Hikayat Malam
ini masih subuh, kenangan seperti perahu-perahu letih yang mengantri berlabuh. dan kau masih seperti seorang anak kecil yang asyik melipat-lipat abad di ruang kelas yang hanya didominasi warna lupa dan putih pucat.
betapa angin mengepung telingaku seperti ketika hari hanya tersusun dari serak suaramu. kalender bertanggalkan dahak dan bahak. satu-satunya suara kini hanyalah pepatah-petitih dari jatuh air yang setia pada talang berkarat.
burung-burung seperti mengutuk gusarku ketika menyadari bahwa damai juga bisa datang tanpa protokol berbelit tak seperti yang gandrung diserukan para pejabat tinggi di televisi, ceruk-ceruk kantuk tempat di mana aku bisa mengalirkan bayanganku.
ini masih subuh, tetapi doa sudah pasang di mata yang terjaga dari curiga: aku memimpikan hari ketika pagi memiliki tafsirnya sendiri, seperti kesan yang ditangkap daun jatuh dari para penyapu jalan, yang gagal disalin mimpi-mimpiku dari hikayat malam.
Penulis: UQ Tuah Mawlana Rumi