YOGYAKARTA(CIO) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK), Letnan Jenderal Suharyanto, S.Sos., M.M. memberikan tujuh arahan untuk mendorong percepatan penanganan wabah PMK di Provinsi D.I Yogyakarta pada Selasa, (26/07/2022).
Tujuh arahan tersebut antara lain melaksanakan biosecurity yang ketat dari mulai lingkup terkecil (kandang) hingga antar pulau. Kedua, menjaga perlintasan darat, laut, dan udara dengan menerapkan biosecurity ketat dan perlintasan darat antar provinsi utamanya dalam menjaga Jawa Timur sebagai lumbung ternak nasional.
Selanjutnya, melakukan pengobatan bagi ternak-ternak yang sakit dan bisa disembuhkan serta memberikan vitamin bagi hewan sehat untuk meningkatkan imunitas, termasuk di Kota Yogyakarta. Keempat, melakukan percepatan vaksinasi untuk melindungi ternak sehat, terutama di Kabupaten Gunung Kidul.
Kemudian, melakukan pemotongan bersyarat bagi ternak yang tidak dapat disembuhkan untuk meminimalkan penyebaran virus terutama bagi daerah yang kasusnya masih atau sudah sedikit terutama Kabupaten Kulonprogo (389 ekor). Membentuk Satgas PMK di Kota Yogyakarta sebagai langkah pencegahan meskipun belum ditemukan kasus PMK dan penyelesaian SK POV untuk mempercepat penanganan PMK di DIY.
Terakhir, melibatkan komponen pentahelix yakni Pemda, TNI-Polri, akademisi, masyarakat, media dan dunia usaha untuk bersatu padu menangani PMK hingga DIY menjadi zero cases kasus PMK.
Arahan tersebut disampaikan Suharyanto saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku secara hybrid di Gedung Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Rakor dihadiri oleh Satgas PMK Daerah dari kabupaten dan kota, TNI, Polri, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, BPBD Provinsi, Bapeda serta perwakilan dari dinas terkait.
Dalam kesempatan ini ketua Satgas daerah Provinsi D.I Yogyakarta sekaligus Sekda DIY, R. Kardarmanta Baskara Aji menyampaikan update situasi PMK di wilayahnya per tanggal 25 Juli 2022 Pukul 23:59 WIB sebanyak 10.932 ekor ternak yang sakit. Sebanyak 3.467 hewan ternak sembuh, 197 mati dan telah di potong bersyarat sebanyak 161 ekor. sehingga sisa kasus PMK sebanyak 7.107 ekor ternak.
Jogo Ternak, Kearifan Lokal Penanganan PMK dari Jateng
Selain D.I Yogyakarta, Suharyanto dan rombongan juga menyambangi Kota Semarang untuk meninjau penanganan wabah PMK di Provinsi Jawa Tengah. Rombongan tiba di Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah pada Rabu (27/07/2022) pagi disambut Sekda Jawa Tengah, Sumarno.
Suharyanto memberikan apresiasinya kepada warga Jawa Tengah yang telah memiliki strategi berbasis kearifan lokal untuk saling menjaga hewan ternak masing-masing yang dikenal dengan Jogo Ternak.
“Kalau masa Covid-19 ada Jogo Tonggo, sekarang wabah PMK ada Jogo Ternak, bagus harus ditingkatkan sehingga bisa saling jaga dan bisa menekan angka tertular,” ujar Suharyanto.
Sementara itu, wabah PMK di Provinsi Jawa Tengah telah terindentifikasi sebanyak 54.086 kasus dengan 26.714 ekor sembuh, 494 ekor mati dan 947 ekor dipotong bersyarat. Sehingga sisa kasus PMK di wilayah Jawa Tengah sebanyak 25.931 ekor ternak.
Dalam kunjungannya, Suharyanto juga memberikan 800 buku saku satgas PMK dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk percepatan penanganan penanganan PMK kepada masing-masing provinsi.(***)