THAILAND(Cakrawalaindonesia.id) – Timnas Indonesia sudah berjuang keras saat bertanding melawan Thailand di Nimibutr Stadium Bangkok, pada laga perdana Window 1 Kualifikasi GIBA Asia Cup 2025 kamis malam (22/2). Bahkan, dalam pertandingan ini para pemain sempat kejutkan tuan rumah dengan leading 7 angka di awal-awal pertandingan.
Hanya, tuan rumah juga tidak tinggal diam. Mereka merapihkan permainan kemudian bangkit membalikkan keadaan. Mereka kemudian kendalikan permainan dan mengakhiri pertandingan dengan skor kemenangan 73-56.
Dalam pertandingan ini, Agassi Goantara menjadi top performer dari Indonesia. Dia mencetak 14 angka, 8 rebound, dan 3 asis. Disusul Mohammad Arighi Hadian Noor dengan koleksi 9 angka dan 1 rebound.
Sementara dari Thailand, Moses Morgan menjadi pendulang poin terbanyak dengan catatan 24 poin, 2 rebound, dan 1 asis. Disusul kemudian Frederick Lee Jones dengan 13 angka, 1 rebound, dan 3 asis.
Usai pertandingan, Pelatih Timnas Basket Indonesia Milos Pejic mengatakan bahwa pemain Indonesia petik pelajaran dari pertandingan melawan Thailand. Mereka diharapkan ambil pengalaman dari laga ini karena memang tim yang diturunkan diisi pemain muda.
Situasi ini berbanding terbalik dengan Thailand. Mereka adalah tim yang sudah lama terbentuk.
“Jadi dalam game Indonesia melawan Thailand berharap bahwa anak-anak ini belajar dari pengalaman,” terang Milos.
“Kita tahu bahwa pemain-pemain kita adalah pemain muda, dan kita melawan tim Thailand yang sudah bermain bersama hampir 5 tahun. Dengan modal ini, Thailand menjadi salah satu tim di Asia Tenggara yang berpengalaman dan kompak ,” ungkap Milos.
“Saya sengaja memilih pemain muda ini karena mereka kedepannya yang menurut hemat saya sebagai pelatih yang akan dapat bermain bersama pemain senior di SEA Games nanti bersama Derrick Michael, Andakara Prastawa, Arki Wisnu, Yudha, Bolden, Abraham, Brandon dan lainnya. Mohon dukungan Indonesia atas program yang sedang saya jalankan,” terang Milos.
Milos berharap, usai melawan Thailand para pemain cepat belajar dari level game Internasional. Kemudian mengetahui skill mereka sampai mana dibandingkan dengan level pemain internasional.
“Kita menginvestasikan mereka saat ini dan investasi ini memang butuh waktu dan kesabaran untuk mereka menjadi pemain yang bagus. Semoga dari investasi kita di tim nasional yang sekarang ini bisa muncul pemain-pemain yang kelak bisa menggantikan senior-senior mereka seperti Arki, Prastawa, Abraham, dan Jawato,” ujar pelatih berpaspor Kroasia ini.
Saat melawan Thailand, Milos sendiri apresiasi etos kerja young guns-nya. Mereka tidak pernah kehabisan semangat sepanjang pertandingan.
“Satu hal yang positif di game melawan Thailand, anak-anak ini tetap semangat meski tertinggal jauh dan beberapa momen mereka mampu menjalankan instruksi dengan baik,” jelasnya.
Untuk pertandingan selanjutnya melawan Australia, Milos mengetahui bahwa ini bukan laga mudah. Ini karena Australia adalah salah satu tim berperingkat 5 terbaik dunia di klasemen FIBA.
“Jadi saat lawan Australia, kita akan menghadapi sebuah tim yang sangat dominan baik secara tim, fisik, dan fundamental bermain basket,” ujar Milos.
“Ini adalah kesempatan yang sangat bagus buat anak-anak untuk belajar dalam menghadapi tim yang bukan lagi kelas Asia tapi top tim di level internasional,” tukasnya.