SURABAYA(CIO) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/ Baparekraf) mendorong 30 peserta pelaku ekonomi kreatif agar memaksimalkan tahapan bootcamp dan pitching program “Islamic Creative Economy Funder Fund (ICEFF)” sehingga dapat menjalin kemitraan dengan investor maupun lembaga pendanaan syariah guna pengembangan usaha.
“Islamic Creative Economy Founders Fund (ICEFF) 2022” merupakan program Kemenparekraf/ Baparekraf yang mempertemukan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya industri halal di subsektor kuliner, kriya, aplikasi, dan modest fashion untuk mendapatkan dukungan pendanaan dari lembaga keuangan dan pemodal dalam mengembangkan bisnis.
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah, saat membuka kegiatan bootcamp dan pitching program “ICEFF 2022” di Four Point, Surabaya, Sabtu (16/07/2022), mengatakan Kemenparekraf melalui Direktorat Akses Pembiayaan tidak hanya memfasilitasi pelaku ekraf agar mendapatkan akses pembiayaan, namun juga dibekali ilmu dalam menggaet investor.
“Jadi peserta akan mendapat edukasi dan simulasi dalam mempersiapkan pitching serta kesempatan pitching di depan lembaga pendanaan syariah dan investor,” kata Hanifah.
Program bootcamp dan pitching ini sebelumnya telah dilaksanakan di kota Bandung yang diikuti 30 pelaku ekraf dari 4 subsektor, yakni fesyen, kuliner, kriya, dan aplikasi. Kini dilanjutkan di kota Surabaya yang berlangsung pada 16-17 Juli 2022 dan diikuti 30 pelaku ekraf, yang terdiri dari 19 subsektor kuliner, 4 kriya, 5 modest fasyen, dan 2 aplikasi.
“Saya mengucapkan selamat dan good luck kepada 30 peserta yang terpilih mengikuti bootcamp dan pitching di kota Surabaya. Hari ini kita diajari bagaimana mengelola bisnis, bagaimana membuat proyeksi ke depannya, bagaimana menghitung kebutuhan anggaran investasi, karena banyak sekali pelaku usaha kita yang mesti ditanya. Jadi, saya harapkan bootcamp dan pitching hari ini bisa dimaksimalkan, jangan ragu untuk bertanya agar mendapatkan realisasi permodalan untuk memajukan usahanya,” kata Hanifah.
Hanifah juga mendorong para peserta agar memanfaatkan digitalisasi dalam pengelolaan keuangan, sehingga bisa tercatat dengan rapi dalam pembuatan laporan keuangan.
“Going digital itu penting. Going digital di sini bukan hanya Bapak Ibu menjual produknya di marketplace, tapi bagaimana Bapak ibu menggunakan pembayaran secara cashless, secara digital, karena menggunakan pembayaran digital itu, pemasukan otomatis tercatat, kalau masih cash kan bisa lupa. Kalau sudah digital pasti tercatat. Kemudian nanti dari digital itu bisa diolah menjadi laporan keuangan,” kata Hanifah.
Koordinator Perbankan Kemenparekraf/ Baparekraf, Mugiyanto mengatakan, total terdapat 223 pelaku usaha yang mendaftar melalui website. Namun setelah dilakukan kurasi, diputuskan 30 pelaku ekonomi kreatif yang berhak mengikuti bootcamp serta pitching program dalam “ICEFF 2022” di Surabaya.
“Kami berharap peserta bisa memanfaatkan dan menyimak tips dan trik yang disampaikan narasumber sebagai masukan sebagai untuk tahapan pitching besok,” kata Mugiyanto.(***)