Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Rakyat Butuh Solusi Atasi Problem Ekonomi

(CIO) — Seorang teman yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), menghubungi saya. “Leh, ada di mana? Saya mau ngobrol, bisa nggak habis dzuhur?” teleponnya.

Kebetulan saya lagi kulakan barang dagangan. Sekitar dzuhur baru sampai di rumah. Jadi saya iyakan saja.

Dia datang bersama putrinya yang umur 5 tahunan.

“Leh, saya udah nggak kerja, sudah 2 bulanan. Stres rasanya. Bingung mau ngapain. Lamaran kerja sudah saya kirim ke mana-mana. Belum juga dapat hasil,” unek-unek semua ia keluarin.

“Terus gimana? Kedepannya kamu mau apa?” tanya saya.

“Mau dagang ajalah leh. Ya coba-coba,” ucapnya sembari memikirkan sesuatu.

“Leh, kalo jualan kayak kamu gini, modalnya berapa ya? 15 juta cukup nggak?” tanya dia penasaran.

“Ya kalo dari kecilan dulu sih bisa. Sementara yang benar-benar kebutuhan pokok dulu yang kamu sediakan, kayak beras, telor, minyak, gas elpiji dan aneka sabun,” jawab saya.

“Ya kalo bisa sih jangan coba-coba. Bismillah untung gitu,” tambah saya.

“Iya, tapi saya nunggu dapat klaim asuransi dari tempat saya kerja dulu, ya prosesnya sekitaran dua mingguanlah,” ujarnya.

“Ya nggak apa, belajar bareng ya monggo,” Saya menimpali.

Di lain hari ada teman saya yang satunya lagi, menghubungi saya. “Leh, punya ide bisnis nggak? Saya mentok ini. Ada masukan nggak buat saya,” tanyanya.

“Waduuh, gimana ya? saya ini bukan coach bisnis. Bukan juga pebisnis kelas kakap. Masih pedagang sembako,” balas saya via whatsapp.

“Ahh ente ini merendah saja. Bagi-bagi ilmu dong? kata teman saya itu.

“Beneran. Buat apa saya bohong, kegiatan saya kan cuma belanja, kulakan, dagangin barang dan dapat selisih untung. Gitu aja. Belum scale up-scale up an kayak pelatih bisnis di youtube itu. Dan memang nggak ngerti juga sih,” sahut saya.

Ada lagi teman yang menghubungi, “leh, biar dagang laris wiridannya apa?” selidiknya.

“Adduuhh, ya nggak tahu. Itu coba aja lihat banyak ustadz-ustadz di youtube yang kasih amalan agar usaha lancar dan sukses. Baca-bacaan tertentu selama sekian hari. Maka hajat akan terkabul. Kamu coba ajalah hehehe,” jawab saya sekenanya. Maklum lagi beres-beres dagangan.

“Nggak, saya pengen yang kamu jalani,” tanya dia penasaran.

“Nggak ada. Beneran! saya nggak punya wiridan spesial. Yang saya jalani ya belajar fokus, manfaatin waktu sebaik mungkin, gitu aja” balasku.

“Kamu nggak tertarik dengan wiridan-wiridan kayak gitu kah?” tanyanya.

“Selagi tidak terbukti setelah kamu jalani, ya jangan percaya. Ngapain dilanjutin. Kayak amalan ijazah tertentu, saya nggak tertarik. Mending mendoa mendekat kepada-Nya,” jawab saya santai.

“Leh, kamu pernah ngajarin bisnis ke orang nggak?” tanya teman saya yang seorang sales.

“Oh, nggaklah. Saya nggak tahu apa-apa. Bisnis juga belum maju betul. Intinya belum ada bukti, atau belum membuktikan kalo saya ini sukses secara bisnis. Jadi nggak berani ngajarin orang. Apalagi berani ngajarin orang hanya karena dapat ilmu dari youtube atau teks book, tanpa ada pengalaman lapangan. Nggak berani saya,” jelas saya.

Beberapa hari ini harus sabar mendengarkan keluhan teman-teman. Dari keluhan mereka saya jadi banyak belajar.

(***)

Penulis: Ahmad Sholeh, Pedagang Sembako