JAKARTA(CIO) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat pembangunan Bendungan Ameroro untuk memperkuat suplai air baku dan irigasi di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagai daerah penyangga Kota Kendari sebagai Ibu Kota Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe diperkirakan akan terus berkembang salah satunya melalui pengembangan industri nikel serta sektor pertanian, perikanan, dan peternakan yang membutuhkan air baku bersumber dari bendungan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku, dan pengendalian banjir.
“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.
Bendungan Ameroro memiliki kapasitas tampung 54,15 juta m³ dengan luas genangan 244,51 hektare berpotensi menambah layanan daerah irigasi seluas 3,363 hektare di Kabupaten Konawe. Diharapkan suplai air irigasi dari bendungan dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.
Bendungan tipe Zonal Urugan Batu dengan Inti Tegak dengan tinggi puncak 82 meter ini juga diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan air baku sebesar 0,51 m³/detik. Suplai tampungan air Bendungan Ameroro juga diproyeksikan untuk menyediakan air baku bagi daerah-daerah industri nikel yang berkembang di Kendari-Konawe.
Bendungan Ameroro yang membendung Sungai Lasolo Konaweha juga memiliki fungsi utama untuk mereduksi banjir di wilayah Kendari-Konawe sebesar 443 m³/detik. Bendungan yang berada di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe ini merupakan bagian dari pengelolaan wilayah Sungai Konaweha yang selanjutnya ditampung bendungan untuk mengurangi risiko banjir daerah hilir di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Selain Bendungan Ameroro, terdapat 2 bendungan lain yang dibangun di Sulawesi Tenggara yakni, Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur yang sudah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Desember 2021 lalu dan Bendungan Pelosika yang kini masih dalam tahan persiapan. Bendungan Ladongi memiliki kapasitas tampung 45,9 juta m³ dan luas genangan sebesar 222 hektare berfungsi untuk mereduksi banjir sebesar 132,24 m³/detik.
Bendungan Ameroro mulai dikerjakan pada 2020 dengan biaya APBN sebesar Rp1,6 triliun. Pembangunan Bendungan Ameroro dilaksanakan dalam 2 paket pekerjaan, yakni Paket I oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Sumber Cahaya Agung-PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) dan Paket II PT Hutama Karya- PT Adhi Karya (KSO). Berdasarkan data e-Monitoring Kementerian PUPR dengan status 31 Juli 2022, progres konstruksinya mencapai 49,18% dengan target selesai 2023.(***)