Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Menparekraf Apresiasi Rencana Kolaborasi Para Sineas Usai Hadiri Hong Kong Filmart 2024

Menparekraf
Menparekraf Apresiasi Rencana Kolaborasi Para Sineas Usai Hadiri Hong Kong Filmart 2024

JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi sineas Indonesia yang telah membawa kabar baik terkait rencana kolaborasi internasional mereka usai menghadiri Hong Kong International Film Festival & TV Market (FILMART) 2024.

“Pertama kali hadir di acara bergengsi Hong Kong International Film Festival & TV Market (FILMART) 2024, Indonesia pulang membawa sejumlah kabar baik terkait kolaborasi internasional. Kami ucapkan selamat, semoga kolaborasi ini bisa menjadi jalan bagi para sineas muda untuk lebih dikenal dan menorehkan prestasi di kancah internasional,” kata Menparekraf Sandiaga.

Salah satunya adalah kabar dari rumah produksi Talamedia yang berhasil bermitra dengan Cercamon, agen penjualan berbasis di Dubai, untuk hak penjualan film “Crocodile Tears” secara global.

Produser Talamedia Mandy Marahimin, menyampaikan rasa bangganya dapat menjalin kerja sama dengan Cercamon.

“Kami membutuhkan waktu tujuh tahun untuk mengembangkan dan merealisasikan film tersebut. Kami sangat senang Cercamon bermitra dengan kami untuk memperkenalkan film kami kepada dunia,” kata Mandy.

Sebaliknya, pihak Cercamon pun juga antusias bisa bemitra untuk film tersebut.

“Keragaman film-film Asia Tenggara selalu memikat kami. Rasa antusias kami semakin menjadi ketika kami menemukan pre-teaser film ini selama fase pendanaannya,” kata Sebastien Chesneau, perwakilan dari Cercamon.

Film ini berkisah tentang Johan yang tinggal berdua bersama ibunya di sebuah peternakan buaya di Jawa Barat. Ibu dan anak tersebut hidup di pengasingan sukarela dengan seekor buaya putih yang sangat mereka percaya.

Kehidupan mereka terganggu ketika Johan jatuh cinta pada seorang gadis di kota bernama Arumi yang memicu serangkaian peristiwa yang mengancam keseimbangan hidup mereka.

Saat ini film tersebut dalam tahap akhir pascaproduksi dan dijadwalkan memasuki sirkuit festival pada tahun 2024.

Film ini merupakan debutan sutradara Tumpal Tampubolon, yang sebelumnya terkenal dengan film pendeknya yang berjudul “The Sea Calls for Me”. Film pendek tersebut memenangkan Penghargaan Sonje untuk Fiksi Pendek Terbaik di Festival Film Internasional Busan pada 2021.

Kabar baik lainnya datang dari MAGMA Entertainment. Bersama dengan Columbia (Sony) Pictures, MAGMA Entertainment berencana menjalankan kerja sama untuk me_remake_ konten Intellectual property (IP) lokal untuk dibawa ke pasar internasional. Karya-karya yang pertimbangkan antara lain adalah film berjudul Pemukiman Setan dan Qodrat dari sutradara Charles Gozali.

Kabar lainnya datang dari IDN Pictures. Head of IDN Pictures, Susanti Dewi, menyampaikan saat ini sedang mengeksplorasi beberapa kemungkinan kerja sama baik dari sisi investasi maupun produksi dengan beberapa pihak international.

“Semoga dalam waktu dekat kami dapat mengungkap lebih banyak informasi secara lebih detail,” kata Susanti.

Terakhir, kolaborasi internasional juga akan dijalankan oleh BASE Entertainment. Setelah sukses dengan Malam Pencabut Nyawa (Respati), BASE Entertainment dan Barunson E&A akan berlanjut ke serangkaian kerja sama baru.

Barunson E&A adalah studio film asal Korea Selatan, di balik film bergengsi Parasite. Barunson E&A menjadi eksekutif produser dan mewakili BASE Entertainment dalam pendistribusian film ke pasar global.

Seluruh kabar baik ini datang setelah Indonesia, lewat Paviliun Indonesia, pertama kalinya ikut serta dalam acara bergengsi Hong Kong International Film Festival & TV Market (FILMART) 2024.

Keikutsertaan Indonesia dalam acara ini merupakan inisiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), dan dukungan dari Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Direktorat PMM Kemendikbudristek RI), dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta (Disparekraf DKI Jakarta), bersama dengan Jakarta Film Week sebagai co-organizer.

Keberangkatan Indonesia ini mengajak 15 rumah produksi Indonesia, antara lain MNC Contents, MAGMA Entertainment, Adhya Pictures, Produksi Film Negara, Talamedia, Palari Films, BASE Entertainment, MD Entertainment, Visinema, KawanKawan Media, Lifelike Pictures, Mahaka Pictures, Starvision, IDN Pictures, dan Lumine Studio.

Selain 15 rumah produksi tersebut, Pavilion Indonesia juga didukung oleh dua festival film Indonesia yang turut hadir, yaitu Jakarta Film Week serta Jogja-NETPAC Asian Film Festival.