(CIO) — Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang awalnya berbasis Sumber Daya Alam (SDA) yang kemudian menjadi berbasis Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini berbeda dengan kondisi Indonesia yang sebagian besar masih mengandalkan SDA, sehingga seolah mengesampingkan SDM yang justru sangat berpotensi. Sebagai contoh banyaknya kasus korupsi menandakan lemahnya SDM yang selalu berorientasi pada materi.
Peluang sektor perdagangan
Di sektor perdagangan, kita bisa mengambil peluang melalui kewirausahaan dan ekonomi kreatif. Keduanya dirasa sangat berpotensi menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Ekonomi kreatif di Indonesia mulai terdengar pada 2006. Oleh sebab itu, pada tahun yang sama pemerintah sendiri mulai meluncurkan program “design power” di jajaran Departemen Perdagangan. Dengan adanya program tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan secara kreatif dan inovatif.
Namun, seiring berjalannya waktu, program ekonomi kreatif belum menjalar ke seluruh wilayah di Indonesia. Padahal, jika dimaksimalkan akan membuahkan hasil yang memuaskan, sebab para pemuda saat ini sangat membutuhkan itu. Selain untuk mengurangi angka pengangguran, ekonomi kreatif juga dianggap mampu meningkatkan perekonomian, baik individu maupun kelompok.
Peluang besar pula bagi pemerintah untuk serius dalam mengentaskan pengangguran melalui sektor perdagangan. Sebab, pemuda saat ini dikenal dengan generasi milenial. Istilah generasi milenial ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Generasi milenial merupakan istilah lain dari generasi Y, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga tahun 2000-an atau jika dihitung umur berkisar antara umur 40an tahun. Hal tersebut merupakan usia yang sangat produktif untuk diberdayakan, sehingga harapannya nanti mereka akan menjadi generasi bangsa yang kuat.
Dewasa ini generasi milenial terus diperbincangkan, mulai dari segi moral, pendidikan, hingga eksistensinya di media sosial serta penggunaan teknologi. Jangan heran generasi ini merupakan generasi khusus yang tidak bisa terlepas dari teknologi. Mulai dari ia lahir sudah ada TV, handphone, hingga internet yang menjadi kebutuhan pokok generasi ini. Maka sudah sewajarnya jika ia lebih memilih eksistensi didunianya sendiri. Lagi-lagi ini menjadi peluang besar bagi bangsa Indonesia. Sebab, secara tidak langsung generasi milenial tersebut merupakan generasi yang melek media. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat bersaing di sektor perdagangan yang dikemas dengan kreatif melalui teknologi.
Mengingat Riau mayoritas penduduknya merupakan masyarakat yang konsumtif, maka dengan perpaduan antara teknologi dengan sektor perdagangan dirasa sangat efektif untuk meningkatkan perekonomian Riau baik secara individu maupun kelompok, serta dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada warga negara.
Konsep kewirausahaan dan ekonomi kreatif
Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari SDM sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ini artinya, pengembangan pada sektor perdagangan berfokus pada pemberdayaan SDM.
Mengenai konsep ekonomi kreatif yang ditawarkan yakni bisa dalam bentuk kerajinan tangan, pengolahan bahan bekas yang diolah sehingga menjadi bentuk karya yang bermanfaat. Sebagai contoh potongan kayu balok besar jika diolah sedemikian rupa maka akan menjadikan barang-barang yang kreatif dan unik yang bernilai jual tinggi. Sebaliknya, jika potongan kayu tersebut hanya dijadikan kayu bakar ataupun sebagai kayu penyangga maka harganya tidak semahal yang diolah menjadi barang yang kreatif dan unik tersebut.
Di sisi lain ekonomi kreatif juga dimaksudkan untuk pemberdayaan pemuda, sehingga harapannya para pemuda desa tidak lagi merantau jauh hingga ke ibu kota dan kota-kota lainnya. Ibu kota Jakarta merupakan salah satu tujuan para pemuda untuk mengais rezeki. Banyaknya pemuda desa yang merantau akan berdampak buruk dan dapat menurunkan perekonomian desa. Mereka lebih bangga merantau dan memilih menjadi “budak” di negerinya sendiri.
Lalu siapa yang diuntungkan? Tentu jika hal ini tidak segera diatasi maka yang paling diuntungkan adalah perusahaan yang menjadi tempat ia bekerja ketika di perantauan. Lebih-lebih jika perusahaan itu milik asing. Ini menjadi PR bersama, bagaimana agar mengentaskan pengangguran tanpa menciderai dirinya sendiri. Hal ini juga merupakan PR bagi pemerintah Desa untuk bisa memberdayakan para pemuda desa yang bisa berpotensi untuk ikut serta dalam membangun dan memajukan desa.
Dengan adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dirasa sangat membantu dalam meningkatkan perekonomian desa. Dengan demikian maka tidak ada lagi istilah desa tertinggal.
Dengan konsep kewirausahaan dan ekonomi kreatif ini maka akan memberikan stimulus untuk dapat menyadarkan kepada masyarakat akan pentingnya berwirausaha. Salah satu upaya yang harus dilakukan ialah memberikan pelatihan, dengan pelatihan tersebut diharapkan masyarakat dapat berkreasi pada sesuatu yang ada disekitarnya, misalnya dengan mengolah limbah harian yang terbuang sia-sia bisa dijadikan menjadi barang yang bernilai ekonomi tingggi.
Maka, dengan begitu pemerintah harus mengawalinya mulai dari management hingga marketing, dalam hal ini pendampingan pasca pelatihan.
Kewirausahaan dan ekonomi kreatif tidak hanya berbicara pada pengolahan barang bekas atau limbah saja, namun dapat juga dalam bentuk kreatifitas lainnya. Seperti kreatif dalam periklanan sebuah produk, arsitektur. Desain kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan, fashion, seni pertunjukan, dan masih banyak lainnya yang berpotensi untuk dijadikan sebagi kreatifitas dalam berwirausaha.
Efek kewirausahaan dan ekonomi kreatif
Dengan adanya kewirausahaan dan ekonomi kreatif tersebut maka akan menciptakan lapangan kerja baru, menjadikan masyarakat lebih aktif dan produktif, serta dapat menambah income sehingga bisa menopang perekonomian masyarakat tanpa harus berpikir untuk merantau ke luar kota atau bahkan luar negeri.
Dalam era ekonomi kreatif, telah tumbuh kekuatan ide yang fenomenal, dimana sebagian besar tenaga kerja kini berada pada sektor jasa atau menghasilkan produk abstrak, seperti data, software, berita, hiburan, periklanan, dan lain-lain. Tidak heran jika di era ekonomi kreatif, tersedia modal yang sangat banyak tetapi justru ide bagus yang sangat kurang.
Jadi, pemilik modal sepertinya kehilangan kekuatan di abad ke-21 ini, sedangkan wirausahawan dan pemilik idelah yang memegang peranan. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia secara kolektif perlu diintegrasikan kedalam sistem perekonomian Indonesia secara utuh, sehingga Indonesia memiliki ketahanan ekonomi sekaligus ketahanan budaya.
Dengan demikian jelas bahwa jika kewirausahaan dan ekonomi kreatif benar-benar dikembangkan maka akan mengurangi angka pengangguran hingga akar rumput, yakni lingkup desa. Maka pemerintah desa harus berperan dalam hal pemberdayaan masyarakat agar dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada warganya. Sebab, kreativitas tidak boleh dibiarkan terkubur di dalam diri masyarakat begitu saja. Kreativitas adalah sesuatu yang membuat kita berbeda dari orang lain. Hanya orang yang berani mengambil peluang yang akan menghasilkan kreativitas yang bernilai. Bakat dan kreativitas secara tidak langsung membangun pemikiran yang kuat.
Pemikiran kreatif yang luar biasa diterjemahkan menjadi suatu benda yang nyata. Terlebih, saat ini dunia bisnis telah mengalami pergeseran paradigma tentang SDA sebagai tulang punggung utama bisnis. Di era yang modern ini, SDA sudah semakin terbatas sehingga menyebabkan Ekonomi Kreatif sebagai alternatif utama yang sangat menjanjikan mengingat Negeri ini mempunyai sumber daya yang melimpah. Selain itu peminat terbesar dipasaran saat ini ialah hal-hal yang anggap kreatif.
Riau berpotensi menjadi negeri yang kuat jika disertai dengan kegigihan para pemudanya dalam membangun Indonesia disektor perdagangan ini. Untuk mewujudkan semuanya itu juga perlu adanya penyadaran bersama akan pentingnya membangun negara ini dengan keteguhan para generasi penerusnya.
(***)
Penulis: UQ Tuah Mawlana Rumi