JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjalin kerja sama dengan Surrey University Inggris dalam upaya penguatan penelitian bidang pariwisata, sehingga dapat berdampak pada pengembangan pariwisata Indonesia yang inklusif, berkelanjutan, produktif, dan memberikan dampak pada kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Kerja sama ini meliputi program lokakarya penelitian serta konferensi penelitian bersama. Selanjutnya juga akan diadakan program _benchmarking_ pengembangan dan daya saing pariwisata Indonesia secara nasional dan global serta program pertukaran aktif dan kunjungan singkat.
Kerja sama ini ditandai dengan hadirnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sebagai pembicara dalam forum Kuliah Eksklusif di Surrey University Inggris, Selasa (8/11/2022).
Mengusung tema “Tourism in Indonesia, How to Excel in the time of Crisis” yang digelar bertepatan dengan partisipasi aktif Indonesia pada World Travel Market 2022 di Excel Center yang dihadiri lebih dari 180 negara, Menparekraf Sandiaga mengapresiasi inisiasi Surrey University untuk hadir bersama pemerintah Indonesia melakukan kegiatan yang berorientasi pada pemulihan ekonomi dan mendorong pemanfaatan pariwisata sebagai faktor pendorong.
Menparekraf Sandiaga mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya menjalin kerja sama dengan para pemangku kepentingan terkemuka di pasar utama. Surrey University selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan yang memiliki bidang ajar dan riset bidang pariwisata terbaik di Inggris.
“Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan kajian-kajian strategis yang dapat dijadikan rekomendasi mengenai _safety awareness_ yang perlahan tercipta dalam pola pikir para pelaku usaha pariwisata di Indonesia dan juga wisatawan dalam menyikapi setiap krisis di destinasi pariwisata. Kesadaran untuk terus menerapkan protokol kesehatan yang disiplin, sehingga dapat menghidupkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Menparekraf Sandiaga.
Menparekraf mengatakan nantinya kerja sama ini juga akan menghadirkan pelatihan-pelatihan untuk personil Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta sarjana dari Universitas Surrey yang diharapkan dapat membangun kapasitas pemimpin di sektor publik ini.
Kolaborasi juga akan menghadirkan pelatihan untuk para profesional bidang pariwisata, perhotelan, event, dan lainnya.
Terkait kurikulum, akan ada kerja sama pengembangan perguruan tinggi di bidang pariwisata, perhotelan, dan _event management_ yang menjadi pilar penting dalam kebangkitan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata dan kreatif.
“Kemenparekraf mengoperasikan enam politeknik pariwisata vokasi guna menghasilkan dan mengembangkan tenaga pariwisata yang kompeten. Yang pada akhirnya juga bercita-cita menghasilkan wirausahawan pariwisata yang akan menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Sandiaga.
Surrey University tertarik bekerja sama dengan Kemenparekraf karena Indonesia saat ini dikenal sebagai tujuan wisata internasional yang sedang berkembang juga aktif memperkuat penggunaan teknologi digital untuk mempermudah perjalanan dan transaksi bagi wisatawan.
Perusahaan pariwisata yang sebagian besar adalah UMKM akan diuntungkan dengan makin terakselerasinya usaha sektor pariwisata ke digitalisasi.
“Kegiatan ini guna menanamkan jejaring dalam rangka mengembalikan kepercayaan wisatawan asing untuk berwisata ke Indonesia untuk pemulihan ekonomi nasional. Kami percaya bahwa kita harus terus memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat secara komprehensif, sehingga kita harus mengubah kebangkitan kita yang berupa kurva K (keadaan di mana yang kuat akan semakin kuat dan yang lemah akan semakin lemah) menjadi Kurva V (agar lebih kuat, adil, dan seimbang),” kata Menparekraf.
“Diharapkan industri pariwisata di Indonesia mulai bergerak dan semangat untuk kembali berkarya serta memberikan edukasi dalam penerapan protokol baru bagi pelaku usaha pariwisata, masyarakat pengelola destinasi pariwisata, researcher, dan masyarakat umum yang mengikuti kegiatan tersebut,” kata Menparekraf.