Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Keuntungan Belajar Bahasa Arab Sejak Dini

(CIO) — Belajar bahasa asing memiliki banyak manfaat bagi anak. Mempelajari bahasa asing sejak dini akan menghindarkan anak pada kecemasan, stres, dan kesedihan. Anak-anak akan memiliki bekal keterampilan bersosial. Menumbuhkan rasa percaya diri dan mampu bergaul dengan baik.

Bahasa asing, khususnya bahasa Arab, melatih daya ingat lebih kuat, berpikir rasional dan melatih adab. Dalam jangka panjang keterampilan bahasa yang tinggi akan mencegah seseorang terhindar dari demensia dan alzheimer. Penyakit yang berhubungan dengan kesehatan otak manusia.

Bahasa adalah keterampilan. Seperti halnya keterampilan naik sepeda. Ia perlu dilatih sejak dini. Anak yang terlambat naik sepeda, akan tertunda terampil psikomotoriknya. Otot-otot kaki dan keseimbangan badan perlu dilatih. Jika fase ini belum dilalui ia akan kesulitan saat harus belajar mengendarai sepeda motor dan mobil.

Mustahil anak bisa langsung naik sepeda, dengan cara membaca buku dan teori naik sepeda. Ia harus merasakannya. Mengalami kegagalan di tahap awal. Lalu pelan-pelan makin terampil. Hingga ia bisa mandiri tanpa perlu dibantu orang lain.

Kemampuan bahasa erat hubungannya dengan kemampuan berlogika dan berkomunikasi. Logika bahasa ada hubungannya juga logika bernalar sehat. Memahami pembicaraan orang lain. Dan mampu menyampaikan ide kepada orang lain, baik lisan maupun tulisan. Orang yang kacau berbahasa, besar kemungkinan kacau juga logikanya.

Di jenjang perguruan tinggi, fakultas yang mengajarkan bahasa Arab, dikenal dengan fakultas adab. Di masyarakat Jawa dulu, anak yang tak punya sopan santun, juga sering disebut dengan istilah,”ora iso boso.” Adab bisa dilatih dengan mengajarkan disiplin berbahasa kepada anak.

Jika saat ini, anak lebih intens berinteraksi dengan gadget, mereka mengalami kemunduran dalam interaksi sosial. Kurang berinteraksi dengan sesama anak.

Setiap kosa kata, mengandung konsepsi. Semakin kaya dengan kosa kata baru, anak juga akan semakin luas wawasannya. Dan memori di waktu anak-anak, lebih tertanam kuat dan menjadi pondasi belajar di fase dewasa. Belajar di waktu kecil, seperti mengukir di atas batu.

Generasi ilmuwan dan ulama di masa dahulu, di waktu kecil memiliki tradisi menghafal Al Qur’an, mempelajari bahasa Arab, baru menekuni suatu bidang keilmuan tertentu. Baik ilmu syariah maupun pengetahuan umum. Sehingga pencapaian keilmuan mereka, sulit ditandingi hingga hari ini. Dan semoga anak-anak generasi kita, memiliki kesempatan yang sama jika mengikuti JEJAK mereka.

(***)

Penulis: Hanif Acep

Lisana Institute: _Sahabat Belajar Al Qur’an_
Wa.me/6282167118380