CIO—Yogyakarta kembali menggencarkan literasi budaya melalui berbagai pertunjukan salah satunya pemutaran film animasi Gatotkaca di Science Theater Taman Pintar Yogyakarta.
Pemerintah Kota setempat melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menyebut film animasi Gatotkaca itu untuk mengenalkan wayang kepada anak-anak.
Sebanyak 50 peserta anak-anak usia 8-15 tahun mengikuti kegiatan pemutaran film dalam dua kategori anak dan remaja.
Kepala Bidang Warisan Budaya Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Susilo Munandar, mengatakan kegiatan itu sebagai upaya mengimplementasikan pelestarian budaya khususnya wayang kepada anak-anak dan remaja.
Pemutaran film animasi tokoh wayang Gatotkaca itu menyasar pada masyarakat penggemar wayang yang disampaikan dengan gaya kemasan kekinian.
“Kami menyasar masyarakat dengan memberikan edukasi secara kekinian yang mudah diterima oleh peserta yang tergolong generasi Z,” kata Susilo.
Acara yang dikemas secara interaktif dan menarik, anak-anak kemudian dikenalkan dengan tokoh-tokoh wayang.
Mereka juga diajak memainkan wayang dan mencoba menjadi dalang dalam pertunjukan wayang.
Beberapa narasumber dari kalangan seniman juga turut dihadirkan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang perwayangan.
Penjelasan ketiga narasumber Bayu Aji Nugraha, Elisha Orcarus Allasso dan Fani Rickyansyah, tentang wayang dan pedalangan mudah diterima oleh anak-anak.
Para narasumber itu adalah para seniman dan pegiat budaya khususnya wayang dan pedalangan di Yogyakarta.
Tidak hanya memainkan wayang dengan memperagakan diri menjadi dalang, anak-anak juga diajak bermain mengenal tokoh-tokoh wayang dengan permainan kartu bergambar wayang.
Dalam permainan itu anak-anak harus menyebutkan nama tokoh wayang yang tergambar pada kartu.
“Harapannya agar anak-anak dapat mengenal dan menyukai wayang,” katanya.
Bahkan, imbuhnya, anak-anak mengikuti kisah tokoh-tokoh wayang di sela permainan tebak-tebakan kartu wayang.
Selain sebagai wujud dukungan Pemerintah setempat kepada para seniman wayang di Yogyakarta, kegiatan pengenalan wayang itu juga bertujuan memberikan edukasi tentang fislosofi dan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak dan remaja.
“Kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan minat anak dan remaja di Yogya terhadap wayang maupun pedalangan,” kata Kepala Seksi Warisan Budaya Tak Benda Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Bernadetta Kuncari.
Agar anak-anak dan remaja di Yogya dapat belajar tentang wayang dan pedalangan, maka dibentuklah Forum Komunikasi Anak dan Remaja Pecinta Wayang Yogyakarta.
Sebagai Ketua terpilih, Zahan Nafis Puasa, siap melanjutkan gerakan pelestarian wayang bersama duta wayang Yogya, Ivo Lanta Sang Kesawa, Adimas Alby Ersani Widyaputra, Keefe Juris Privian, dan Rafael Windrasto Satrio Adhi.
Para orang tua yang turut hadir dalam pengenalan wayang tersebut sangat senang karena anak-anak mendapatkan pelajaran nilai-nilai kebaikan, kejujuran, kebenaran dan kepahlawanan.