SUMBAWA(Cakrawalaindonesia.online) – Pada kunjungan kerjanya ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau Bendungan Tiu Suntuk, Bendungan Beringin Sila, dan Daerah Irigasi (DI) Bintang Bano pada hari Jumat (14/10/2022).
Bendungan Tiu Suntuk dan Bendungan Beringin Sila merupakan bagian dari 6 bendungan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun di NTB dalam rangka mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional. Empat bendungan lainnya yakni Bendungan Bintang Bano, Bendungan Tanju, Bendungan Mila, dan Bendungan Meninting.
Menteri PUPR Basuki berpesan agar ke depannya baik kontraktor pelaksana maupun konsultan supervisi mengutamakan aspek kualitas, estetika, dan lingkungan dalam pekerjaan pembangunan bendungan.
“Konsultan supervisi harus mampu menjalankan fungsi pengawasannya dengan baik karena memiliki peran penting sebagai wakil project owner. Kontraktor pelaksana juga harus memiliki eagerness atau antusiasme untuk menjaga kualitas pekerjaannya,” tegas Menteri PUPR Basuki.
Untuk aspek estetika dan lingkungan, Menteri PUPR Basuki berpesan untuk mengoptimalkan penghijauan, khususnya pada tebing sekitar bendungan.
“Hati-hati jangan tebing-tebingnya dibiarkan telanjang, semuanya harus ditanami. Kalau bisa pasang sprinkler juga agar tebingnya tidak kering,” tegas Menteri PUPR Basuki.
Bendungan Tiu Suntuk yang berlokasi di Sumbawa Barat dibangun sejak bulan Februari 2020 dengan biaya sebesar Rp1,22 triliun dan ditargetkan rampung pada bulan Desember 2023. Pembangunan dilakukan dalam dua paket dimana progres Paket I saat ini mencapai 76,47%, sedangkan progres Paket II mencapai 45,78%.
Dengan kapasitas tampungan 55,90 juta m³ dan luas genangan 312,09 Ha, Bendungan Tiu Suntuk nantinya mampu menyuplai air baku sebesar 68 liter/detik, menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 1.900 Ha, serta memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 0,81 MW, reduksi banjir sebesar 390 m³/detik, dan potensi sebagai tempat konservasi, tempat pariwisata, dan perikanan darat.
Sedangkan pembangunan Bendungan Beringin Sila yang berlokasi di Sumbawa dilakukan sejak bulan Januari 2019 dengan biaya sebesar Rp1,66 triliun. Saat ini progres fisik pembangunannya mencapai 92,60% untuk paket I dan 96,05% untuk paket II dengan target rampung pada bulan Desember 2022.
Dengan total kapasitas tampungan 27,46 juta m³ dan luas genangan 126 Ha, bendungan ini nantinya akan mampu mengairi lahan seluas 3.500 Ha, menghasilkan air baku sebesar 76 liter/detik, PLTM sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 90,37 m³/detik, serta potensi sebagai tempat pariwisata, perikanan tangkap, dan tempat konservasi.
Pada kesempatan ini Menteri Basuki juga meninjau pembangunan Daerah Irigasi (DI) Bintang Bano seluas 4.200 ha untuk menyalurkan air dari Bendungan Bintang Bano. Progresnya rata-rata untuk seluruh paket saat ini mencapai 55,5% dan ditargetkan selesai tahun 2023.
“Saya minta seluruh jaringan dan bendung tuntas pada Agustus 2023 agar bisa berfungsi mensuplai air ke sawah-sawah masyarakat,” tutup Menteri PUPR Basuki.
Bendungan Bintang Bano sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada bulan Januari 2022. Bendungan dengan kapasitas tampung 76 juta m³ dan luas genangan 256 ha ini mampu mengairi 6.700 ha sawah, reduksi banjir di Sumbawa Barat sebesar 53%, menyediakan air baku sebesar 550 liter/detik, serta potensi penghasil listrik dari tenaga air sebesar 6,6 MW, dan potensi pariwisata.(***)