Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Filosofi Hidup ala Ketapel

(Cakrawalaindonesia.online) – “Semakin rendah titik itu, maka akan semakin tinggi meraih puncak”

Ketapel adalah sebuah permainan sederhana yang bisa dimainkan siapa saja dan kapan saja. Walau beberapa negara ketapel dibuat dengan bahan yang berbeda, namun konsep bermain tetaplah sama.

Ketapel memiliki beberapa elemen yang berfungsi untuk melempar sesuatu sejauh mungkin, untuk bisa bermain ketapel ini kita harus memiliki masa dan berat batu dengan keseimbangan, agar lebih jauh lemparannya. Elemennya sendiri terdiri dari penyangga kayu yang membentuk huruf “Y” diantara dua titik huruf “Y” tersebut sanggalah dengan dua tali kuat yang telah diikat dua sisinya dengan seuntai kulit bahan yang siap melempar batu ke titik sasaran.

Apa sih korelasinya dengan Filosofi hidup ala Ketapel?

Nah, kita analogikan elemen ketapel ini dengan hidup manusia. Kayu bentuk huruf “Y” itu adalah diri kita. Talinya adalah proses perjalanan hidup kita. Seuntai kulit bahan dengan batu itu adalah beban hidup atau derita.

Ketika kita sedang mengalami titik terendah dalam hidup, acapkali sulit untuk berpikir jernih, mendadak introvert, mengasingkan diri dari lingkungan sosial. tapi percayalah semua masalah ada jalan keluar dan hikmahnya.

Semakin rendah titik dalam hidup maka peluang untuk belajar dan introspeksi diri semakin luas. Semakin rendah titik dalam hidup maka lambungannya akan semakin tinggi.

Sama seperti ketapel. Ketika kayu pegangannya kuat, tali yang ditarik semakin rendah, maka lemparan batu akan semakin jauh dan tinggi

Apa filosofinya dengan hidup?
Ketika kamu cukup kuat untuk menghadapi masa terendah dalam hidup, maka lambungan dirimu akan tinggi nanti.

Mengapa begitu? karena dibalik kuat pribadi yang sudah melewati titik terendah, maka kamu akan siap untuk melangkah lebih tinggi dari sebelumnya.

Jadi, buat kamu yang saat ini menghadapi titik terendah, sedang berada di kuartal krisis kehidupan . Teruslah menyemangati diri untuk selalu mengambil sisi positif dalam situasi ini. Allah selalu siap senyum, setelah deraian airmata, seperti pelangi ada, setelah hujan reda.

“Kau pantas untuk bahagia”
“Lestari budaya ku, Bugar bangsa ku”

Source: FP KPOTI Riau