Cakrawalaindonesia.id – Memiliki putra-putri yang hafal al-Qur’an merupakan impian setiap orang tua muslim. Bagaimana tidak? al-Qur’an merupakan kitab suci yang penuh keberkahan.
Anak-anak yang menghafal al-Qur’an akan menjadi kebanggaan orang tuanya bahkan masyarakat. Dan anak-anak tersebut akan diberikan penghargaan yang tinggi baik secara moril bahkan materil.
Oleh karenanya, tidak berlebihan jika diibaratkan memiliki anak-anak yang hafal al-Qur’an seperti menyimpan permata selalu mendatangkan kebahagian dan kebanggaan.
Orang-orang yang menghafal al-Qur’an juga memiliki peluang sukses yang besar di masa depannya. Karena al-Qur’an merupakan kitab yang paripurna, disamping sebagai sumber petunjuk juga sumber segala ilmu pengetahuan.
Sebagai bukti banyak para ilmuan muslim yang lahir dan mereka belajar al-Qur’an semenjak kecil, di antaranya Ibnu Sina (980-1037) ahli kedokteran; Al-Khawarizmi (780-850) di bidang matematika, geografi dan astronomi; Ibnu al-Nafis (1213-1288) seorang ilmuwan muslim di bidang kedokteran merumuskan dasar-dasar sirkulasi jantung, paru-paru dan kapiler pertama kali di dunia; Jabir Ibn- Hayyan (721-815), ilmuwan muslim di bidang kimia, fisika, farmasi; Ibnu Khaldun (1332-1406), seorang sejarawan dan sosialog muslim; Al Zahrawi (936-1013), ilmuwan muslim yang meletakkan dasar-dasar ilmu bedah modern; Al-Kindi (801-873) filsuf pertama dari kalangan Islam yang menulis dalam berbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.
Di samping itu, juga tidak sedikit ilmuan non-muslim yang akhirnya beriman pada al-Qur’an setelah menemukan penemuan-penemuan besar dikarenakan mendapatkan kesingkron-an antara penemuannya dengan kandungan al-Qur’an. Sebagai contoh diantaranya :
- Maurice Bucaille (19 Juli 1920 – 17 Februari 1998) adalah dokter ahli bedah asal Perancis. Dia menjadi ketua tim peneliti mumi Fir’aun. Saat meneliti mumi Fir’aun tersebut, Maurice menemukan unsur-unsur garam yang menunjukan bahwa penyebab kematiannya adalah tenggelam di laut. Lalu ia diberatahukan bahwa hal tersebut sudah disebutkan dalam al-Qur’an (QS. Yunus: 92) 14 abad yang lalu. Padahal mumi Fir’aun baru diketemukan pada 1898 M. Bucaille tercengang dan tersentuh dengan isi ayat tersebut. Dia yakin bahwa al-Qur’an berasal dari Tuhan yang menciptakan alam semesta. Pada akhirnya, Maurice Bucaille masuk Islam setelah mendengar isi surat Yunus ayat 92. Bucaille kemudian menulis buku berjudul Bible, Qur’an dan Sains Modern.
- Prof. Leopold Werner von Ehrefels (28 April 1901, -7 Februari 1980) adalah seorang ahli syaraf asal Austria. Dia melakukan penelitian mengenai wudhu’. Ia menemukan fakta bahwa wudhu sangat baik bagi syaraf manusia. Menurutnya pusat-pusat syaraf tersebut sangatlah peka terhadap rangsangan dari air segar dan kesehatan sistem syaraf dapat dijaga dengan cara melakukan wudu. Karena dengan membasuh pusat syaraf tersebut dengan air segar, sistem syaraf lainnya akan terjaga kesehatannya dengan baik. Setelah mengetahui hikmah wudhu ini, akhirnya Prof. Leopold Werner von Ehrenfels memutuskan untuk mengubah agamanya menjadi Islam dan mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf von Ehrenfels.
- Keith L. Moore, Ph.D (5 October 1925 – 25 November 2019) seorang profesor yang terkenal karena literatur tentang anatomi dan embriologinya. Suatu ketika, mahasiswanya menunjukkan ayat mengenai penciptaan manusia kepadanya yaitu QS. al-Mu’minuun ayat 13-14. Keith terkejut mengingat apa yang disebutkan dalam al-Qur’an sesuai dengan penelitian dan penemuannya dalam bidang embriologi. Pada akhirnya Dr. Keith Moore masuk Islam dan merevisi beberapa kajian ilmiahnya karena al-Quran ternyata telah menjawab beberapa bagian yang selama ini membuat dirinya ragu-ragu. Ia merasa al-Quran-lah yang melengkapi referensi karya ilmiah penelitiannya, yang ia pernah lakukan selama puluhan tahun.
- Tejatat Tejasen merupakan ahli anatomi asal Thailand. Saat menghadiri konferensi kedokteran di Saudi Arabia, Tejasen disodorkan buku Keith Moore yang berisi kesesuaian ayat al-Qur’an dengan fakta sains. Tagatat Tejasen masuk Islam ketika melakukan penelitian dermatologi dalam tinjauan anatomi, dimana lapisan Kulit terdiri atas 3 lapisan yakni, Epidermis, Dermis dan Cut Cutis. Pada lapisan terakhir ini terdapat ujung ujung pembuluh darah dan saraf. Penelitian ini ternyata sudah ada dalam ayat al-Qur’an Surat an-Nisa ayat 56 yang mengatakan bahwa Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka dan mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru setiap kali kulit itu hangus terbakar agar mereka merasakan pedihnya azab Allah. Pada akhir konferensi, 3 November 1983, Tejasen maju dan berdiri di podium. Di hadapan seluruh peserta konferensi, ia menceritakan awal ketertarikannya pada al-Qur’an, juga kekagumannya pada makalah Keith Moore yang membuatnya meyakini kebenaran Islam.
Fakta-fakta di atas menunjukkan kebenaran kandungan al-Qur’an yang tidak terbantahkan. Dan masih banyak contoh-contoh nyata lainnya yang tidak dicantumkan disini.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dan menghafal al-Qur’an sejak kecil sangatlah tepat walaupun anak belum mengetahui makna dan kandungannya. Namun dengan seiring dengan perjalanan waktu sedikit demi sedikit sang anak melalui belajar terus-menerus akan mampu memahami atau bahkan mengungkap rahasia-rahasia di balik ayat-ayat al-Qur’an.
Membimbing anak-anak menghafal al-Qur’an memerlukan kemauan dan usaha yang kuat dari orang tua, lingkungan yang baik dan media-media yang mendukung. Oleh karena itu, SDTQ Jabal Rahmah ini mengajak untuk membimbing anak menghafal al-Qur’an dan berprestasi dengan menghafal al-Qur’an. Dengan harapan akan memotivasi memberikan ilmu dan wawasan bagi para pengajar dan orang tua dalam membimbing siswa-siswi atau putra-putrinya dalam menghafal al-Qur’an.
Oleh: Kepsek SD Tahfidz Jabal Rahmah M. Iskandar, Lc. MA.