JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – 7 Desember 2022. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dengan dukungan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) kembali menyelenggarakan IOC Forum ke-3 di tahun 2022 dan peresmian fitur inovasi terbaru IOC. IOC Forum 2022 mengambil tema Transformasi & Inovasi Digital Hulu Migas Indonesia, dan merupakan ajang kolaborasi, sharing dan penyampaian ide-ide terkait digitalisasi industri hulu migas oleh para pelaku usaha dan stakeholders terkait. Kegiatan IOC Forum 2022 juga merupakan pelaksanaan dari program Chapter 7A dalam Rencana dan Strategi (Renstra) Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0 yaitu Digitalization dan Technology Adoption.
IOC Forum 2022 diselenggarakan secara hybrid diikuti oleh 110 peserta secara offline di kantor SKK Migas di Jakarta dan 400 peserta secara online. Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf didampingi Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo, Kepala Operasi Produksi SKK Migas Bambang Prayoga, President Director Pertamina EP Wisnu Hindadari, General Manager Gas Project Jambaran Tiung Biru Ruby Mulyawan.
Proses transisi energi yang saat ini sedang berjalan akan mendorong prosentase penggunaan energi baru dan terbarukan meningkat, namun hal tersebut tidak mengurangi volume kebutuhan minyak dan gas. “International Energy Agency (IEA) memperkirakan pada tahun 2040 produksi minyak akan meningkat sekitar 105 juta barel dari produksi saat ini yang sekitar 95 juta barel. Hal ini menandakan kebutuhan minyak terus meningkat secara volume, meskipun secara prosentase akan mengalami penurunan kedepannya”, kata Nanang Abdul Manaf pada pembukaan IOC Forum ke-3.
Lebih lanjut, Nanang menyampaikan sebagai negara yang terus bertumbuh perekonomiannya, kebutuhan energi di Indonesia akan terus tumbuh. Sebagai negara besar dengan penduduk yang besar, maka kebutuhan energi tidak bisa dipenuhi dari 1 jenis energi saja, tetapi akan dipenuhi dari energy mix termasuk didalamnya minyak dan gas.
Teknologi menjadi kunci dalam meningkatkan produksi minyak dan gas. Di era industri 4.0 teknologi akan memegang peranan yang penting. Nanang menyampaikan bagaimana bisa memonetisasi gas marginal di area remote yang bisa dikembangkan secara komersial. Salah satu keberhasilan dalam forum IOC tahun ini adalah improvement yang secara long term dapat meningkatkan kinerja.
“Peranan IOC sangat dibutuhkan karena dengan teknologi tidak boleh lagi ada sumur mati yang baru diketahui dalam waktu 2-3 hari. Harus real time agar bisa segera ditangani, maka dengan digitalisasi dan improvement di IOC maka sumur yang mati bisa diketahui secara real time”, kata Nanang.
Nanang mengingatkan bahwa untuk mencapai target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD dibutuhkan langkah nyata. Jika sekarang tidak melakukan perubahan maka tidak akan mencapai apa yang ditargetkan. “Saya mengutip filosof Lau Tze bahwa untuk menempuh perjalanan 1.000 mil harus dimulai dari 1 langkah. Untuk mencapai target di tahun 2030 langkah-langkah nyata harus dimulai, termasuk kegiatan IOC Forum tahun ini adalah bagian dari langkah-langkah untuk mewujudkan pencapaian target yang telah ditetapkan dalam Renstra IOG 4.0”, tegas Nanang.
Pada kesempatan yang sama Wisnu Hindadari menyampaikan apresiasi kepada SKK Migas yang terus meningkatkan digitalisasi dalam operasional hulu migas. Wisnu menyampaikan kegembiraannya bahwa Pertamina EP bisa mendukung dan menjadi bagian dari perkembangan IOC SKK Migas.
“Salah satu program Pertamina EP sebagai wujud nyata dari implementasi transformasi digitalisasi di PEP adalah Integrated Monitoring System (IMS). Di era Industri 4.0, PEP terus berinovasi menerapkan teknologi digital, dengan pengelolaan data yang terintegrasi memungkinkan kecepatan, keakuratan, simplifikasi dan dinsergi lebih optimal. Terutama pada data yang saling terkoneksi pada kegiatan operasional” terang Wisnu.
Lebih lanjut, Wisnu menyampaikan PEP melakukan pendekatan digital transformasi dalam bisnis perusahaan yang diharapkan dapat mengakselerasi produksi migas pada seluruh aset PEP di seluruh Indonesia secara terintegrasi yang berjumlah 104 titik dari Rantau Field di Aceh hingga Papua Field di Sorong. Sehingga seluruh pemuatan dan penyerahan migas dapat dimonitor secara akurat sehingga mendukung kegiatan optimalisasi lifting migas dan menjadi pondasi dan dukungan pada target LTP 2030. PEP berkomitmen untuk dapat mendukung pencapaian produksi yang menjadi penugasan tersebut.
Peresmian Fitur Baru IOC
Pada IOC Forum 2022 dilaunching 5 (lima) fitur baru meliputi:
Aplikasi IOC Early Warning System (EWS) SKK Migas
Integrasi Pipe Leak Detection System SKK Migas
Integrasi IOC SKK Migas dan IMS PT. Pertamina EP
Integrasi IOC SKK Migas dan PIMS Jambaran Tiung Biru (JTB)
Dashboard Decomissioning SKK Migas
Fitur-fitur baru tersebut melengkapi fitur IOC yang saat ini sudah memiliki 70 dashboard utama dengan turunan sub dashboard yang mencapai ribuan sebagai hasil kolaborasi beragam fungsi SKK Migas dan KKKS. Untuk mendukung fleksibilitas, IOC sudah dikembangkan menjadi IOC from home sehingga 100% fitur IOC sudah bisa diakses dimana saja sepanjang terhubung dengan internet dan mendukung pengawasan 24 jam yang dilakukan oleh SKK Migas.