Selepas dzuhur. Sepulang dari sekolah. Berangkat kami. Bersama-sama. Bergerombol. Laki-laki semua.
Masing-masing bawa bekal nasi dari rumah. Bersenda gurau sepanjang jalan. Yang pandai melucu, melawaklah ia. Senang hati. Tertawa-tawa. Bergembira.
Jalan mulai mendaki. Banyak pohon pinus. Pohon kalimunting juga. Berebut kami berlari untuk memetiknya. Buahnya hitam merah. Ranum-ranum. Siapa cepat dia dapat. Masukan ke dalam saku. Bagi yang membawa persiapan dari rumah dimasukannya ke kantong plastik. Disimpannya.
Jalan mulai agak sedikit mendatar. Pemandangan kota mulai nampak dari jauh. Berjalan sedikit. Sampailah di Komplek Perkantoran. Tempat orang mengurus surat menyurat. Serta persoalan daerah.
Melewati jendela nako ruang kantor. Ada kawan ribut-ribut. Rupanya mereka berebut. Sekali di tengok, ternyata kaca nako berdebu diperebutkan. Melukis, menggambar, menulis mereka sesuka hati. Apa yang terasa di hati coretnya. Pakai jari tangan. Ada juga pakai puntung rokok. Lucu melihatnya.
Melewati komplek perkantoran. Jalan mulai menurun. Jalan tanah. Mulai lagi berebut buah kalimunting. Sambil tertawa-tawa. Girang sekali bagi yang dapat buahnya hitam merah. Ranum.
Suara gemericik air mulai terdengar telinga. Baju sudah ada yang mulai dibuka. Diselempang di pundak. Bahkan ada yang sudah mulai membuka celana. Berkolor saja. Berlari-lari kecil.
Byurrrrr. Terjun ke sungai sungsang. Baju celana dan perbekalan sudah diletakkan terlebih dahulu di tanah.
Berebut juga buyung-buyung bertelanjang dada terjun ke sungai. Ramai suaranya. Bagi yang pandai bersalto di udara. Bersalto lah dia. Ada juga yang terjun gaya suka-suka. Yang penting mandi. Berenang kian kemari. Menyelam. Timbul lagi. Kecipak kecipuk bunyi riuh air dibuatnya.
Ada juga kerjanya menangkap udang yang sembunyi di balik lumut hijau. Pakai tangan saja. Setelah dapat, lalu di bakar. Enak gurih rasanya di lidah.
Mandi berenang di sungai sungsang. Bangkinang. Takkan hilang selalu terkenang. Terbayang. Berenang. Bersenang. Lalu pulang.
***
Ditulis di: Ujungbatu, 31/08/2019
Karya ©: M Syari Faidar
Ditulis sebagai mengingat kembali tepian mandi waktu kecil bersama sahabat-sahabat yang sudah terpisah jarak dan waktu oleh geliat kehidupan.