JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pihaknya akan terus memperkuat pelatihan dan pendampingan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya di desa wisata agar dapat memberikan pelayanan maksimal kepada wisatawan.
Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga Uno terkait video viral dari seorang wisatawan mancanegara (wisman) yang menyebut Desa Wisata Sade sebagai “Scamming Village”.
“Kami meyakini bahwa Desa Wisata Sade adalah desa yang indah, dengan kekuatan budaya dan ekonomi kreatif serta masyarakatnya. Saya sudah beberapa kali ke sana dan kita akan terus lakukan pendampingan dan pelatihan termasuk peningkatan kemampuan bahasa Inggris masyarakat,” kata Menparekraf Sandiaga dalam “Weekly Brief with Sandi Uno”, Senin (19/12) secara hybrid dari Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Terkait persepsi yang disampaikan seorang wisman di media sosial tentang Desa Wisata Sade adalah kesalahan persepsi dan komunikasi. Karenanya Menparekraf Sandiaga mengapresiasi gerak cepat dari masyarakat Desa Wisata Sade termasuk anggota tim Monev KEK Kemenparekraf, Taufan Rahmadi yang menaruh perhatian lebih terhadap isu ini.
“Sebelumnya yang terjadi adalah salah persepsi karena kedua pihak tidak berkomunikasi dengan baik dan lancar sehingga terjadi penggiringan opini terhadap Desa Wisata Sade yang dikesankan tidak memperlakukan wisatawan dengan baik,” kata Sandiaga.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya meningkatkan kemampuan komunikasi masyarakat di dalamnya.
“Pendampingan nantinya juga akan melibatkan Poltekpar Lombok. Selain bahasa Inggris, juga akan ada pendampingan terhadap produk ekraf agar ada standardisasi kualitas dan juga harga dengan batasan-batasan harga produk ekraf yang layak dan pantas untuk daerah Lombok Tengah,” kata Sandiaga.
Ketua Pokdarwis Desa Wisata Sade, Sanah, mengatakan apa yang dipersepsikan seorang wisman di media sosial sangatlah tidak benar. Masyarakat Desa Wisata Sade sudah sejak lama sangat terbuka terhadap wisatawan dan selalu berusaha menjadi tuan rumah yang baik.
“Namun dengan segala keterbatasan, kami tidak bisa berkomunikasi dengan baik kepada wisatawan yang mencecar pertanyaan kepada warga lokal. Tapi intinya kami selalu berusaha menjadi tuan rumah yang baik agar kami bisa menjadi lebih baik. Kami sudah mengidentifikasi apa yang menjadi kekurangan kami dan insyaallah kami sudah mulai berbenah diri untuk menjadi lebih baik” kata Sanah.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf secara daring dan luring.