SURAKARTA(CIO) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/ Baparekraf) menghadirkan workshop ‘tradisional spa’ sebagai wadah bagi para peserta International Wellness Tourism Conference & Festival (IWTCF) 2022 untuk merasakan langsung sensasi spa tradisional menggunakan metode warisan leluhur keraton dan penggunaan rempah-rempah khas Indonesia.
Dalam workshop ini Kemenparekraf menghadirkan pemateri dari Tradisional Spa by Worro H. Astuti, Master Spa of Nurkadhatyan Spa, di Hotel Alila Solo, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Ahad (07/08/2022).
Nurkadhatyan sendiri merupakan rumah dari tradisi spa ritual Jawa yang otentik. Dikatakan Worro Astuti, ritual ini lahir dari lima putri Yogyakarta yang terinspirasi oleh sebuah kearifan yang mendefinisikan keindahan dan keagungan kerajaan di Jawa. Hanya dengan menggunakan bahan-bahan alami, tradisional dan otentik, ritual Nurkadhatyan spa membawa seseorang ke dalam perjalanan Royal Javanese spa experience the life of the Royal Family.
“Seni perawatan tradisional ala kerajaan adalah seni memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, murah, dimana-mana ada, dan ini unik karena menggunakan bahan-bahan tradisional,” kata Worro.
Tradisional spa ala keraton ini menganut prinsip Jawa kuno yang kuat dan teknik pijat yang juga diikuti dengan ritual seperti metode pelayanan mulai dari “Ngunjuk Raos” (minum jamu); memilih rempah-rempah asli Yogyakarta yang segar untuk bahan, seperti kayu manis, temugiring, jeruk nipis, minyak kelapa, dan cengkih; “Sutra Lumarabing” (menyelimuti tubuh dengan sutra); dan terakhir “Kungkum Rempah Arum” (mandi herbal), untuk memberikan pengalaman perawatan tubuh yang unik.
“Selendang sutra sendiri memiliki filosofi yang mendalam, karena kain itu dimanfaatkan menurut pikiran kita, dibikin baik jadi baik, dibikin jelek jadinya jelek,” katanya.
Para peserta pun turut aktif memperhatikan dan mengikuti gerakan-gerakan yang dicontohkan oleh Worro. Ada satu gerakan yang menarik perhatian para peserta workshop, dimana gerakan ini dikhususkan untuk pasangan suami istri agar hubungan mereka semakin erat.
“Jadi gerakan ini untuk otot dasar panggul. Dengan gerakan ini, membuat pasangan suami istri semakin erat karena ada aliran energi yang mengalir diantara keduanya, mereka saling terkoneksi. Di sisi lain juga bermanfaat bagi wanita untuk meredakan nyeri saat menstruasi,” ujarnya.
Worro Astuti pun berharap melalui pengalaman unik yang ia hadirkan dalam spa tradisional ini industri wellness Indonesia dapat meningkat dan menjadi daya tarik bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
“Jadi pariwisata Indonesia itu tidak hanya melalui tempat-tempat wisata, tapi pariwisata itu juga meliputi spa-spa tradisional yang menggunakan bahan-bahan alami seperti ini, sehingga menarik wisatawan untuk mencobanya,” katanya.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/ Baparekraf Rizki Handayani yang juga menjadi peserta workshop, mengatakan pengalaman spa tradisional ini begitu luar biasa. Selain badan menjadi sehat, kita juga mendapat experience yang tidak diberikan di tempat lain.
“Spa tradisional yang unik dan menarik ini perlu kita gaungkan agar lebih banyak wisatawan yang datang berkunjung ke Indonesia untuk menikmati produk wellness yang Indonesia miliki,” ujar Rizki.(***)