JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia atau PB PRSI Anindya Bakrie mensahkan hasil Rapat Kerja Nasional atau Rakernas 2023 yang berlangsung di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin 20 Februari 2023.
Rakernas PB PRSI 2023 ini mengambil tema “Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat menuju prestasi akuatik Salah satunya rekomendasi Rakernas adalah menggelar Musyawarah Nasional Khusus atau Munasus pada Juni mendatang. Pada Munasus juga akan dibahas renang yang telah masuk Desain Besar Olahraga Nasional atau DBON yang akan merancang program 10 tahun ke depan. Tidak hanya renang juga ada cabang olahraga lain seperti polo air, loncat indah, renang artistik, renang perairan terbuka.
Pada Munasus juga meng-agendakan perubahan logo PB PRSI, menyesuaikan nama dan logo Federasi Renang Dunia FINA menjadi World Aquatics.
“Peserta Rakernas sepakat untuk melakukan perubahan nama dan logo PB PRSI menyesuaikan World Aquatics pada Musyawarah Nasional Khusus pada Juni mendatang. Pada Munasus kita juga bisa membuat kebijakan untuk akuatik Indonesia,” ucap Anindya Bakrie.
Selain itu, rakernas juga merekomendasikan supaya Pelatih asing bisa melakukan pelatihan ke daerah-daerah. Saat ini renang dilatih Pelatih asal Australia Michael Pipper. Sedangkan polo air putra diltangani Pelatih asal Serbia Nikola Milosavlejic dan polo air putri ditangani Pelatih asal Hungaria, Aron Regos.
Pelatnas renang juga tengah bersiap mengikuti SEA Games Kamboja 5-17 Mei 2023, Asian Games Hangzhou September 2023, ANOC World Beach Games Bali 5-12 Agustus 2023, juga jadi tuan rumah SEA Age Group Swimming Championship di Jakarta Agustus 2023.
“Saya juga senang akan ada agenda Aquatic Awards pada tahun mendatang. Ini penghargaan untuk insan atau perusahaan yang memberikan sumbangsih untuk akuatik Indonesia. Bisa pemerintah daerah atau kepala daerah serta pihak swasta yang turut memajukan akuatik di Indonesia,” jelas Anin.
Dalam rakernas kali ini, PB PRSI melakukan MoU dengan Indonesia Anti Doping Organization (IADO) yang dipimpin Gatot Dewabroto.
“Ini kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Bagi kami akan memudhakan akses untuk melakukan sosialisasi mengenai doping. Karena banyak atlet yang belum mengetahui obat atau zat-zat yang mengandung doping,” papar Gatot.
