Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
NEWS  

Wisanggeni Dalang Cilik Wayang Alien Gelisah terhadap Kerusakan Bumi di Rumah Arsip IVAA

Wisanggeni Darmaning Bawono (12) siswa kelas 6 SDN Tahun Yogyakarta foto bersama tokoh-tokoh wayang alien yang dimainkannya. (Foto CIO/Adham)

YOGYAKARTA(CIO) – Wisanggeni Darmaning Bawono menjadi dalang cilik pertama di Indonesia yang memainkan wayang alien.

Pertunjukan wayang alien dalam pembukaan Pameran Wayang Alien bertajuk Festival UFO Indonesia di Rumah Arsip atau Indonesian Visual Art Archive (IVAA) menjadi peristiwa bersejarah dalam seni, budaya dan kesusastraan.

Tokoh seniman Wayang Uwuh, Iskandar, mengaku bangga adanya sosok anak usia 12 tahun yang memainkan wayang alien untuk mengingatkan manusia terhadap bahaya kerusakan bumi.

“Merasa bangga ada generasi baru yang menyukai wayang, dan memainkannya di depan umum. Masyarakat harus memberikan apresiasi,” kata Iskandar, ditemui di Angkringan Edukasi Wayang.

Iskandar tidak menampik adanya penolakan wayang oleh sebagian orang atau kelompok.

Padahal, kata Iskandar, wayang dapat menyelesaikan permasalahan sampah yang tidak pernah selesai. Sampah plastik dapat menjadi bahan pembuatan wayang. Seperti halnya Wayang Alien yang dimainkan oleh Dalang Cilik, Wisanggeni.

“Setiap orang memiliki cara untuk menyelesaikan persoalannya, tentu saja dengan cara-cara yang baik,” katanya.

Sebagai seniman Wayang Uwuh, Iskandar, berharap semakin banyak bermunculan pegiat-pegiat wayang jenis, karakter dan gaya apapun di Indonesia.

Pementasan Wayang Alien yang berlangsung hampir satu jam itu menceritakan pertemuan Bagong dan Alien yang berdialog tentang kerusakan bumi dan keserakahan manusia.

“Ide cerita itu muncul dari Wisanggeni sendiri,” ungkap ayahnya, Bayu Bawono, Selasa, (19/07/2022).

Ketertarikan Wisanggeni terhadap wayang diketahui oleh orang tuanya setelah duduk di Kelas 2 SDN Tahunan Yogyakarta.

Kata Mas Bay, nama akrab ayah Wisanggeni, tidak pernah membatasi ruang gerak anaknya untuk berekspresi. Sebagai orang tua, Mas Bay, bahkan memenuhi keinginan anaknya untuk bisa bergabung di Wayang Kancil asuhan Dalang Lejar (alm.).

Wisanggeni bahkan memainkan tokoh-tokoh wayang hasil karya Komunitas Wayang Merdeka yang dirikan oleh Miko Jatmiko dan Hangno Hartono.

“Diminta oleh Komunitas Wayang Merdeka untuk tampil di Festival UFO Indonesia setelah ikut Workshop Upcycle Art di Urban Farming Ledok Code,” kata mantan gitaris I Hate Mondayz.

Pementasan Wayang Alien itu adalah kolaborasi apik di Indonesia, di mana ayah dan anak berada di satu panggung memainkan keahliannya masing-masing. Menonton Wayang Alien, semua orang seperti diajak ke planet lain begitu Bayu Bawono beraksi memainkan sound luar angkasa.

Pameran Wayang Alien serangkaian dari Festival UFO Indonesia berlangsung pada 20-28 Juli 2022 di Indonesian Visual Art Archive (IVAA) Yogya menghadirkan 14 seniman, siswa SD Tumbuh 2 Yogyakarta, dan Anak-anak Kampung Code.

Komunitas Wayang Merdeka, Hangno Hartono, meyakini orang yang kreatif tidak akan berhenti berkarya.

“Banyak orang merasa terhambat hanya karena tidak ada uang, ini keliru,” katanya.

Sampah atau limbah plastik dapat menjadi sebuah karya, sambungnya, bahkan menjadi sumber penghasilan.

Dengan isu sampah dan lingkungan, Komunitas Wayang Merdeka yang berkolaborasi dengan dalang cilik Wisanggeni Darmaning Bawono, menjadi catatan sejarah bagi seni, budaya dan kesusastraan di Indonesia.(***)