Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Puisi Al Firdaus: Bangkit

BANGKIT

Oleh: Al Firdaus

Ke- 1
Tunggulah.
Tunggu. Tunggulah.
Aku akan datang padamu.
Aku beri sejuta cinta.
Tunggu. Tunggulah.
Aku menanti senyummu yang terbuka seribu tahun lagi.
Kelelahan tak membuatnya padam di sana.
Tunggu. Tunggulah.
Aku menghalau api yang panas didepanmu.
Tak usah takut ceritakan saja agar dia padam.
Tunggu. Tunggulah.
Aku membawa payung kehidupan.
Berlindung dan duduklah disini.
Supaya kamu tak menungguku lagi.

Ke-2
Amarah.
Hancurkan.
Matikan..
Oh… amarah yang menderu hebat.
Tak sadar memang. Membuatnya mati rasa.
Mati logika.
Jangan lakukan itu.
Ada surga di balik menahannya.
Tahanlah ia tahan.
Lapangkan hatimu.
Supaya penyakit tak hinggap padamu.

Ke-3
Penolongmu.
Baru kukatakan jarimu sibuk seperti semut membawa makanan.
Tak mau sedikit pun ia menoleh ke temannya.
Baru kukatakan matamu ligat seperti gasing yang terkadang melihat hal tak penting.
Kata bijak orang tua terbuang percuma.
Mematung dirimu didepannya.
Bukan karena benci tapi kau terhasut.
Penolongmu bukan itu tapi orang tuamu. Itu perlu diingat sampai mati.                      Sampai Tuhan pun membuka pintu surga untuk itu.

Ke-4

Kekasih-Nya.
Menangislah didepanku. Walaupun sebenarnya aku tidak bisa memberikan berlian berkilau.

Titipkan kesedihanmu padaku mungkin aku bisa menyampaikannya pada angin malam yang membawanya pergi jauh.
Atau hayatilah tulisan ini. Supaya dirimu bangkit dan tertawa.
Bahwa dunia bukan hanya panggung sandiwara tapi tempat ujian semata.
Semakin mendekat kau dengan-Nya semakin tinggi rasa sayang-Nya.
Jadilah kau kekasihnya. Seperti para Nabi-nabi.

Ke-5

Suatu Masa. Suatu masa malammu akan sepi tak bercahaya bahkan suara.

Kamu berjalan sendiri tanpa ditemani.
Mencari pun tak diberi arah satu pun.
Mereka mencibirmu dikala semua itu ada padamu.
Tak apa. Tak apa. Karena mereka bukan sahabatmu.
Suatu masa yang jauh akan mendekat padamu juga.
Kamu bertemu dengan cahaya pagi yang indah
Bahkan kamu tak sadar jika itu pagi yang paling terindah dalam hidupmu.
Dia merapatkan tangannya padamu. Dan berkata kamu adalah sahabatku.
Mari berjalan, berlari, menembus, menerbang, sampai pada titik bahwa batinmu berkata dia sahabat sejati terpancar dari seluruh tubuhnya.
Pada itulah dunia memberimu dua percaya. Satu teman. Dua sahabat sejati.

(Jakarta Barat, 02 November 2020)

***

Al Firdaus kini aktif sebagai Guru SD Tahfiz Jabal Rahmah dan SD Islam Cikal Cendekia Tangerang.

Selain berprofesi sebagai Tenaga Pendidik Al Firdaus juga menulis artikel, puisi, cerpen dan novel.