INDEKS
JATIM  

Menteri Investasi: Smelter Tembaga Gresik Membuat Ekosistem Baterai Listrik di Indonesia Semakin Komplit

Menteri Investasi
Menteri Investasi: Smelter Tembaga Gresik Membuat Ekosistem Baterai Listrik di Indonesia Semakin Komplit

GRESIK(Cakrawalaindonesia.id) – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut smelter tembaga yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) akan semakin memperkuat ekosistem baterai listrik di Indonesia. Hal ini disampaikan Bahlil dalam peresmian proyek smelter PT Freeport Indonesia di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (27/6).

Dalam pidatonya, Menteri Investasi menyampaikan bahwa hilirisasi tembaga merupakan langkah penting dalam mendukung ekosistem baterai listrik. “Kami berpikir bahwa hilirisasi copper (tembaga) ini adalah bagian dari instrumen untuk bahan-bahan baku untuk baterai. Copper foil itu kan untuk membungkus baterai,” jelas Bahlil.

Bahlil juga menambahkan pentingnya tembaga dalam industri mobil listrik. “Mobil listrik membutuhkan tembaga. Jadi kalau ekosistemnya sudah masuk maka kita menjadi salah satu negara yang punya komponen bahan baku baterai listrik yang komplit,” ujar Bahlil.

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga bercerita tentang tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan smelter tersebut. “Hari ini saya berbahagia dan bersyukur karena ini perjalanan panjang. Saya tahu betul membangun smelter ini tidak gampang, sempat mau digeser, dinamikanya minta ampun. Pada 2021, saat kita putuskan segera membangun, ada COVID-19. Namun hari ini kita bisa sama-sama menyaksikan smelter ini,” ungkap Bahlil.

Senada dengan Bahlil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pembangunan smelter ini sangat tepat waktu karena saat ini dunia sedang berada dalam tren pemakaian energi terbarukan. “Tentu hilirisasinya (tembaga), menjadi penting, terutama untuk industri di power generation (pembangkit listrik), kemudian juga di electric mobility (mobilitas elektrik), perubahan pada internal combustion engine (mesin pembakaran dalam) ke electric vehicle (kendaraan listrik),” ujar Airlangga.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyampaikan harapannya terkait produksi smelter. “Harapannya smelter ini bisa memproduksi pada sekitar bulan Agustus. Sebelum kami mulai beroperasi memerlukan waktu 6-7 minggu untuk memanasi terlebih dahulu baru kalau memasukkan konsentratnya. Jadi diperkirakan dapat memproduksi pertama di pertengahan Agustus, semoga dapat dilakukan sebelum atau dalam rangka HUT RI,” jelasnya.

Smelter PT Freeport Indonesia dirancang untuk memurnikan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dan bersama dengan smelter yang dioperasikan PT Smelting, total kapasitas pemurnian mencapai 3 juta ton per tahun. Ini akan menghasilkan sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun. Nilai investasi kumulatif untuk proyek yang menempati lahan 100 hektar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE ini telah mencapai Rp55 triliun atau sekitar USD3,67 miliar.

Exit mobile version