JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenekraf/Bekraf) semakin mempererat kolaborasi dengan mitra-mitra strategisnya yaitu LPP TVRI, PT KAI, BNI, PARFI 56, dan Hotel Borobudur. Kolaborasi ini akan memperkuat pengembangan ekonomi kreatif.
Kolaborasi yang diperkuat itu diteguhkan dalam penandatanganan kesepahaman yang dilakukan Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya pada Selasa, 18 Februari 2025. Sedangkan 5 mitra strategis yang hadir yaitu Didiek Hartantyo sebagai Direktur Utama PT KAI, Imam Brotoseno selaku Direktur Utama LPP TVRI, Marcella Zalianty sebagai Ketua Umum PARFI 56, I Made Sukajaya selaku Direktur Enterprise and Commercial Banking BNI, serta David Richard O’Hanion selaku General Manager Hotel Borobudur.
“Saya sampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para mitra kerja yang telah bersedia untuk jalin kerja sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif. Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam upaya mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia,” ujar Menekraf Riefky dalam sambutannya.
Menekraf Riefky mengatakan kegiatan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi pemerintah dengan korporasi hingga komunitas. Dia berharap kolaborasi yang semakin kuat akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi utamanya dalam sektor ekonomi kreatif.
“Tentu ini jadi bentuk penguatan ekosistem ekonomi kreatif melalui pendekatan hexahelix yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, bisnis, komunitas, akademisi, media, dan lembaga keuangan yang mana Kemenekraf senantiasa berkolaborasi dengan pilar-pilar utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif melalui berbagai inisiatif strategis,” kata Menekraf Riefky.
Berikut kesepahaman yang ditandatangani:
1. Kemitraan strategis bersama TVRI sebagai bentuk sinergi antara platform media publik dan kebijakan pemerintah.
2. Kolaborasi terkait pemanfaatan aset yang dimiliki PT KAI sebagai media promosi Intellectual Property (IP) lokal yang bertujuan memperluas jangkauan.
3. Dukungan dari BNI yang fokus pada pemanfaatan layanan perbankan dan peningkatan akses pendanaan bagi pegiat ekonomi kreatif.
4. Sinergi bersama PARFI 56 untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sub sektor film dan pemasaran produk-produk ekonomi kreatif yang inovatif.
5. Kerja sama dengan Hotel Borobudur Jakarta untuk showcase produk-produk unggulan dari pelaku ekonomi kreatif selama bulan Ramadan.
Di tempat yang sama, Didiek Hartantyo selaku Direktur Utama PT KAI mengaku tidak sabar menjadikan stasiun sebagai tujuan ekraf.
“Ini terobosan hexahelix yang patut diapresiasi. Kerja sama hari ini bisa segera dieksekusi. KAI punya 600 stasiun aktif yang menjadi wadah pengembangan ekonomi kreatif. Stasiun itu bisa menjadi mal destination yang lebih entertaining sehingga menarik generasi muda dan menggerakkan hal-hal yang punya nilai tambah ekonomi kreatif. Mari, segera kita implementasikan agar pertumbuhan ekonomi dari berbagai daerah bisa segera dimulai,” kata Didiek Hartantyo.
Senada dengan pihak KAI, Iman Brotoseno sebagai Direktur Utama LPP TVRI turut menyambut positif. Pihaknya menyampaikan transformasi TVRI untuk ekosistem media baru siap mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“LPP TVRI memang sudah berubah paradigmanya yang tak sekadar media publik karena bertransformasi sebagai konten kreator untuk memberi informasi terkait ekosistem new media, termasuk ekonomi kreatif. Kami memiliki 32 stasiun penyiaran kelas A untuk tiap ibu kota provinsi yang mana punya creative hub buat workshop, seminar, atau diskusi. Kami juga punya studio alam di Depok seluas 25 hektare yang dipersiapkan untuk lokasi syuting termasuk kawasan danau dan hutan. Semua pihak yang ada di sini, tentu siap mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk peningkatan kualitas tenaga kerja,” sambung Iman Brotoseno.
Sedangkan Marcella Zalianty dari PARFI 56 berharap kolaborasi terkait pertukaran data dan informasi, peningkatan kapasitas SDM khususnya subsektor film, pemasaran produk-produk ekonomi kreatif, dan pengembangan produk ekonomi kreatif. Dia mengaku salut dengan penjelasan Menekraf Riefky.
“Saya salut dan sangat apresiasi mendengar penjelasan dari Menekraf Riefky. Kita bisa lihat bahwa industri film Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, baik dari sisi jumlah penonton, jumlah produksi, dan sumbangan terhadap PDB itu sendiri. Kami membutuhkan sinergi khususnya dalam konteks regenerasi dan peningkatan kualitas SDM perfilman. Tak hanya soal ekonomi, tetapi juga harus diperhatikan kesejahteraan dan keamanan para pegiat perfilman di Indonesia. Bangsa yang maju ialah bangsa yang mendorong ekonomi kreatif. Semoga, kita bisa siap action ke depan,” kata Marcella Zalianty.