CIO—Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), menjadi salah satu bandara yang ditunjuk Pemerintah untuk menggelar festival budaya setelah Jakarta dan Bali.
Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, tidak ingin bandara sebagai aset BUMN tidak merakyat.
“Kami tidak ingin aset BUMN yang indah dan megah ini hanya semacam bangunan yang jauh dari masyarakat,” katanya.
Ia meminta seluruh bandara di bawah angkasa pura, khususnya Bandara Internasional Yogyakarta, setiap pekan dua kali menggelar festival budaya.
Bandara akan menjadi etalase kebudayaan sehingga mampu mendongkrak perekonomian rakyat.
Adanya festival budaya akan menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan penghasilan bagi pelaku seni dan budaya.
“Kami meminta pengelola bandara BUMN untuk mengaktifkan kembali gagasan awal menjadikan bandara sebagai etalase kebudayaan,” katanya.
Pemintaan itu setelah melihat perkembangan wisata di Bali dan Jakarta yang meningkat hingga 70 persen serta 60 persen untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Kita bisa kembali lagi. Kami minta satu minggu dua kali menyelenggarakan festival budaya sekaligus memberikan apresiasi kepada para pelaku seni,” ujar Erick Thohir dalam dialog budaya bersama pelaku seni dan budaya dari DIY dan Jawa Tengah di Bandara Internasional Yogyakarta.
Namun, dirinya menolak ada anggapan telah mengambil tugas dan fungsi dari kementerian lain.
Langkah Menteri BUMN Erick Thohir menjadikan bandara YIA sebagai etalase budaya didukung oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura 1, Faik Fahmi.
Fahmi mengatakan upaya tersebut sangat penting mengetahui Yogyakarta sebagai Kota Budaya dan berstatus daerah istimewa.
“Langkah ini juga dalam rangka membuat DIY sebagai daerah semakin istimewa sekaligus awal yang bagus memulihkan dampak pandemi C19,” ucapnya.
Sejak YIA resmi dioperasikan kegiatan seni dan budaya rutin digelar setiap pekan. Bandara Internasional Yogyakarta telah menjadi panggung bagi seniman dan budayawan.
Pertunjukan yang dihadirkan setiap Sabtu dan Ahad melibatkan para pegiat seni dari 72 desa di DIY.
Bahkan, pameran lukisan, batik, patung dan seni kriya lainnya digelar hingga satu bulan penuh.
Ratusan karya dari seniman Indonesia turut dalam pagelaran seni yang diadakan oleh YIA.
“Ini (YIA) panggungnya seniman,” pungkas Fahmi.