TOKYO(Cakrawalaindonesia.id) – Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang membuka secara resmi Pergelaran Seni dan Budaya Muslim pada Minggu, 11 Desember 2022 di Balai Indonesia Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT). Acara ini digelar oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang dengan didukung KBRI Tokyo dan sejumlah pihak.
Dubes Heri Akhmadi dalam kesempatan itu didampingi Ibu Nuning Akhmadi. Turut hadir hadir Mustasyar Zahrul Muttaqin, Ketua PCINU Jepang Ahmad Ghazali dan Wakil Ketua Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Arief Wibisono.
Dubes Heri mengapresiasi inisiasi Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) PCINU Jepang menggelar Pagelaran Seni dan Budaya Muslim Indonesia di Jepang.
“Dakwah Islam di Indonesia sejak dahulu disampaikan melalui medium kesenian. Ini telah dibuktikan oleh para Wali Songo ketika berdakwah di tanah Jawa. Saya bersyukur Indonesia memiliki seniman-seniman muslim yang menampilkan wajah Islam yang membawa nilai-nilai luhur Indonesia, yang dapat kita tebarkan ke seluruh penjuru dunia, termasuk di Jepang,” ujar Dubes Heri.
“Saya berharap PCINU Jepang di 2023 nanti dapat menyelenggarakan acara seperti ini yang lebih besar lagi, dengan melibatkan tidak hanya anggota PCINU tetapi juga seluruh kelompok Muslim Indonesia di Jepang baik secara luring maupun daring.” Lebih lanjut Dubes Heri berpesan agar anggota PCINU dapat terus menjaga nama baik Indonesia dan menaati protokol kesehatan yang berlaku.
Ketua PCINU Jepang Ahmad Ghazali dalam sambutannya berharap kegiatan ini bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat Indonesia tetapi juga masyakat Jepang.
Pergelaran Seni dan Budaya Muslim Indonesia ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta lagu Yaa Lal Wathan. Lagu ini populer di kalangan pesantren dan setiap kegiatan Nahdlatul Ulama (NU). Lagu Yaa Lal Wathan yang juga dikenal dengan Syubbanul Wathan ini diartikan sebagai pemuda cinta tanah air.
Lantunan selawat Nabi Muhammad SAW diiringi irama yang dikenal dengan seni hadrah menjadi puncak acara ini. Lantunan selawat dan hadrah yang ditampilkan kelompok Hadrah Nusantara dan Hadrah Wali Songo mampu membuat para penonton baik warga Indonesia dan Jepang ikut larut mengikuti alunan musik dan hentakan berbagai alat musik pengiring seperti rebana, bass, darbuka, tam dan ketiplak atau ketipung.
Selawat yang ditampilkan ini menggunakan 5 (lima) bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Arab dan Jepang.
Ketua LESBUMI Irwan Setiawan berharap, kesenian hadrah dapat dipelajari dipelajari oleh masyarakat Jepang. Termasuk mengenalkan ketauladanan Nabi Muhammad SAW melalui lantunan selawat dan musik hadrah berbahasa Jepang agar lebih mudah dipahami.
Selain penampilan hadrah, empat perguruan silat Indonesia unjuk kebolehan dalam acara ini. Keempat perguruan silat itu adalah Persaudaraan Setia Hati Terate, Kera Sakti, Pagar Nusa dan Tapak Suci. Selain itu, tampil pula para pesilat dari Japan Pencak Silat Association (JAPSA).