LANGKAT(Cakrawalaindonesia.id) – Kejadian pilu dialami seorang siswi SMAN 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) karena menjadi korban bullying atau perundungan temannya. Dinas Pendidikan pun turun tangan menyelesaikan kasus tersebut.
Aksi perundungan itu viral di media sosial. Dilihat detikSumut, peristiwa itu terjadi di dalam kelas. Korban saat itu, tampak sedang duduk di kursinya, sementara para pelaku mengelilingi korban.
Mereka terlihat mengenakan seragam pramuka. Aksi para siswi itu direkam oleh salah seorang yang berada di depan korban.
Para pelaku tampak berkali-kali menarik jilbab korban hingga bagian rambutnya terlihat. Mereka melakukannya sambil mengejek korban.
Tak hanya itu, beberapa kali para pelaku memegangi tubuh korban. Bahkan, mereka juga sempat memegangi bagian payudara korban.
Saat korban tengah memperbaiki jilbabnya, seorang pelaku malah kembali menarik jilbab korban. Aksi itu terjadi berkali-kali.
Korban tampak tidak merespons perlakuan para pelaku. Dia hanya diam sambil terus berupaya memperbaiki hijabnya.
Kabid Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Sumut M Basir Hasibuan merespons soal video viral itu. Dia membenarkan peristiwa itu terjadi di SMAN 1 Stabat. Aksi itu kata Basir terjadi pada Jumat (13/10/2023).
“Itu kejadiannya hari Jumat. Benar (di SMAN 1 Stabat),” kata Basir saat dikonfirmasi pada Minggu (15/10).
Basir menyebut korban kini telah berusia 22 tahun. Korban memiliki keterbatasan, sehingga di umurnya saat ini, korban masih duduk di bangku kelas 3 SMA.
Menurut Basir, korban memang kerap menjadi korban perundungan teman-temannya. Meski begitu, Basir mengaku perundungan itu tidak bisa ditoleransi.
“Usianya sudah 22 tahun, ada lah kita bilang keterlambatan. Mereka bercanda terlalu berlebihan,” ujarnya.
Dia mengatakan pihak sekolah langsung mengambil langkah usai kasus itu viral . Ketiga anak yang melakukan perundungan itu juga telah dipanggil dan membuat pernyataan permohonan maaf.
Bahkan, kata Basir, orang tua dari ketiga pelaku juga telah mendatangi rumah korban untuk meminta maaf.
“Hari Sabtu, begitu dapat informasi sekolah langsung memanggil anak yang bersangkutan. Jadi, sudah minta maaf siswa yang tiga itu, itu langkah pertama. Langkah kedua, tadi malam sudah datang orang tua yang tiga itu ke rumah orang tua yang di-bully. Orangtuanya juga sudah minta maaf,” kata Basir.
Basir menyebut pihak sekolah juga akan bertemu dengan orang tua pelaku dan korban. Pertemuan itu direncanakan digelar besok di SMAN 1 Stabat.
Dia berharap pertemuan itu bisa memberikan pelajaran serta pemahaman kepada para pelaku untuk tidak melakukan aksi serupa.
“Jadi, besok resminya difasilitasi sekolah, saya minta datang semua untuk dibuat pertemuan, jangan lagi ke depan ada seperti itu, walaupun kondisi anaknya seperti itu. Biar murid yang lain juga tahu, sampai seperti itu urusannya,” pungkasnya.