Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Joko Intarto: Story Telling

(CIO) — Beberapa orang bertanya kepada saya, bagaimana teknik membuat ”story telling”. Konsep story telling dibangun dari narasi yang sederhana tentang satu fragmen kehidupan sehari-hari yang berkorelasi dengan tujuan komunikasi.

Contoh sederhananya begini. Saya ingin mengomunikasikan aplikasi kalkulator zakat dengan tujuan agar masyarakat bisa menghitung zakat sendiri dengan mudah dan akurat. Saya bisa memulainya dengan menceritakan pengalaman seseorang yang begitu gampangnya menghitung zakat profesi berkat aplikasi kalkulator zakat itu.

Meski cerita bisa berupa karangan dengan tokoh fiktif, akan lebih baik bila tokohnya benar-benar nyata. Menggunakan tokoh nyata akan meningkatkan kepercayaan pembaca. Maka, tujuan yang hendak dicapai akan lebih berhasil.

Agar memperkuat cerita, ada baiknya narasi itu dilengkapi dengan foto atau video pendek tentang tokoh cerita. Pada akhir artikel, ajaklah pembaca mencoba aplikasi kalkulator zakat agar merasakan pengalaman langsung.

Pentingkah memasukkan unsur dramatisasi dalam story telling? Di masa lalu, banyak orang yang mengeksploitasi kesedihan, kemalangan nasib dan penderitaan seseorang sebagai ”bahan jualan”. Seiring waktu, dramatisasi mulai diganti dengan menjual ”harapan” untuk kehidupan yang lebih baik.

Semoga tips singkat ini bermanfaat.(jto)

(***)

Penulis: Joko Intarto.