JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Asosiasi Gim Indonesia kembali mendukung pengembang gim lokal untuk berpartisipasi dalam pameran gim terbesar dunia “Gamescom 2024” yang akan berlangsung di Koln, Jerman, pada 21 hingga 25 Agustus 2024.
“Ini adalah _event_ gim di mana _sellers meet buyers_ dan konsumen juga bertemu langsung dengan _seller_, sehingga diharapkan akan terjadi transaksi,” kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” yang berlangsung secara hybrid, Senin (12/8/2024).
Sebagai salah satu event gim bisnis (B2B) dan konsumen (B2C) dunia, Gamescom pertama kali diadakan pada 2009 dan selalu masuk ke dalam kalender event yang diikuti oleh _developer_ dan _publisher_ gim tingkat dunia setiap tahunnya.
Tahun ini ada 10 perusahaan gim lokal yang telah terkurasi. Yakni Agate, Berangin Creative, Fat Raccoon Games, Frame Rats Digital, Gambir Studio, Gingersun, Glory Jam, Klapanom, Niji Games, dan Plexus Studio & Oray Studio.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Ni Made Ayu Marthini, mengatakan partisipasi 10 pengembang gim Indonesia di Gamescom 2024 merupakan hasil kolaborasi yang apik dari seluruh pihak termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
“Kita ingin Indonesia tidak hanya sebagai _market_, tapi harus menjadi pelaku. Kita juga berharap ke depan sinergi antara pelaku gim dan pemerintah akan semakin kuat sehingga di tahun depan bisa lebih banyak (pengembang gim lokal) yang bisa berpartisipasi,” ujar Made.
Potensi dan kualitas gim-gim lokal saat ini sudah tidak perlu diragukan. Made menjelaskan, di platform distribusi gim Steam Asia tahun 2024, terdapat 256 gim hasil karya pengembang gim lokal.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kementerian Perdagangan, Merry Maryati, mengatakan dalam mendukung pengembangan gim lokal, Kementerian Perdagangan memiliki berbagai program. Pertama, secara rutin menyelenggarakan pertemuan dan diskusi dengan pengembang gim juga studio lokal yang sudah memiliki kompetensi di pasar global.
“Mereka akan _sharing pengalaman_ dan kami menggelar acara di kota-kota yang pengembang gimnya lumayan banyak seperti di Pulau Jawa termasuk Bandung, Yogyakarta, Malang, Banten, dan kota lainnya. Topik yang diangkat juga beragam seperti tentang cara mencari _publisher_ yang baik, pengembangan IP (Intellectual Property), sampai cara mencari pembiayaan sampai dengan pemasaran supaya mereka siap masuk ke pasar global,” ujar Merry.
Selain itu, ujar Merry, Kementerian Perdagangan melakukan pendukungan bagi pengembang gim lokal untuk berpartisipasi di event internasional, seperti di Gamescom 2024 yang berkolaborasi dengan Kemenparekraf.
Hal senada dikatakan Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Puji Hastuti. Ia mengatakan, industri gim di DKI Jakarta terus berkembang, bahkan pertumbuhannya lebih besar dibanding dengan PDRB DKI Jakarta.
“Tahun 2022 perkembangan gim dan digital ini mencapai 8,8 persen, sedangkan PDRB DKI itu 5,7 persen, jadi perkembangannya lebih cepat. Kami terpacu untuk selalu mengikutsertakan gim dari Jakarta,” ujar *Puji*.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Gim Indonesia, Adam Ardisasmita, mengungkapkan potensi transaksi pengembang gim lokal di ajang Gamescom selalu meningkat sejak pertama kali ikut serta di tahun 2019. Di mana di tahun 2022 potensi transaksinya mencapai 75 juta dolar AS dan pada tahun 2023 meningkat menjadi 150 juta dolar AS.
“Ini artinya naik terus angkanya, dan konsistensi itu penting karena mitra bisnis melihat Indonesia sebagai negara yang produksi gimnya baik,” ujar Adam.
Ia pun menyampaikan apresiasi atas dukungan dari berbagai pihak untuk memfasilitasi partisipasi pengembang gim lokal turut serta dalam ajang Gamescom 2024 di Jerman.
“Kami memandang Gamescom seperti ‘naik hajinya’ gim _developer_, karena akan ada _buyer_ dari Amerika Serikat, Eropa, Jepang, yang datang ke sana. Selain itu, ajang ini juga menjadi kesempatan bagi _developer_ Indonesia untuk mendapat _funding_ dan bantuan _publisher_ untuk memasarkan (gim) ke pasar global,” kata Adam.