari langit.

Meski guratan tampak tak hidup, ada kisah disebaliknya.

Bercerita tentang harapan yang kian tak menentu. Terombang-ambing antara kepercayaan atau mungkin keniscayaan. Semua itu bernara dari satu sumbu poros kehidupan; CINTA.

Kemarin senyum merona wajah. Sore tadi asa dirudapaksa. Kembali berdarah.

Alam akhirnya bertitah, kirim berbelasungkawa lewat butiran hujan bak derai air mata. Sedih tiada terkira.

Reinkarnasi Khalil Gibran lewat dipelupuk mata. Selayang pandang kemudian menghilang seperti harapan tanpa kepastian.

Ruang hampa selaksa jiwa hening menerima berita dari surga; JANGAN (terlalu) BERHARAP.

Pulau Belimbing, (31/10/2021)

(***)

TERBANGUN (lalu) MEMBANGUNKAN

Dingin masih tersisa dari gerimis manis yang terjun tadi malam. Tanah diluaran masih basah. Dikejauhan sayup terdengar lantunan ayat suci, merambat samar.

Meski cuma tidur beberapa jam, disepertiga malam ku terbangun. Dingin air wudhu bekukan syaraf wajahku. Kaku. Membatu.

Sejam kemudian menjelang azan subuh, tanpa konflik bhatin kubangunkan kamu. Meskipun kita tidak berada dalam satu bangunan yang satu. Namun ikatan hati terasa menyatu padu.

Geliat suara serakmu itu yang kurindu. Cuma beberapa detik saja mendengar suaramu telah membuat aliran darah di wajahku mengalir kencang tanpa halang rintang.

Azan subuh memanggilku. Satu pintaku; Maafkan naluri manjaku yang TERBANGUN (lalu) MEMBANGUNKAN mu.

Bangkinang, (04/11/2021)

(***)

Penulis: M. Syari Faidar

Profesi penulis saat ini sebagai journalism di beberapa media online –AuraNews.co.id, Auramedia.co dan CakrawalaIndonesia.Online.