BOGOR(Cakrawalaindonesia.id) – Yofit Arisman, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari STES Bhakti Nugraha, berhasil mencuri perhatian warga Desa Ciasihan, Kabupaten Bogor, dengan cara yang unik dan bermanfaat. Melalui keahliannya dalam mencukur rambut, ia mengadakan layanan cukur gratis bagi warga setempat. Inisiatif ini mendapat sambutan hangat, terutama dari anak-anak dan lansia yang jarang memiliki akses mudah ke jasa pangkas rambut.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat STES Bhakti Nugraha, Muhammad Sholeh, mengapresiasi langkah inovatif tersebut. Menurutnya, aksi Yofit bukan hanya sekadar memberikan layanan gratis, tetapi juga membangun kedekatan sosial dengan masyarakat.
“Mahasiswa KKN sering dianggap sebagai tamu sementara, namun Yofit berhasil menjalin hubungan yang lebih dalam dengan warga. Ini menunjukkan bahwa kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat bisa memberi dampak positif yang nyata,” ujarnya, Sabtu (8/2/2025).
Dukungan juga datang dari Wakil Ketua STES Bhakti Nugraha, Dr. Eko Sembodo, serta Pembimbing KKN, Herman Sosilo. Mereka menganggap keberhasilan Yofit sebagai bukti bahwa KKN bukan hanya tentang menjalankan program akademik, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan kebersamaan.
“Saat mencukur rambut, Yofit tidak hanya memberikan layanan, tetapi juga mendengarkan cerita, berbagi pengalaman, dan membangun hubungan emosional dengan warga. Ini membuat masyarakat merasa lebih dekat dan nyaman dengan keberadaan mahasiswa KKN,” kata Herman.
Kesuksesan program KKN di Desa Ciasihan semakin terlihat dengan meningkatnya partisipasi warga dalam berbagai kegiatan. Selain cukur gratis, mahasiswa juga mengadakan penyuluhan ekonomi dan sosial yang mendapat respons positif. Semangat gotong royong pun semakin terasa, mencerminkan keberhasilan mahasiswa dalam menggerakkan masyarakat untuk aktif berkontribusi dalam pembangunan desa.
Menariknya, pendekatan Yofit tidak hanya berdampak selama KKN berlangsung, tetapi juga membuka peluang baru. Beberapa warga bahkan menawarkan kepadanya kesempatan untuk membuka usaha pangkas rambut di desa. Hal ini membuktikan bahwa keterampilan sederhana, jika dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi modal besar untuk membangun hubungan sosial dan menciptakan peluang ekonomi.
Selain memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, aksi Yofit juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya. Kampus berharap lebih banyak mahasiswa yang menerapkan pendekatan kreatif dan solutif dalam program pengabdian masyarakat. Dengan demikian, KKN tidak hanya menjadi kewajiban akademik, tetapi juga ajang untuk menciptakan dampak nyata dan berkelanjutan.
“Kegiatan yang dilakukan Yofit adalah wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan dan kontribusi bagi masyarakat. Semoga akan lahir lebih banyak mahasiswa seperti Yofit di berbagai penjuru nusantara, agar kampus dan masyarakat dapat terus maju bersama,” tutup Muhammad Sholeh. (***)