JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) terus berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada atlet dan pengurus cabang olahraga dalam setiap pelaksanaan multievent olahraga yang diikuti Tim Indonesia.
Tim Indonesia berhasil membawa pulang dua medali emas dan satu medali perunggu dari Olimpiade Paris 2024. Medali emas dipersembahkan Veddriq Leonardo dari cabang olahraga panjat tebing dan Rizki Juniansyah dari cabang olahraga angkat besi. Sedangkan satu perunggu diraih Gregoria Mariska dari tunggal putri bulutangkis.
Hasil dua medali emas ini mengulang raihan Tim Indonesia 32 tahun lalu di Olimpiade Barcelona 1992 sekaligus menjadi kado terindah di Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia. Selain itu, juga menjadi persembahan untuk Bapak Olahraga Indonesia, Presiden Joko Widodo di akhir masa pemerintahannya.
“Kami NOC Indonesia berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan pelaksanaan Olimpiade Paris 2024, mulai dari persiapan, keberangkatan sampai kepulangan yang membuahkan hasil dua medali emas dan satu perunggu sekaligus mengulang sejarah selama 32 tahun. Ini bukan hasil kerja satu orang, tapi team work,” kata Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum NOC Indonesia.
“Kami juga berterima kasih kepada Kedutaan Prancis di Indonesia, khususnya bagian konsuler visa yang membantu mempercepat penerbitan visa. Namun demikian ada keterbatasan penerbitan visa, termasuk kategori olympic familiy karena harus mendapatkan persetujuan dari konsuler visa yang dibentuk pemerintah Prancis untuk menangani penerbitan visa terkait akreditasi peserta Olimpiade, baik itu atlet maupun official,” lanjutnya.
Selama di Paris, Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari tidak hanya memberikan pendampingan kepada para atlet yang berjuang, tapi juga berbagi tugas dengan Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia Anindya Bakrie. Okto juga memanfaatkan momentum Olimpiade untuk berdiplomasi dengan berbagai stakeholder olahraga dunia.
Mulai dari Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach, David Lappartient President Komite Olimpiade Prancis yang juga IOC Member sekaligus Presiden Balap Sepeda Dunia (UCI), Stephan Fox President SportAccord dan AIMS (Alliance of Independent Recognised Members of Sport), Witold Banka (Presiden WADA), Joel Bouzou (President World Olympians Association), Sheikh Joaan bin Hamad Al-Thani (NOC President of Qatar) dan beberapa nama lain.
Diplomasi ini merupakan bagian penting dalam memperkuat hubungan dan meningkatkan pengaruh Indonesia dalam skup olahraga dunia. Lewat diplomasi yang dilakukan diharapkan posisi Indonesia bisa lebih diperhitungan dalam percaturan olahraga dunia.
“Diplomasi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan citra Indonesia di dunia. Meningkatnya prestasi indonesia di kancah dunia membuat Indonesia akan semakin dipercaya oleh berbagai pihak internasional dan ini akan mempermudah proses diplomasi Indonesia ke depannya. Semakin banyak pihak yang percaya maka semakin banyak yang mau bekerja sama dengan Indonesia. Tentunya, ini merupakan langkah penting untuk peningkatan prestasi olahraga Indonesia,” terang Okto.
Di sisi lain, NOC Indonesia juga sudah berusaha maksimal memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh kontingen Tim Indonesia serta tamu negara yang hadir di Paris. Dalam pelaksanannya, NOC Indonesia tetap terikat dengan aturan yang telah dikeluarkan Paris Olympic Organizing Committee (POOC) dan International Olympic Committee (IOC).
“Kami paham ada yang merasa tidak puas, dan kami mungkin tidak bisa memuaskan semua pihak. Tapi kami berusaha maksimal untuk memberikan pelayanan terbaik bagi atlet, official dan semua pihak yang terlibat dengan tetap menjadikan aturan IOC sebagai pedoman,” ujar Okto.
“Kalau ada beberapa kekurangan, itu merupakan bagian dari evaluasi kami di NOC Indonesia untuk multievent ke depan,” tutupnya.