Oleh: Joko Intarto
(CIO) — Saya sengaja datang ke lokasi vaksinasi Covid-19 di Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng, sepagi mungkin. Ternyata kalah cepat. Pada pukul 07:30 WIB saya menjadi peserta nomor 17.
Berurutan dengan saya, 5 orang rombongan peserta yang kebetulan non-muslim. Mereka adalah para pengurus sekolah Kanisius.
Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah dan Sekolah Kanisius merupakan tetangga dekat. Semua siswa Kanisius yang muslim melaksanakan shalat Jumat di masjid Muhammadiyah. Menjelang jam pulang, mobil-mobil penjemputan siswa dan guru Kanisius biasa parkir di halaman Gedung PP Muhammadiyah.
Tak ada penolakan peserta non muslim seperti yang pernah diviralkan portal berita ecek-ecek dua pekan lalu. PP Muhammadiyah bahkan punya petugas khusus untuk melayani mereka. Tugasnya memandu sejak dalam perjalanan menuju ke lokasi vaksinasi dan mendampingi selama proses vaksinasi berlangsung.
Saya sudah selesai vaksin. Tinggal menunggu observasi akhir, kalau-kalau ada reaksi dalam 30 menit setelah penyuntikan. Dua dari lima peserta non muslim itu tertahan di tengah proses. “Tekanan darahnya terlalu tinggi. Harus istirahat dulu,” kata petugas sambil mengantarkan mereka masuk ke ruang santai.
“Penyebabnya tidak jelas. Padahal saya sudah yakin bahwa vaksinasi ini baik-baik saja, eh begitu lihat antrean kok tensi saya naik tinggi,” kata Pak Billy.
Terima kasih kepada seluruh tim medis dan panitia pelaksana PP Muhammadiyah. Saya sudah mendapat dua kali vaksinasi.(jto)