LABUAN BAJO(Cakrawalaindonesia.id) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menemui para investor guna membahas pengembangan investasi di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Hari ini ada sekitar 20 perwakilan investor yang berdiskusi dalam sesi _roundtable_ jadi semuanya diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan dan masukan. Beberapa investor ada yang sudah menginvestasikan atau dalam proses investasi,” ujar Menparekraf Sandiaga dalam Investors Roundtable Discussion yang berlangsung di Ta’Aktana Hotel, Labuan Bajo, Rabu (7/8/2024).
Investor yang sudah menanamkan modal di antaranya Sudamala, EIGER Adventure, Mawatu, Exotic Komodo, dan lainnya. Adapun yang baru memulai seperti AKCON (Akses Conecting Nusaraya) dan Semesta Indo Resort.
Mawatu misalnya dengan luas lahan 20 hektare sedang dalam proses membangun hotel bintang 5 yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti _beach club_, hingga ruko untuk area komersial. Sementara EIGER Adventure akan bersiap membuka _flagship store_ baru lengkap dengan kedai EIGER Coffee di area Taman Parapuar yang _ground breaking_-nya akan dimulai pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Tentunya para investor tersebut telah berkomitmen mengusung _green tourism_ sebagai konsep pengembangan pariwisata Labuan Bajo yang berkualitas dan berkelanjutan utamanya pelestarian alam, budaya, dan lingkungan, serta keterlibatan masyarakat lokal sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
“Investasi yang masuk ke Labuan Bajo Flores juga untuk membuka kesempatan kerja, peluang usaha, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga mengungkapkan, di tahun 2023 total realisasi investasi di bidang parekraf mencapai 3,064 juta dolar AS. Tercatat realisasi investasi tertinggi pada hotel bintang dengan nilai 1.189 juta dolar AS atau setara dengan Rp17.590 miliar.
Untuk DPSP Labuan Bajo sendiri tercatat realisasi dari investor asing pada 2023 sebesar 20,27 juta dolar AS. Sementara investor dalam negeri sebesar 14,84 juta dolar AS. Adapun Labuan Bajo berada di posisi ke-4 dengan nilai realisasi investasi tertinggi pada 10 Destinasi Pariwisata Prioritas.
“Tapi kalau dibandingkan dengan popularitas, Labuan Bajo nomor dua setelah Bali. Jadi mestinya investasinya naik ke nomor 3 atau ke nomor 2 tahun ini. Kita harapkan bisa kita wujudkan,” harap Sandiaga.
Sampai dengan kuartal pertama tahun 2024, total realisasi investasi di Labuan Bajo hampir mencapai Rp570 miliar dan angka ini diharapkan akan terus meningkat seiring dengan sejumlah kemudahan akses yang dihadirkan.
Salah satunya melalui kebijakan golden visa dengan skema _second home visa_ yang menargetkan investor dan pebisnis internasional, talenta global dan wisatawan mancanegara. Kemudian akan ada penerbangan pertama oleh maskapai Air Asia pada 3 September 2024 dengan rute Kuala Lumpur – Labuan Bajo.
“Kami akan menyambutnya dan tentunya ini merupakan langkah awal dari banyak lagi penerbangan langsung yang akan ke Labuan Bajo, selain dari Kuala Lumpur, ada dari Singapura, Vietnam, Australia, dan beberapa bandara dan makasapi lainnya yang ingin membuka penerbangan langsung,” ujar Sandiaga.
Deputi Bidang Industri Dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani menambahkan selain pembangunan hotel-hotel di Labuan Bajo, kehadiran sekolah pariwisata untuk menghadirkan SDM yang unggul juga diperlukan. Sebab pembangunan infrastruktur perlu dibarengi dengan adanya SDM yang dapat mendukung jalannya aktivitas pariwisata.
“Juga _supplying_ kepada hotel-hotel. Diperlukan pengembangan dari sisi agrikultur, atau pertanian, peternakan yang tidak hanya dilihat di Manggarainya saja, tapi di Pulau Flores lainnya memiliki potensi tersebut. Sehingga pengembangan pariwisata di Labuan Bajo semakin inklusif,” kata Rizki.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, mengatakan dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo terpadu antara konsep etno, eco, edu, alam, dan budaya. Dimana konsep ini menghadirkan suasana dan pengalaman holistik termasuk di dalamnya pengembangan pariwisata berbasis komunitas.
“Karena kita ingin juga masyarakat di sana terlibat, ada daerah-daerah penyangga yang bisa menjadi bagian dari pendekatan untuk investasi Manggarai Barat secara keseluruhan,” ujar Frans.