PEKANBARU(CIO) — Dalam upaya mendukung visi Presiden Republik Indonesia tahun 2020-2024, guna mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul untuk Indonesia Maju, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia telah merumuskan sasaran strategis untuk meningkatkan Indeks literasi masyarakat sebagai bagian terpenting dalam penguatan budaya literasi, inovasi dan kreativitas dalam mewujudkan masyarakat berpengetahuan dan berkarakter.
Statement tersebut disampaikan pada acara kegiatan talkshow dengan tema “Inovasi dan Kreativitas Pustakawan Dalam Penguatan Indeks Literasi Mewujudkan SDM Unggul Indonesia Maju”. Adapun pesan pentingnya agar Literasi berbasis Inklusi Sosial dengan capaian yang terukur serta Terarah.
Kegiatan talkshow dilaksanakan di Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru Provinsi Riau dimulai pukul 09.00 WIB, Selasa (26/01/2021). Acara diawali dengan tari persembahan, laporan dari Ketua Panitia, kemudian Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau Dr. Hj. Rahima Erna, dilanjutkan dengan penandatangan nota kesepahaman “Percepatan peningkatan Indeks Literasi Masyarakat” oleh Pemerintah Provinsi Riau yang diwakili oleh PLH Sekda Riau, Drs. H Masrul Kasmy dan Perpustakaan Nasional sebagai Lembaga Pemerintahan Drs. Muhammad Syarif Bando.
Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari berbagai komponen masyarakat, 12 orang dari Kepala Dispersip Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau, 8 Rektor Universitas, 6 Direktur Sekolah Tinggi dan Akademi di Riau, Kepala Sekolah dan Komunitas-komunitas Pegiat Literasi di Pekanbaru serta civitas Akademika. Kegiatan juga dihadiri oleh 5.000 peserta secara daring menggunakan aplikasi Zoom meeting
“Angka Global Competitivenes Indonesia tahun 2019 menunjukkan penurunan, 64,6 % dari semula 64,9 %. Data tersebut adalah fakta, memperlihatkan betapa kualitas dan daya saing SDM Indonesia masih tertinggal dari negara ASEAN, seperti Malaysia, Singapore dan Thailand.” papar Kepala Perpusnas Drs. Muhammad Syarif Bando.
“Perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia berkualitas, mandiri dan berdaya saing di era global dengan membangun ekosistem masyarakat berpengetahuan. Bangsa yang maju, tidak hanya dibangun dengan mengandalkan kuantitas, tetapi ditandai dengan memiliki peradaban yang tinggi dan berperan aktif dalam perkembangan dunia,” papar Masrul Kasmy.
“Empat parameter global yang ditetapkan World Development (Bank Dunia_red) untuk mengetahui kualitas dan daya saing. Pertama, Human Development Index, tahun 2018 Indonesia posisi ke 116 dari 146 (0,964) Negara di Dunia. Kedua, peringkat Global Innovation Index 4.0, Indonesia diperingkat 85 (29,72) di Dunia. Ketiga, Human Capital Index, Indonesia dalam rangking 0,535 tahun 2018. Keempat, Angka Global Competitivenes Indonesia berada pada posisi 50 dari 113 di Dunia. Empat parameter tersebut memperlihatkan posisi yang sangat mengkhawatirkan dalam konteks literasi,” ucapnya.
Muhammad Syarif Bando, dalam upaya mendukung RPJM Presiden RI, kami memilih Kota Pekanbaru untuk memastikan sosialisasi Indeks Literasi masyarakat. Ini penting, bahwa transformasi layanan perpustakaan yang digagas beberapa tahun lalu telah memperlihatkan hasil yang kami rangkum dalam bentuk buku dan hal tersebut sangat penting. Diantaranya, Ternak lele, budidaya bibit kelapa, membuat keripik sambal, hingga membuat buku yang bisa bicara. Program demikian bisa dijadikan acuan sebagai bentuk upaya mengatasi dampak pandemic COVID-19.
“Kami juga menyiapkan digitalisasi bacaan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan memastikan anak-anak bangsa dapat memperoleh buku bacaan melalui mobile phone yang dirancang dalam aplikasi IPunas, Kastara, dan Indonesia Onesearch, memuat hingga tiga sampai empat milyar artikel yang bisa di akses,” lanjutnya.
Pamula Trisna Suri dari Komunitas Teratak Literasi dalam kesempatan menyampaikan apresiasinya, “Alhamdulillah kami bisa ikut serta bergerak perlahan untuk meningkatkan tingkat minat baca masyarakat khususnya di Pekanbaru melalui program yang telah kami susun secara periodik. Selain itu program transformasi inklusi sosial yang dicanangkan oleh Perpusnas juga sudah kami mulai dengan pembinaan Kelompok Sepatu Roda di Kota Pekanbaru. Namun yang tidak kalah penting yakni memperhatikan standar indeks literasi yang ditetapkan,” bebernya.
“Kini Indonesia berada pada posisi peringkat ke 61 –final bank– lalu Provinsi Riau berapa? Khususnya Kota Pekanbaru? Sejauh mana capaian keberhasilan berdasarkan indikator yang ditetapkan, sehingga upaya yang dilakukan terukur dan terarah,” tutupnya.
Selain terlibat dalam talkshow, Perpusnas juga mensosialisasikan pentingnya mendaftar menjadi anggota melalui pendaftaran online dan memfasilitasi masyarakat untuk mencetak kartu anggota perpustakaan.(***/FDr/Pam)