Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

WELAS ASIH ITU MASIH ADA

Oleh: Nugroho Noto Susanto

Setetes Darah Menyelamatkan Nyawa Manusia 

Awalnya saya menyampaikan berita permohonan doa kesembuhan kawan saya Fidli Surawan. Saya sampaikan berita itu di akun FB saya, Nugroho Noto Susanto, dan IG saya, Nugi_77. Tautan FB/IG tersebut, saya lampirkan di bawah tulisan ini. Saya juga bagi ke banyak grup Whatsapp. Banyak pula kawan yang membagikan ke grup-grup mereka. Pesan berantai bergerak terus. Inti pesan itu adalah sahabat saya ditimpa musibah kecelakaan.

Diperlukan donasi donor darah golongan A untuk membantu dua kali operasi ke dua kaki dan tangannya. Musibah kecelakaan membuatnya tak berdaya. Ia kini terbaring di rumah sakit. Istrinya setia menemani dan merawat. Anaknya yang berusia tiga tahun dengan sangat terpaksa tinggal bersama neneknya.

Kami menggalang panggilan solidaritas donor darah. Sahabat saya memerlukan banyak kantong darah untuk membantu proses operasi. Tambahan darah juga diperlukan saat HB darahnya rendah. Atas kuasa-Nya, ada saja insan mulia berhati sutra datang membantu.

“Pak saya mau donor darah untuk Fidli Surawan”, ucap satu pendonor. “Bang, saya bersedia membantu sebagai donor pengganti”, ujar seseorang yang lain. Ada yang saya kenal, lebih banyak lagi yang tidak dikenal. Mereka ada yang berstatus mahasiswa, ada yang bekerja sebagai karyawan, ada yang bekerja sebagai buruh petani, ada yang bekerja jualan mie, ada yang belum memiliki pekerjaan tetap. Mereka ada yang memang sudah tinggal di Pekanbaru. Ada pula sahabat yang datang dari Rokan Hulu. Sebut saja namany Arie. Ia hendak mendonorkan darahnya. Datang dari Rokan Hulu, dan larut malam sukarela ke kantor PMI. Semua dengan rela hati, tanpa meminta biaya, tanpa pamrih. Bergerak atas nama kemanusiaan.

Pada Selasa siang, saya dapat kabar ada yang hendak mendonor. Saya dapat nomor HP-nya. Saya hubungi. “Pak saya mau donor darah untuk Fidli Surawan” ucapnya setelah saya telpon. “Bapak dimana? Apa bapak tahu alamat PMI Pekanbaru?,” jawabku. “Tidak pak. saya bekerja garap lahan pertanian di sekitar UNRI. Saya sekarang di depan Halte Mona Pekanbaru Pak. Saya gak pernah keluar jauh ke kota pak. Apa ada yang bisa jemput saya pak?”, Bapak itu menimpali pertanyaan saya. Hati saya tertegun. Mata saya berkaca-kaca. Untung saya sedang sendirian di ruangan kerja di Jalan Gajah Mada 200 Pekanbaru.

Sebut saja namanya Pak Dwi. Dia mungkin tidak tahu banyak peristiwa ekonomi politik negeri ini. Bahkan Jalan Diponegoro dan jalan Sudirman Pekanbaru pun ia tidak hapal. Namun soal kemanusiaan, Pak Dwi adalah oase kehidupan. Baginya menolong adalah panggilan jiwa. Meski ia sedang bekerja di lahan pertanian siang itu, ia tinggalkan pekerjaannya. Darahnya golongan A. Dengan 350ML darah A yang disumbangkan, mudah-mudahan dapat menolong nyawa Fidli Surawan. Pak Dwi sehari-hari menafkahi keluarganya sebagai buruh tani. Dia tak punya tanah. Untuk bercocok tanam, Pak Dwi harus mengolah lahan orang lain.

Pak Dwi dijemput temannya teman saya. Dia bekerja sebagai penjual Mie Pedas di sekitar Panam. Dari siang sampai petang Ia tinggalkan kedainya. Tutup sementara. Ia memilih menemani Pak Dwi yang hendak donor darah. Saya tak mengenalinya. Ia begitu bersahaja. Masih muda. Jauh muda dari saya tentunya. Dua orang yang mulia ini sama sekali tidak saya kenal semua. Kami bertemu dan ngobrol hangat di PMI. Di situlah kami baru saling sapa.

Kisah itu belum menggambarkan semua yang mendonor. Terdapat banyak orang yang sama sekali tidak dapat kami telusuri. Darahnya telah mengalir di tubuh Fidli Surawan. Setetes darah para pendonor, benar-benar telah menyelamatkan nyawa manusia. Bayangkan jika kebanyakan manusia memiliki komitmen untuk mendonorkan darahnya secara rutin, betapa banyak manusia yang berhasil ditolong.

Uluran Dana Kemanusiaan

Cerita penuh inspirasi berikutnya soal uluran dana kemanusiaan. Pada cerita saya sebelumnya, saya sama sekali tidak memohon kepada teman-teman untuk membantu donasi dana kemanusiaan. Pada saat itu, fokus kami adalah memohon bantuan donor darah dan doa kesembuhan dari teman-teman.

Namun keajaiban sungguh terjadi luar biasa. Beberapa kawan yang kenal, ada yang menghubungi saya pribadi. “Mas Nugi, saya terpanggil untuk ikut kontribusi donasi dana untuk mas Fidli. Meski tak banyak, semoga bisa membantu meringankan beban,” ujar salah seorang kakak senior lulusan perguruan tinggi di Yogyakarta. Sebut saja namanya Fitri. Kak Fitri membaca tulisan saya di grup WA. Dan tak lama kemudian, Ia langsung memberitahu bukti transfer donasi.

Tak lama berselang, salah seorang dokter di Rokan Hulu, senior saya di SMPM Rambah Rokan Hulu dulu. Beliau mengirim pesan via wa ke saya. “Dek, saya terharu membaca kejadian yang menimpa Fidli. Sedih membaca kisahnya. Saya berniat ikut membantu dana. Mohon dikirimkan nomor rekening ya dek.” Kita sebut beliau kak Rina. Berbilang detik atau menit saja, Kak Rina langsung menyampaikan foto bukti transfer.

Di inbox FB saya, ada pesan yang dikirim seseorang. Saya tidak mengenali orangnya. Tidak berteman di FB juga. “Pak saya Febri. Saya kuliah di AKPRIND Yogyakarta. Saya dan kawan-kawan hendak melakukan aksi kemanusiaan membantu Mas Fidli. Mohon berkenan menghubungkan dengan keluarga mas Fidli.” MasyaAllah. Kala saya membaca pesan di Inbox FB tersebut, air mata saya tak sadar menetes. Betapa Allah SWT telah menggerakkan mereka yang berhati mulia. Fidli dulu memang kuliah di Akprind Yogyakarta. Meski telah lulus sekian tahun dari Yogya, dengan jarak yang jauh, namun hati terasa dekat karena diikat oleh rasa kemanusiaan.

Tadi malam, tiba-tiba teman saya dari Malang Jawa Timur, menghubungi saya secara pribadi. “Bro, saya terpanggil untuk membantu Fidli. Saya sedang membangun rumah, tak bisa bantu banyak. Namun sedikit donasi dana mungkin bisa meringankan beban Fidli.” Lama sekali saya tidak bertemu dengan teman di Malang ini. Dulu kami sering bertemu di Yogyakarta. Saya takjub dengan profilnya yang rendah hati, namun soal ilmu ia luar biasa. Tak salah jika Ia dinamai Samani Afif.

Di waktu yang hampir bersamaan, tiba-tiba salah seorang anggota Bawaslu di salah satu daerah tingkat Kabupaten/Kota di Sumatera Barat mengirim saya pesan pribadi di WA. Kami belum pernah bertemu. Kebetulan kami tergabung di satu grup wa yang fokus di isu Pemilu. “Pak Nug, saya baru membaca status bapak di FB. Saya benar-benar merasakan kesulitan dan kesedihan yang dialami Mas Fidli. Saya hendak menitip donasi untuk beliau. Meski sedikit, semoga bisa menjadi bukit dengan dukungan yang lain”. Sebut saja namanya ibu Tri.

Begitulah pengalaman beberapa hari ini. Banyak sekali inspirasi kehidupan yang saya petik. Apa yang saya alami langsung. Membuat saya makin optimis dengan kemanusiaan kita. Bangsa kita benar memiliki rasa welas asih yang autentik. Welas asih itu masih ada. Dan saya yakin, anda adalah salah satunya.Kita semua adalah penanam, perawat, dan penyubur rasa welas asih. Seperti dinukil Albert Einstein, Kita tidak bisa putus asa terhadap kemanusiaan, karena kita sendiri adalah manusia.

Panggilan Kemanusiaan

Malam ini, Rabu 29 September 2021 saya koordinasi dengan keluarga Fidli Surawan. Saya besuk Fidli di Rumah Sakit Prima Pekanbaru. Saya kaget, ternyata biaya yang diperlukan untuk mengobati Fidli sudah mencapai 86 jutaan. Itu manifest biaya per 29 September 2021. Prediksinya tentu akan meningkat lagi karena Fidli masih rawat inap. Ditambah biaya pengobatan atau pemulihan lainnya. Apalagi Fidli Surawan tidak terdaftar sebagai peserta BPJS. Sementara biaya yang dikirimkan keluarga yang menabrak Fidli baru sekitar 25% dari total biaya pengobatan.

Di antara teman-teman kami sudah banyak yang menyarankankan untuk membuka donasi. Siapa tahu hati kecil manusia yang lain terketuk hatinya untuk membantu. Barangkali pula ada yang sungkan atau tidak tahu bagaimana caranya hendak membantu. Begitulah di antara masukan dan saran teman-teman saya. Kala itu, saya belum mengiyakan, namun saya apresiasi usulan tersebut.

Malam tadi (29/9/2021), atas izin Fidli dan keluarga, dengan segala kerendahan hati, akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka donasi dana kemanusiaan untuk meringankan beban kawan kita Fidli Surawan. Bagi sahabat yang terpanggil untuk berpartisipasi, sila sampaikan bantuan dana kemanusiaannya ke rekening berikut:

Bank Riau Kepri, No. Rek. 8283100218 Atas Nama Fidli Surawan.

Narahubung: Pinna (Istri Fidli Surawan) 081214263375

Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian teman-teman selama ini. Yang sudi membaca cerita kami dan berpartisipasi atas nama kemanusiaan. Saya percaya kita sama-sama punya keyakinan, bahwa rasa kemanusiaan yang autentik membuat kehidupan menjadi lebih bermakna.

Terima Kasih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

(***)

Tautan sebelumnya:
1.https://www.facebook.com/100051114512229/posts/388726729507808/
2. https://www.instagram.com/p/CUSNHHHPoYA/?utm_source=ig_web_copy_link