BALIKPAPAN(CIO) – PT PLN (Persero) siap memasok kebutuhan listrik di sektor industri, khususnya industri hilirisasi mineral untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan menaikan nilai tambah.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur Kalimantan Utara (UIW Kaltimra) Saleh Siswanto menjelaskan PLN memasok 140 MVA ke perusahaan smelter nickel di Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur. Kesepakatan ini ditunjukkan dengan ditandatanganinya Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PLN dengan PT Mitra Murni Perkasa di Balikpapan, pada Kamis (30/06/2022).
“Industri smelter merupakan salah satu proyek nasional untuk mendukung hilirisasi mineral, karenanya kami siap untuk memenuhi kebutuhan listrik para pengembang bisnis di Indonesia dengan kualitas andal dan harga yang kompetitif,” kata Saleh.
Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 telah menunjukkan adanya peningkatan permintaan listrik di Kalimantan Timur, terlebih kedepannya akan dibangun IKN yang menjadi epicentrum ekonomi baru di Indonesia. Ia pun memprediksi bisnis dan industri akan semakin tumbuh.
“Dengan cikal bakal IKN yang menjadi sentra ekonomi baru, kami mengundang para investor agar tidak ragu dalam mengembangkan bisnisnya ke Kalimantan Timur. Anda fokus mengurus bisnisnya, kami yang urus listriknya,” tambah Saleh.
Optimisme PLN dalam melistriki bisnis dan industri di Kalimantan Timur bukanlah tanpa alasan. Saat ini, lanjut Saleh, sistem kelistrikan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan telah terhubung dengan jaringan transmisi interkoneksi 150kV dengan Daya Mampu Netto 2164 MW dan Beban Puncak tertinggi 1345 MW. Artinya, masih ada 800 MW surplus.
Kedepannya, untuk memperkuat sistem interkoneksi, akan dibangun jaringan interkoneksi loopoing jalur selatan yang melintasi Tarjun-Sei Durian- Tanah Grogot, sehingga sistem Kalimantan Timur dan Selatan akan terhubung secara lebih solid.
PLN juga akan memperbesar kapasitas pembangkit pada sistem interkoneksi Kalimantan Timur-Selatan-Tengah, yang mana hingga tahun 2024 akan ada penambahan pembangkit dengan daya hingga 400 MW di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Direktur PT Mitra Murni Perkasa, Jessy, mengatakan bahwa industri yang dibangun di Balikpapan ini merupakan salah satu cabang industri yang besar di mana membutuhkan listrik sebagai support utama.
“Kerja sama listrik dengan PLN kami bersyukur dan berterima kasih. Semoga ini dapat berjalan selaras demi kenyamanan kedua belah pihak,” kata Jessy.
PT Mitra Murni Perkasa yang bergerak di bidang pengolahan biji nikel menargetkan pabriknya siap beroperasi di akhir tahun 2024. Karena itu, PLN akan bergerak cepat dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi kelistrikan dan ditargetkan selesai pada triwulan 4 tahun 2024.(***)