CIO —Harta karun yang ditemukan oleh Angkatan Laut Kolombia di lepas pantai Kolombia terungkap setelah Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) turut dalam pencarian itu.
Temuan Kapal San Jose Galleon akhirnya diberitakan setelah Pemerintah Kolombia dan lembaga yang terlibat memberiikan izin untuk dipublikasikan.
“Kami telah menyembunyikan ini untuk menghormati Pemerintah Kolombia,” kata Wakil Presiden WHOI untuk Fasilitas dan Operasi Kelautan, Rob Munier.
Bangkai kapal San Jose yang sering disebut “Cawan Suci Bangkai Kapal” telah lama dianggap sebagai salah satu misteri maritim abadi dalam sejarah.
Galleon Spanyol tenggelam sekaligus bersama 600 orang dan harta emas, perak serta zamrud pada tanggal 8 Juni 1708.
Kapal San Jose Galleon tenggelam setelah diserang Inggris dalam Perang Sukses Spanyol selama pertempuran berlangsung.
Harta karun yang di dasar laut itu ditaksir senilai 22,5 miliar dolar. Namun, ada yang memperkirakan sebanyak 17 miliar dolar.
WHOI yang berkantor di Massachusetts diundang secara khusus untuk terlibat dalam pencarian San Jose karena memiliki keahlian dalam eksplorasi perairan dalam.
Kapal selam REMUS 6000 mirip kendaraan darat milik WHOI yang dikenal sebagai alat untuk penelitian di dasar laut.
Pada tahun 2011, Angkatan Laut Kolombia telah menggunakan REMUS 6000 melakukan pencarian pesawat prancis 447 yang jatuh pada tahun 2009 beberatus mil dari lepas pantai Brazil.
Diduga penemuan San Jose dengan menggunakan REMUS 6000 sebenarnya terjadi pada tahun 2015.
“Bongkahan kapal sebagian tertutup sedimen, tetapi dengan kamera kami dapat melihat detail puing-puing dengan resolusi yang cukup baik,” kata Pemimpin Eekspedisi, Insinyur WHOI Mike Purcell.
Bahkan, sambungnya, beberapa ukiran dekoratif pada meriam di kapal juga terlihat jelas.
Temuan harta karun itu telah memicu perang hukum antarbeberapa negara melibatkan perusahaan swasta.
Unesco sebagai badan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Kolombia untuk melakukan eksploitasi terhadap bangkai kapal secara komersial.
Meski telah dipublikasi, Unesco mencurigai Kolombia yang diduga masih menyembunyikan lokasi harta karun lainnya. (*)