FLORES TIMUR(Cakrawalaindonesia.id) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah dukungan Dana Siap Pakai (DSP) senilai 250 juta kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk seluruh operasional percepatan penanganan darurat erupsi gunungapi Lewotobi Laki-Laki. Dukungan DSP tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., kepada Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi di sela Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Alam Erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki di aula kantor Bupati Flores Timur, Selasa (30/1).
Dukungan DSP dari BNPB merupakan kali kedua diserahkan kepada pemda setempat menyusul adanya peningkatan status gunungapi Lewotobi Laki-Laki dari level III ‘Siaga’ menjadi level IV atau ‘Awas’ yang kemudian berdampak kepada kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Dukungan yang kedua ini diberikan sekaligus untuk melengkapi segala hal yang masih dibutuhkan selama masa tanggap darurat berlangsung. Suharyanto memastikan Dana DSP ini langsung dapat digunakan dan tidak menunggu proses pencairan.
“Pemerintah Pusat melalui BNPB membantu lagi. Kita sudah kedua kali kesini. Yang kedua kali ini kami membawa lebih lengkap lagi kebutuhan dasar yang dibutuhkan di lapangan,” jelas Suharyanto.
“Waktu kemarin kami memberikan anggaran 250 juta sekarang ditambah lagi 250 juta yang langsung bisa digunakan. Perhari ini cair,” imbuhnya.
Di samping itu, Kepala BNPB juga menyerahkan 18 jenis logistik dan peralatan yang meliputi makanan siap saji 3.000 paket, tenda pengungsi 10 set, tenda keluarga 15 set, velbed 500 unit, genset listrik 5 unit, tower lampu 10 unit, sembako 3.000 paket, hygiene kit 3.000 paket, kasur lipat 3.000 buah, matras 3.000 lembar, selimut 3.000 lembar, biskuit protein 1.000 paket, susu bayi 300 paket, bubur bayi 300 paket, pakaian wanita 500 paket, air mineral 3.000 dus dan sabun cair 3.000 botol.
Kunjungi Warga Pengungsi
Pada kesempatan sebelumnya, Kepala BNPB menyempatkan diri melihat kondisi pengungsian warga yang berada di SD Katholik Konga. Di posko pengungsian itu sebanyak 1.779 jiwa menempati tenda darurat yang didirikan oleh lintas instansi terkait.
Kepala BNPB menyempatkan diri berdialog dengan beberapa warga pengungsi. Dari dialog itu, masyarakat rata-rata masih memiliki semangat yang tinggi meski sudah hampir sebulan menempati tenda pengungsian.
“Rata-rata mereka masih semangat,” kata Suharyanto.
Suharyanto berharap, aktivitas vulkanik gunungapi Lewotobi Laki-Laki dapat berangsur-angsur menurun sehingga para warga pengungsi dapat segera diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing. Kepala BNPB akan terus memantau perkembangan gunungapi Lewotobi Laki-Laki melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) termasuk meminta rekomendasi untuk tiap-tiap tahapannya agar dipedomani oleh masyarakat.
“Status gunungapi Lewotobi Laki-Laki sudah turun dari level IV ‘Awas’ menjadi level III ‘Siaga’. Mudah-mudahan ini turun terus sampai level II sehingga warga bisa kembali ke rumah masing-masing. Mereka sudah di sini selama sebulan,” jelas Suharyanto.
Sebelum pamit melanjutkan giat kunjungan kerja, Kepala BNPB menyerahkan dukungan logistik dan peralatan kepada warga. Diharapkan dari dukungan itu dapat meringankan beban para pengungsi.
Salah satu warga penerima dukungan dari BNPB mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam. Bantuan tersebut merupakan bentuk kasih sayang Tuhan kepada warga terdampak erupsi gunungapi Lewotobi Laki-Laki melalui BNPB.
“Jika ‘NTT’ itu kepanjangan dari ‘Nasib Tidak Tentu’, namun ‘NTT’ juga berarti ‘Nanti Tuhan Tolong’. Kami percaya dan yakin bahwa bantuan dari bapak Kepala BNPB dan yang lainnya adalah bentuk pertolongan Tuhan untuk kami yang ada di sini,” ungkap salah satu warga.
Mengamati Lewotobi Laki-Laki dari Pos Pengamatan Gunungapi
Melanjutkan giat kunjungan kerja, Kepala BNPB mendatangi Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-Laki. Setibanya di halaman Pos Pengamatan, Suharyanto langsung membidik puncak Lewotobi Laki-Laki menggunakan kamera yang sudah dilengkapi lensa telephoto, sebagai salah satu instrumen alat perekaman data visual.
Dari pantauan visual itu, pandangan Suharyanto terhalang kabut yang menyembunyikan puncaknya. Suharyanto kemudian memeriksa instrumen lain yang berada di dalam ruangan pos pengamatan.
Dari petugas pos pantau, Suharyanto mendapatkan kejelasan bagaimana PVMBG menetapkan kenaikan dan penurunan level status gunungapi. Instrumen yang dimiliki di sana juga sama yang digunakan di lokasi lain seperti di gunungapi Marapi, Sinabung, Lewotolok dan sebagainya.
“Alat instrumen ini sama canggihnya seperti di pos-pos lain,” jelas Suharyanto.
Sebelum meninggalkan Pos Pengamatan Gunungapi, Suharyanto berpesan kepada tim agar terus semangat dalam memberikan informasi gunungapi kepada masyarakat. Kepada seluruh unsur Forkopimda yang turut hadir di sana, Suharyanto meminta agar segala rekomendasi PVMBG dapat dipedomani bersama demi keselamatan masyarakat sebagai hukum yang tertinggi.
“Saya minta apa yang menjadi rekomendasi PVMBG ini dipedomani untuk masyarakat kita. Karena keselamatan masyarakat adalah hukum yang tertinggi,” kata Suharyanto.
Pantauan Udara Helikopter
Selepas meninggalkan Pos Pengamatan, Suharyanto kemudian melakukan peninjauan udara menggunakan helikopter BNPB. Dari pantauan selama kurang lebih 15 menit, Kepala BNPB melihat jalur lava yang menghanguskan vegetasi hutan belukar lereng Lewotobi Laki-Laki di sektor timur laut.
Dari atas helikopter, Kepala BNPB juga melihat beberapa asap berwarna putih masih keluar di beberapa titik. Beruntungnya, tidak satupun ditemukan permukiman penduduk di area tersebut. Hal itu dapat diartikan bahwa aliran lava dipastikan tidak berdampak langsung kepada masyarakat, kecuali abu vulkanik yang dapat menyebar ke segala arah oleh arah angin, maupun lontaran lava pijar.