Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Amerika Takut Ikan Gabus, di Indonesia Pembasmi Keong

KEONG dan ikan sepat terjaring oleh petani yang membersihkan lahan sawah di Sewpn,Bantul,DIY. (Foto CIO/Adham)

CIO—Ikan gabus bernama ilmiah channa striata merupakan predator lokal yang mampu bertahan hidup di air dengan kadar asam 7-8pH. Bahkan dapat hidup dengan tingkat oksigen rendah dan paling tinggi di kedalaman air 1-2 meter.

Ikan berkepala mirip ular ini dahulu hanya terdapat di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, yang kini menyebar hingga Indonesia bagian Timur.

Bahkan dapat ditemukan di Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, India, Myanmar, dan Bangladesh.

Departemen Perikanan dan Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut ikan gabus yang hidup di perairan dangkal adalah penghuni waduk, rawa, dan sungai-sungai dengan aliran air yang tenang.

Meski begitu, air yang keruh dan kering adalah habitat bagi ikan gabus. Ini karena ikan gabus memiliki labirin sehingga dapat bernafas dalam keadaan tersebut.

Selain itu, ikan ini cepat beradaptasi terhadap lingkungan berkadar humus tinggi yang umumnya terdapat pada lahan gambut.

Ikan gabus berbeda dengan ikan endemik pada umumnya di Indonesia, ikan ini cenderung bersifat teritorial.

Sebagai predator ikan gabus dapat berkamuflase untuk mengelabuhi mangsanya yang secara tiba-tiba menyambar.

Ikan ini juga perenang hebat, meski tak sehebat ikan wader yang melesat gesit.

Mulutnya yang besar dilengkapi dengan deretan gigi yang tajam sangat mudah menangkap dan menaklukkan mangsanya.

Pada musim hujan sekira bulan Oktober—Desember ikan gabus betina dan jantan akan bersiap kawin dengan membuat sarang di tepi sungai yang dipenuhi tumbuhan.

Sarang itu kelak untuk menyimpan telur ikan gabus yang jumlahnya bisa ratusan sekaligus tempat persembunyian anak-anak ikan gabus setelah menetas.

Seorang ahli perikanan sekaligus pemilik Andhi Fish Farm di Bantul, mengatakan ikan gabus dapat mengubur diri dalam lumpur ketika sawah, kolam, atau bahkan sungai dan parit mengering hingga kembali berair.

Cara itu hanya dilakukan setelah beberapa kali pindah tempat, namun, tetap tidak menemukan sumber air.

“Maka ikan gabus sering dijumpai berjalan di daratan,” katanya.

Bagi petani ikan gabus sangat membantu membasmi hama keong.

Para petani menebar ikan gabus di lahan sawahnya sehingga keong akan habis disantap ikan gabus.

Namun, bagi sebagian orang ikan gabus adalah hama karena memakan ikan-ikan kecil peliharaan.

Ikan gabus terkenal sangat rakus dan dianggap berbahaya bagi Amerika.

Amerika sangat takut jika ikan gabus yang dinyatakan sebagai predator mengerikan akan memangsa ikan-ikan di perairan setempat.

Bagi Pemerintah Amerika ikan gabus masuk dalam kategori ikan invasif. Tetapi tidak di Jawa.

Kekurangan dan kelebihan ikan gabus menjadi hal yang lumrah ketika tidak dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.

Akan sangat merugikan bagi petani ikan jika terjadi kecerobohan ikan gabus masuk ke area kolam.

Ikan gabus memiliki protein penting dan sangat bermanfaat. Kaya akan albumin sehingga dapat dikonsumsi untuk penyembuhan luka.(***)

Penulis: AdhamEditor: MS Faidar