YOGYAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan International Labor Organization (ILO) menggelar pelatihan Training of Trainers (TOT) on Transitioning to a Green and Blue Economy di Yogyakarta.
Pelatihan yang digelar pada 22 – 26 April 2024 di Hotel INNSide By Melia, Yogyakarta, ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang ekonomi hijau dan biru, menyebarluaskan praktik ekonomi hijau dan biru dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dan menarik minat generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan kepariwisataan.
Dalam sambutannya di INNSide Hotel by Melia, Yogyakarta, Senin (22/4/2024), Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kemenparekraf/Baparekraf, Diah Martini Paham, mengatakan bahwa Kemenparekraf/Baparekraf dan ILO telah bekerja sama dalam pengembangan kepariwisataan di Indonesia. Pada 2023, Kemenparekraf dan ILO menyelenggarakan workshop _Introduction to ILO Training Modules for Community-based Sustainable Coastal Tourism Development_ secara daring yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang praktik pariwisata berkelanjutan.
“Tahun ini, Kemenparekraf bekerja sama dengan ILO menyelenggarakan workshop _Developing the Occupational Map for the Function Areas of Biodiversity Conservation and Protected Area Management in the Sustainable Tourism Sector_ dan _ToT Transitioning to a Green and Blue Economy_. Saya harap kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini dapat terus berlanjut di masa depan,” kata Diah Paham.
_Green economy_ atau ekonomi hijau merupakan sebuah konsep ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi risiko kerusakan lingkungan, termasuk upaya-upaya untuk mengurangi dampak emisi karbon dan dampak lainnya terhadap lingkungan.
Sedangkan _blue economy_ atau ekonomi biru merupakan sebuah konsep yang menggabungkan pemanfaatan sumber daya laut dengan pendekatan berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, pelestarian ekosistem laut, dan menciptakan lapangan kerja.
Lebih lanjut, Diah menjelaskan bahwa sektor parekraf memiliki peluang yang besar untuk mewujudkan ekonomi hijau dan biru. Pada tahun 2023, sektor pariwisata menyerap 21,93 juta tenaga kerja dan menyumbang devisa sebesar 10,46 miliar dolar AS sampai dengan September 2024. Sedangkan sektor ekonomi kreatif menyumbang nilai tambah sebesar Rp1.050 triliun dan nilai ekspor ekraf sebesar 17.38 miliar dolar AS.
Peluang tersebut ditambah dengan adanya tren _sustainable lifestyle_, yang mencakup _responsible consumption_, _sustainable mobility_, _sustainable food_, _sustainable design_, _recycle and use less plastic_, dan _environmental education_.
“Adapun tantangan yang dihadapi oleh sektor parekraf dalam mewujudkan ekonomi hijau dan biru adalah kurangnya tenaga kerja terampil di bidang pariwisata yang disebabkan oleh banyaknya generasi muda yang memilih sektor lain sebagai pilihan karir dan _triple planetary crisis_, yaitu perubahan iklim, polusi, dan degradasi biodiversiti,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf, Ika Kusuma Permana Sari, menyampaikan harapannya terhadap pelaksanaan kegiatan TOT ini yang merupakan salah satu komitmen Kemenparekraf/Baparekraf dalam menyebarluaskan praktik pariwisata berkelanjutan, dimana isu terkait ekonomi hijau dan biru menjadi salah satu perhatiannya. Ika berharap bahwa prinsip-prinsip ekonomi hijau dan biru dapat diimplementasikan oleh semua pemangku kepentingan.
“Dengan mengenalkan prinsip-prinsip tersebut secara terus menerus, saya percaya akan membawa pesan positif tentang pengembangan pariwisata di Indonesia kepada generasi muda yang _concern_ akan praktik hijau dan mampu menarik minat generasi muda untuk berkontribusi pada pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif dan menjadikan sektor ini sebagai pilihan karir,” kata Ika.
Kegiatan TOT on Transitioning to a Green and Blue Economy ini diikuti oleh 30 peserta dari lingkungan Kemenparekaf/Baparekraf dan pemangku kepentingan terkait di Yogyakarta.